"Tidak perlu berpura-pura dalam mencintai, jika nyatanya tidak maka katakanlah jangan buat hati ini semakin berharap padamu."
Pagi hari pun tiba udara sejuk pagi ini membangunkan cowok yang sedang tertidur pulas. Revan bangun karena perutnya teras mual akibat kebanyakan minum tadi malam. Cowok itu belum menyadarinya bahwa dirinya berada di kamar yang berbeda.
Revan langsung belari ke arah kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya. Ia cukup lama berdiam diri didepan wastafel, kejadian tadi malam masih tergiang jelas di kepalanya tentang ia yang mencium bibir Zahra tanpa meminta izin sang pemiliknya terlebih dahulu.
"Gua bodoh banget," gumam Revan menjambak rambutnya sendiri.
Revan pun memilih untuk mandi dan bergegas bersiap-siap. Setelah selesia mandi yang pertama kali ia lihat bukan kamar apartemennya melainkan kamar yang sudah 6tahun tidak ia tempati. Revan termangu melihat isi seluruh kamar ini belum ada yang berubah sama sekali.
"Jadi ini gua lagi dirumah, bukan di apartemen,"
Tokk... Tok... Tok...
"Abang," panggil Devan mengetuk pintu kamar Revan.
"Masuk aja."
"Astagfirullah mata gua udah gak suci lagi, udah ternodai."
"Alay."
"Jangan-jangan lo gay ya bang?"
"Anjir."
"Iyakan bang! Lo gay kan?"
"Lo kali."
"Gua mah enggaklah enak aja, biar pun gua gak pernah pacaran tapi gua gak suka sesama jenis dih."
"Baru tau gua, gua sangka lo gay."
"Ini segaram lo," ucap Devan memberikan seragam baru kepada Revan.
"Dalaman gua mana?"
"Oh kolor lo lupa gua ambilin."
"Njing banget punya adik kalo ngomong suka fullgar," batin Revan.
"Pake aja dulu dalaman gua sebentar gua ambilin dulu," ucap Devan lalu pergi ke kamarnya.
"Bang," ujar Devan kembali masuk kedalam kamarnya.
"Hmm."
"Ini kolornya," ujar Devan memberikan cd yang masih dikotakkan.
"Pakai ini aja baru kok tenang aja."
"Dev," ucap Revan menatap kembarannya itu.
"Iya kenapa?"
"Lo gak salah belinya yang gambar spongebob?" tanya Revan sedikit jijik.
"Iya bagus tau gambarnya gua suka aja."
"Yaampun fanatik spongebob nya belum ilang," batin Revan.
"Gua duluan lah bang, jangan lupa sarapan," pamit Devan lalu turun kebawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Novela Juvenil"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...