Pagi hari pun sudah tiba, mereka mulai sibuk melakukan kegiatan masing-masing. Sedangkan Zahra dan Revan sudah berada disekolah namun mereka memutuskan untuk duduk di kantin terlebih dahulu.
"Ra," ucap Revan.
"Iya Revan."
"Gimana keadaan kamu?" tanya Revan.
"Aku udah baikkan kok."
"Alhamdulillah, ini kupluknya ganti lagi?"
"Hehehe iya."
"Kemarin kuda poni sekarang doraemon."
"Hehe iya Rev, kebetulan aja aku banyak banget beraneka ragam gambar dan warna kupluk."
"Ih mau dong."
"Enggak ah beli sendiri aja."
"Dih Zahra mah begitu loh."
"Hahaha ih Revan ngambek ya."
"Enggak kok."
"Ra tutup mata dulu geh," ujar Revan kembali.
Zahra pun mulai menutup matanya perlahan. Sedangkan Revan sedang mengambil kotak berwarna merah dari saku celana sekolahnya.
"Ra buka mata kamu," titah Revan.
Zahra langsung saja membuka kedua matanya Zahra gadis itu masih saja termangu dan sedikit melotot karena melihat liontin berhuruf R di hadapannya itu. Revan tersenyum manis saat mengetahui wajah kaget Zahra.
"Ra kamu suka gak?" tanya Revan menatap Zahra.
Zahra terdiam beberapa detik.
"Zahra kok diam aja sih?"
"Aku suka kok."
"Serius? Kamu suka kan?" tanya Revan menatap manik mata Zahra seksama.
"Iya aku suka kok."
"Oke kalo gitu aku yang pakaian ya," ujar Revan.
Zahra mengangguk kecil langsung saja Revan memakaikan liontin itu ke leher jenjang Zahra. Setelah selesai memakaikannya Revan langsung saja duduk kembali ke kursinya.
Liontin yang menggantung dileher Zahra sangat indah sekali. Membuat Revan tersenyum manis sampai Zahra harus merasakan panas di pipinya karena menahan malu dilihati seperti itu.
"Ih Revan jangan senyum-senyum terus," ucap Zahra malu.
"Memangnya kenapa? Gak boleh tah?" tanya Revan menaikkan sebelah alisnya.
"Boleh kok, tapikan akunya malu."
"Unchh Zahra bisa malu juga ternyata ya haha."
"Ih Revan nyebelin."
"Hmm kamu rencananya mau kuliah dimana?" tanya Revan menatap Zahra.
"Aku gak tau masih bingung."
Revan lalu mengangguk.
"Ra kamu simpan liontin ini baik-baik ya."
"Kenapa?"
"Gapapa aja untuk kenang-kenangan."
"Iya hehe."
"Yaudah yuk ke kelas," ujar Revan lalu diangguki Zahra.
"Terimakasih Tuhan setidaknya sebelum aku pergi meninggalkannya nanti masih ada kenangan terindah untuk diingat,' batin Zahra.
Mereka berdua pun langsung kembali kekelas mereka masing-masing. Zahra yang sudah duduk di bangkunya hanya bisa tersenyum manis membuat Sasya yang melihatnya terheran-heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Fiksi Remaja"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...