"Kamu kuat, pasti bisa."
Setelah kejadian tadi malam, Revan langsung terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia lalu duduk di pinggir kasur, setelah itu beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah selesai mandi ia langsung pergi kedapur untuk sarapan. Revan mengoleskan selei kacang di roti tawarnya. Ia melirik ke arah jam tangan yang ia ia gunakan, Revan buru-buru memakan rotinya dan pergi meninggalkan apartemen.
Revan langsung masuk kedalam mobil, sekarang tujuannya adalah kerumah Zahra. Ya, untuk menjemput gadis sang pujaan hati. Tak lama kemudian akhirnya mobil Revan sudah sampai dihalaman rumah Zahra.
"Selamat pagi Revan!" sapa Zahra yang sudah menunggunya didepan teras rumah.
"Selamat pagi sang pujaan hati."
"Ayo berangkat sekarang," ucap Zahra menatap Revan.
"Hmm btw kamu udah sarapan pagi, Ra?" tanya Revan membalas tatapan Zahra.
"Udah kok, kalo kamu udah sarapan belum."
"Udah tapi belum makan nasi."
"Terus tadi kamu sarapan apa."
"Roti tawar hehehe!" ujar Revan terkekeh kecil sambil masuk kedalam mobilnya.
Keduanya sudah masuk kedalam mobil, Revan langsung saja menjalankan mobilnya meninggalkan halaman rumah Zahra menuju SMA Cakrawala. Sesampainya di sekolah kedua insan itu langsung keluar dari dalam mobil.
Keduanya berjalan bersama melewati koridor sekolah namun dengan arah yang berbeda. Ya, Revan berjalan ke arah kantin sedangkan Zahra berjalan ke arah kelasnya. Revan segera duduk disalah satu bangku kantin. Namun ia dikejutkan oleh seseorang yang merangkul pundaknya.
"Lepasin!" titah Revan menatap dingin ke arah Gracella.
"Ih kamu kenapa sih, aku kan pacar kamu."
"Bangun."
"Bangun, maksudnya."
"Ayo bangun dari tidur lo biar gak mimpi!" sahut Revan membuat Gracella merajuk.
"Ish Revan, kamu kok gitu sih."
Revan memilih diam, ia lalu memesan makanan membiarkan Gracella menggerutu sendirian di bangku kantin yang ia tempati tadi. Revan lalu duduk ditempat berbeda sambil memakan nasi goreng pesanannya.
"Ish Revan kamu kok duduk disini sih!" celetuk Gracella lalu duduk dibangku depan Revan.
"Bisa diam gak."
"Gak bisa soalnya aku tuh kangen banget sama kamu," ujar Gracella membuat Revan berdecih.
"Diam."
"Kamu tuh kenapa sih, aku tuh lagi kangen sama kamu makanya rewel begini!" ujar Gracella lalu menatap manja ke arah Revan.
"Bitch!" batin Revan.
Sebisa mungkin Revan menghiraukan rengekkan Gracella, jujur ia pusing mendengarnya. Ia segera membuka ponselnya yang ada disaku celana lalu memainkannya. Revan langsung saja mengecek grup WhatsApp bersama sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Novela Juvenil"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...