30.Kumpul Di Rooftop

5.4K 144 0
                                    

"Kamu berhak bahagia meskipun bukan bersamaku."

Happy Reading!!

Pagi hari pun telah tiba Zahra sudah bersiap-siap dengan seragam sekolahnya. Ia sedang menunggu Revan datang menjemputnya.

"Dek, mau barengan dengan abang nggak?" tanya Aland yang sudah rapih.

"Memangnya abang mau kemana?" tanya Zahra kembali.

"Abang mau ngampus lah."

"Dapat jam pagi."

"Iya, mau bareng gak?"

"Enggak deh aku nunggu Revan aja."

"Hmm... Mamah mana?" tanya Aland celangak-celinguk mecari keberadaan Lisa.

"Mamah pergi ke pasar dengan bibi."

"Kalo papah?"

"Papah udah berangkat daritadi katanya ada meeting mendadak."

"Kamu udah sarapan?"

"Udah kok,abang udah belum?"

"Alhamdulillah udah, kalo gitu abang pergi dulu ya."

"Iya hati-hati ya bang."

"Iya sayang," ujar Aland lalu masuk kedalam mobil dan meninggalkan rumah.

Zahra masih menunggu kedatangan Revan tak lama kemudian sebuah mobil BMW berwarna putih berhenti didepan pagar rumahnya. Zahra langsung saja menghampiri mobil itu.

"Selamat pagi pak Yayas," sapa Zahra tersenyum manis.

"Pagi neng Zahra mau berangkat sekolah ya?" tanya pak Yayas.

"Iya nih udah dijemput dengan Revan pak aku duluan ya."

Zahra segera membukakan pagar rumahnya dan langsung saja menghampiri mobil Revan lalu ia pun membuka pintu mobil Revan perlahan.

"Kok nggak masuk kedalam?" tanya Zahra memakai sealbelt.

"Biar cepat sayang."

"Yaudah yuk jalan," ujar Zahra diangguki Revan.

Mobil Revan melintas pergi meninggalkan komplek perumahan Zahra menuju SMA Cakrawala didalam perjalanan mereka hanya terdiam saja tidak ada yang membuka pembicaraan sama sekali.

Setelah 20 menit di perjalanan akhirnya mereka pun sampai di sekolah langsung saja Revan memarkirkan mobilnya.

"Yuk turun Ra," ucap Revan dengan lembut.

Mereka pun sudah berdiri berdampingan didepan mobil Revan, lalu keduanya berjalan bersama, Revan langsung saja megenggam jemari tangan Zahra dengan erat.

"Kamu belajar yang rajin ya," ucap Revan tersenyum manis.

"Harusnya aku yang bilang begitu kek kamu."

"Iya-iya sayang," ujar Revan lalu mencubit kedua pipi Zahra.

"Udah ih, nanti kalo ketauan guru gimana."

"Gampapa kali siapa sih guru disini yang berani sama aku."

"Sombong banget."

"Biarin hahaha sombong-sombong gini kamu tetap cinta kan."

"Ih masih pagi nggak boleh ngegodain anak gadis orang. Udah ah sana pergi ke kelas kamu," ujar Zahra mengusir Revan.

"Jadi ceritanya ngusir nih."

REVANZA✔ (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang