"Aku tidak tau akhir dari hubungan kita seperti apa tapi aku yakin, rencana Tuhan luar biasa."
Pagi hari pun telah tiba, Revan dan Devan sudah siap dengan seragam sekolahnya. Setelah selesai sarapan mereka langsung pergi menuju rumah Zahra. Ya, hari ini. Hari pertama Devan sekolah di tempatnya bersekolah.
"Biar gua aja yang nyetir mobilnya!" ujar Revan membuat Devan mengangguk kecil.
"Oghey baik, abangku sayang."
"Najis."
Revan langsung menjalankan mobilnya pergi meninggalkan apartemen. Didalam mobil kedua kakak beradik itu hanya diam, tak ada yang mau membuka topik pembicaraan terlebih dahulu.
Beberapa menit kemudian mobil mereka sudah sampai dihalaman rumah Zahra. Mereka berdua langsung turun dari dalam mobil. Keduanya lalu mengetuk pintu rumah Zahra.
"Assalamualaikum," ucap mereka berdua.
"Walaikumsalam," jawab Lisa lalu keluar dari dalam rumah.
"Pagi tante, Zahranya sudah berangkat kesekolah atau belum?" tanya Revan sembari bersalaman.
"Belum nak, Zahra masih dikamarnya lagi siap-siap yaudah yuk kalau gitu masuk dulu!" ujar Lisa mengajak keduanya masuk kedalam rumah.
"Baik tante."
"Silahkan duduk nak."
Revan dan Devan lalu duduk bersebelahan disofa ruang tamu rumah Zahra. Sedangkan Lisa, mama Zahra ikut duduk disofa berhadapan langsung dengan mereka berdua.
"Kalo boleh saya tau kalian berdua ini, siapanya anak saya ya?" tanya Lisa lalu menatap Revan dan Devan secara bergantian.
"Kalo aku Devan, teman barunya Zahra," ucap Devan membuat Lisa mengangguk kecil.
"Kalo kamu siapanya Zahra?" tanya Lisa lalu menunjuk ke arah Revan.
"Hmm anu tan, saya sa—," ujar Revan terbata-bata, entahlah bibirnya susah berkata jujur.
"Aduh, kok gugup begitu sih tenang-tenang saya gak galak kok."
"Aku Revan, pacarnya Zahra tan!" sahut Revan lalu tersenyum manis.
"Wah pacarnya Zahra, ganteng ya."
"Duh tante bisa aja, jadi malu nih."
"Ngomong-ngomong kalian berdua kembar ya?" tanya Lisa menatap keduanya.
"Yups benar sekali tan, kita berdua kembar tapi beda kepribadian hahaha!" ujar Devan menyengir kuda.
"Maksudnya."
"Eh enggak tan, bukan apa-apa."
Zahra lalu keluar dari dalam kamarnya, menuruni anak tangga sambil bernyanyi ria. Ia belum sadar, jika dilantai bawah ada Revan dan Devan.
"Zahra!" panggil Lisa membuat Zahra langsung menoleh ke arahnya.
Seketika langkah kaki Zahra langsung berhenti, ia diam. Matanya masih fokus menatap ke arah Revan dan Devan secara bergantian. Oh my god masih pagi sudah diapelin dua cogan sekaligus.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Teen Fiction"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...