"Kamu berhak merasakan bahagia."
Happy Reading!!
Aland yang melihat adiknya diam saja sedari tadi langsung saja ia menepuk lengan adiknya pelan.
"Zahra," ucap Aland membuat lamunan Zahra buyar.
"Eh iya bang."
"Kamu mikirin apa sih?"
"Bukan apa-apa kok bang."
"Serius, Ra?"
"Iya abang aku."
"Abang duluan ya, abang tunggu di depan pemakaman aja sambil ngopi di warung."
"Iya nanti aku nyusul."
Aland pun pergi meninggalkan Zahra sendirian di makam Reynand. Zahra melihat nama seseorang di batu lisan itu kembali ia mengusap nama itu perlahan. Air matanya lolos begitu saja tanpa ia cegah lagi.
"Assalamualaikum Nanand. Maafin Rara ya Rara baru sempat kesini lagi. Rara rindu Nanand," ucap Zahra menahan isak tangisnya.
"Nanand apa kabar disana? Nanand kalo aja waktu bisa Rara putar kembali Rara gak akan mau kehilangan Nanand hiksss... hiksss... Nanand? Kenapa dulu gak pernah bilang kalo Nanand sakit parah? Kenapa Nanand selalu baik-baik saja didepan Rara, bahkan selalu ada dan mau nurutin semua kemauan Rara. Kenapa Nanand gak pernah bilang hiksss... hiksss... Rara nyesal banget udah jadi sahabat yang gak selalu ada untuk Nanand bahkan disaat Nanand berjuang untuk hidup pun hiksss... Rara gak ada disamping Nanand hiksss... hiksss..." ucap Zahra menangis sesenggukkan.
"Rara rindu Nanand. Sampai kapan pun nama Nanand masih ada di hati kecil Rara namun di tempat berbeda."
"Nanand gak perlu khawatir lagi sekarang. Rara udah punya sahabat yang selalu ada untuk Rara. Mereka sama halnya dengan Nanand, Rara sayang mereka," ucap Zahra sambil menghapus air matanya.
"Oh iya Rara juga mau kasih tau Nanand. Kalo sekarang Rara udah punya pacar namanya Revanza Mel Aldebran. Revan orangnya dingin banget tapi Rara berhasil mencairkan es itu dengan perlahan. Tapi sekarang sikap Revan berubah lagi dan Rara gak tau karena apa hiksss...hiksss..."
Semilir angin pun berhembus pelan menandakan seseorang yang sudah jauh disana sedang mendengarkan semua ceritanya.
"Kapan-kapan Rara bakal ajak Revan ketemu Nanand ya, Nanand pasti setuju kalo Rara pacaran dengan Revan hehehe. Nanand, Rara kesini bawain bunga kesukaan Nanand mawar putih, semoga Nanand suka ya. Kalo begitu Rara izin pulang dulu ya, kalo Rara ada waktu luang Rara bakal berkunjung ke makam Nanand lagi," ucap Zahra lalu meletakkan bunga mawar itu ditanah makam Reynand.
Zahra berjalan menuju depan pemakaman menyusul abangnya yang sedang meminum kopi di warung.
"Abang," panggil Zahra kepada Aland.
"Eh Rara udah selesai?" tanya Aland.
"Udah kok, yuk pulang."
"Sabar abang bayar dulu."
Aland membayar pesanannya tadi setelah selesai mereka berdua pergi menuju parkiran mobil. Aland dan Zahra langsung masuk ke dalam mobil, Aland langsung saja melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.
****
Setelah 30 menit di perjalanan akhirnya mereka pun sampai dirumah. Aland dan Zahra langsung mencuci kaki dan wajah di air keran taman depan rumahnya. Mereka berdua langsung masuk ke dalam rumah."Aku cek ponsel dulu lah siapa tau ada notif dari Revan," gumam Zahra saat sudah dikamarnya.
"Hehehe taunya nggak ada," ujar Zahra tertawa pelan saat mendapati tidak ada notif masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Fiksi Remaja"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...