38.Rumah Aldebran

5.8K 160 0
                                    

"Bisakah berubah perlahan, agar aku sadar bahwa aku sudah menyakiti hati kamu."

Setelah 15 menit di perjalanan menuju rumah Aldebran. Beberapa saat kemudian akhirnya mereka pun sampai di rumah keluarga Aldebran. Devan langsung saja memarkirkan motor ninja miliknya di garasi rumah.


"Ayo turun Ra," titah Devan dengan lembut.

Mereka pun sekarang sudah berada di depan pintu utama rumah Aldebran. Devan langsung saja mengetuk pintu itu sedikit kuat.

"Assalamualaikum bu bos," ucap Devan.

"Wah nggak di kunci Ra, ayo masuk aja."

"Kamu duduk disini dulu ya, aku mau ganti baju dulu," ujar Devan lalu Zahra pun hanya mengangguk saja.

Devan mulai menaiki anak tangga satu persatu menuju kamarnya. Zahra memilih untuk duduk di sofa ruang tamu sambil melihat-lihat bingkai foto yang terpasang rapih di setiap sudut ruangan.

Ada sebuah bingkai foto kecil yang menarik perhatiannya. Ia berjalan menghampiri bingkai foto yang berada di lemari kayu jati itu.
Disana terpampang dua orang dewasa dan dua orang balita berusia tiga tahunan yang sedang di pangku, siapa lagi kalo bukan sih twins Aldebran.

"Zahra," panggil Devan, Zahra langsung menaruh kembali bingkai foto itu.

"Eh iya Devan."

"Kamu lagi lihat foto apa?" tanya Devan menghampiri Zahra.

"Ini foto kalian?" tanya Zahra lalu menatap Devan sangat lekat sekali.

"Iya hehe, yang di pangku bunda itu aku dan yang di pangku ayah itu bang Revan," ujar Devan memberitahu Zahra.

"Wah kalian lucu banget sih hahaha."

"Sampai sekarang kan lucu nya?" tanya Devan terkekeh kecil.

"Dih kepedean banget dah."

"Ayo duduk lagi di sofa."

Mereka berdua pun duduk kembali di sofa. Devan menghidupkan tv dan memilih untuk menonton kartun spongebob kesukaannya saja.

"Kenapa nonton spongebob sih Dev," ucap Zahra menoleh ke Devan.

"Ih kamu mah nggak tau ini tuh kartun favorit aku," ujar Devan membuat Zahra melongo sempurna.

"Serius kamu fanatik sama spongebob?"

"I-iya hehehe."

"Huaahaha Devan," ujar Zahra ketawa terbahak-bahak.

Tak lama kemudian ada wanita paruh baya keluar menggunakan celemek dengan membawa teplon buat masak telur.

"Adek ada siapa?" tanya Lena menghampiri mereka.

"Ada tamu nih bun," ucap Devan tersenyum kecil.

"Adek nggak ada angin, nggak ada apa-apa kenapa ketawa? Hih serem deh," ujar Lena bergidik ngeri.

"Ih apaan sih bun."

"Tante," sapa Zahra menyalami Lena.

"Subahanallah cantiknya kamu pacarnya Devan ya? Kok kamu mau sih sama Devan?" tanya Lena kepada Zahra.

"Ih bunda apa-apaan sih," sela Devan mencebikkan bibirnya.

"Nama kamu siapa sayang?"

"Nama aku Zahralia Annatasya Addison, biasa di panggil Rara tante."

"Kenalin nama saya Alena Reswara Aldebran, jangan panggil tante dong panggil bunda aja," ujar Lena tersenyum hangat.

"Bun Zahra itu bukan pacar adek."

REVANZA✔ (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang