"Penyesalan adalah tanda bukti bahwa kamu pernah mengecewakan seseorang sebegitu besarnya."
Gracella dan Andre sudah sampai di salah satu club ternama milik Brian, teman mereka. Mereka berdua langsung saja masuk ke dalam club untuk mencari keberadaan Revan di setiap sudut club yang sudah di penuhi oleh para manusia berjoget dan meminum alkohol.
"Brian," panggil Andre membuat Brian menoleh ke arahnya.
"Woi Andre, selamat ya bro buat kelulusannya. Kalian ngapain mau minum juga nih?" tanya Brian tersenyum manis.
"Enggak, kami berdua kesini cuma mau cari keberadaan Revan doang kok."
"Revan ya?" tanya Brian menaikan salah satu alisnya.
"Iya Revan, ada disini gak?"
"Ada kok tuh di meja ujung. Gila bro dia udah minum banyak botol banget," seru Brian menggelengkan kepalanya.
"Serius!" ujar Gracella tak percaya sama sekali.
"Iya, kalian berdua cek aja kesana sendiri."
"Yaudah makasih kami berdua duluan ya," ujar Gracella lalu berlari kecil lalu diikuti Andre.
Mereka berdua sudah berada di depan meja tempat Revan duduki. Banyak cewek-cewek nakal yang mengelilingi Revan. Namun Revan tak menghiraukannya, bisa Gracella lihat tatapan Revan sangat kosong sekali.
"Bisa pergi gak!"
"Eh— memangnya lo siapa! Baru datang asal ngusir aja."
"Gua pacarnya!" ujar Gracella berbohong membuat para cewek itu seketika pergi meninggalkan mereka, lalu Gracella dan Andre menghampiri Revan.
"Van!" ujar Gracella membuat Revan menoleh ke arahnya.
"Eh— ada Zahra ngapain lo kesini? Mau ikut minum juga hahaha," ucap Revan setengah sadar.
"Gua Gracella!"
"Sini sayang duduk, kita senang-senang dulu disini," ujar Revan menarik paksa pergelangan tangan Gracella.
"Lepasin!" seru Gracella menghempaskan tangan Revan.
"Mulai galak ya sekarang, ih takut deh aku sama kamu sayang."
"Revan woi sadar Van!" ujar Andre menepuk pipi Revan.
"Wah ini Jeka ya? Datang juga lo bro bareng sih Zahra. Lo juga mau ikut minum nih?" tanya Revan membuat Andre terdiam sesaat.
"Asal lo mau tau Jek gua benci banget dengan lo bangsat! Lo gak akan pernah tau betapa cintanya gua dengan Zahra tapi kalian berdua malah seenaknya aja ngebohongin gua! Dengan alasan pertunangan!" ujar Revan tertawa lalu meneguk minumannya lagi.
"Gua sayang dan cinta banget dengan Zahra woi! Gua gak mau dia jadi milik orang lain selain gua, kalo gua gak bisa dapatin Zahra berarti orang lain pun gak akan pernah bisa!" pekik Revan lalu menghempaskan semua botol minuman yang berada di hadapannya hingga berhamburan pecah ke lantai.
"Revan sadar Rev!" ujar Gracella ia tak kuat melihat semua ini.
"Gua udah sadar hahaha."
"Gua benci banget dengan Zahra!"
BUGH!
Andre langsung saja memberikan pukulan keras ke wajah Revan. Ia tak tahan lagi melihat Revan seperti orang kehilangan arah ini. Andre tau semua yang di katakan dari bibir Revan tadi adalah kejujuran. Namun Andre tak bisa diam lagi ia tak mau Revan terlambat dan menyesali semuanya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Teen Fiction"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...