"Berawal dari sebuah kisah yang menyakitkan."
Malam hari sudah berganti menjadi pagi, cewek itu sudah siap menggunakan seragam sekolah miliknya, ia langsung keluar dari dalam kamar sambil berlari kecil menuruni anak tangga. Ya, sedikit bercoletah ria penuh semangat.
Zahra langsung menghampiri keluarganya, yang sedang duduk manis di bangku meja makannya Zahra lalu duduk disebelah Aland.
"Pagi mamah dan papah!" sapa Zahra langsung mengecup pipi mereka berdua.
"Pagi sayang."
"Loh kok abang gak di sapa sih?" tanya Aland lalu menatap lekat ke arah Zahra.
"Hmm."
"Ra jangan marah dong, lagian abang benar-benar lupa kemarin!" sahut Aland membuat Zahra memilih diam tak meladeninya.
"Hmm."
"Adek sayang jangan begini dong, abang enggak suka kalo di cuekin begini, sebagai gantinya hari ini abang deh yang nganterin kamu ke sekolah!" ucap Aland membuat Zahra lalu menggelengkan kepalanya.
"Enggak perlu."
TINN... TINN... TINNN...
Tiba-tiba ada suara klakson mobil, di halaman depan rumahnya. Zahra sudah tau siapa yang datang kerumahnya sepagi ini. Ia langsung saja berpamitan kepada Reky dan Lisa, tak lupa juga berpamitan dengan Aland.
Zahra langsung pergi menghampiri sahabatnya yang berada didalam mobil. Cewek itu memilih duduk disebelah Sasya yang sedang membaca buku Novel kesukaannya.
"Pagi pagi udah pada cantik cantik aja nih, mau pergi ke sekolah apa mau ngapelin cowok?" tanya Aland dari luar kaca mobil Febby.
"Mau pergi ke sekolah dong!" sahut mereka semua dengan kompak lalu tersenyum manis.
"Jangan ngebut ngebut ngendarain mobilnya Feb, ada adek gua didalam mobil!" ujar Aland membuat Febby mengangguk kecil.
"Pastinya bang."
"Sipp cantik, yaudah sana pergi nanti terlambat nangis lo pada!"
"Iya bang duluan ya."
"Iya cangtipnya bang Aland!" ujar Aland segera pergi meninggalkan mereka.
"Udah pada siap kan yaudah yuk capcus!" sahut Farra langsung menjalankan mobilnya dan pergi meninggalkan halaman rumah Zahra.
Mobil Febby sudah melintas di jalanan Ibu Kota Jakarta. Kelima cewek itu terus saja bercoletah dan berghibah ria, sungguh berkumpul dengan sahabat tanpa berghibah rasanya mustahil.
Beberapa menit kemudian akhirnya mobil Febby sudah sampai di halaman Cakrawala. Kelimanya langsung saja keluar dari dalam mobil, berjalan bersama melewati koridor sekolah yang masih sepi namun hanya ada beberapa siswa-siswi yang menatap mereka penuh kekaguman.
"Aaaa cecan Cakrawala lewat."
"Sumpah cantik banget sih."
"Subahanallah pagi pagi udah ngelihat bidadari dari kayangan aja."
"Kak Zahra yang paling cantik uwu."
Bisik-bisik seluruh siswa-siswi SMA Cakrawala hanya mereka anggap angin lewat saja. Karena mereka tak mau mengambil pusing. Kelimanya memilih mempercepat langkah kakinya menuju kelas mereka.
Sesampainya didalam kelas kelimanya langsung menaruh tas mereka ke bangku masing-masing. Setelah itu, kelimanya langsung pergi menuju kantin, untuk sarapan pagi bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Teen Fiction"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...