47.Terungkap

5.9K 154 3
                                    

Mereka pun berjalan sesuai kelompok mereka masing-masing. Seluruh siswa/siswi saling membantu satu sama lain saat sudah sampai di lokasi yang di tentukan oleh para guru, akhirnya mereka pun mulai berkerja sama membangun tenda camp.

"Yang cewek bikin makanan dan minuman,yang cowok bangun tenda dan cari ranting pohon kering," ucap Nayla cerewet.

"Ahsiapp beb," ujar Arga terkekeh kecil.

Revan dan lainnya membagi tugas yang membangun tenda camping adalah Revan, Andre, Julian dan yang mencari ranting pohon Devan,Arga dan Juanda. Setelah beberapa menit kemudian mereka pun sudah selesai mengerjakan kegiatan tadi. Langsung saja mereka berkumpul membuat lingkaran.

"Gilak ini masakan siapa?" tanya Juanda.

"Masakan aku, kenapa enggak enak ya Jun?" tanya Zahra khawatir.

"Enak banget sumpah Ra."

"Kamu gak bohong kan?" tanya Zahra.

"Enggak kok, lo tanyain aja ke yang lainnya."

"Iya Ra masakan kamu enak banget," sahut Rere tersenyum.

"Besok kita nikah yuk Ra," ucap Devan membuat mereka langsung menoleh ke arahnya.

"Gilak lo Dev!" ujar Farra melongo.

"Biasa aja woi ngelihatin gua nya."

"Serius lo mau ngajak Zahra nikah Dev?" tanya Andre ikut manas-manasin Revan.

"Serius lah cewek kek Zahra ini langkah bree. Cantik iya pintar iya terus bisa masak lagi. Kurang apa lagi coba woi," ucap Devan terkekeh.

"Pacarin dong Zahranya," celetuk Arga tiba-tiba.

"Enggaklah langsung dipinang dengan bismillah aja nanti."

"Woi Devan pintar banget lo ngegombalnya anjay," ucap Julian tertawa.

Mereka pun kembali membereskan barang-barangnya setelah selesai makan. Zahra dan Devan sedang menikmati udara sejuk puncak disore hari dengan hiasan langit jingga yang menemani mereka.

"Indah ya Dev," ucap Zahra.

"Banget Ra disini sejuk sumpah."

"Oh iya sabar dulu, kebetulan aku bawa drink beng-beng nih kamu mau gak?" tanya Zahra kepada Devan.

"Boleh tuh."

"Sabar aku buatin dulu."

Zahra pun menyeduhkan drink beng-beng untuknya dan untuk Devan. Devan mulai menghidupkan camera miliknya dan memfoto keindahan alam tak lupa ia juga memfoto kegiatan Zahra.

"Zahra lihat aku."

Cekrek.

"Ih Devan nyebelin! Hapus fotonya pasti itu jelek banget."

"Enggak cantik tau."

"Coba aku lihat dulu."

"Malas banget. "

"Ih Devan gitu ya," ucap Zahra ngambek.

"Yahh ngambek dih, mana minuman aku."

"Tuh."

"Zahra dih jangan sipek begitulah."

"Apaan sih! Makanya siniin cameranya gak akan aku hapus kok cuma aku liat doang fotonya ih," cerocos Zahra kesal.

"Iya-iya nih ambilah," ujar Devan lalu memberikan cameranya.

"Makasih," ucap Zahra lalu mengecek fotonya.

REVANZA✔ (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang