"Jika jujur lebih menyakitkan?
Lalu apa kabar dengan kebohongan yang selalu dipermainkan ketika mulut tak berani mengucap kata jujur, bukankah hal itu tidak ada bedanya sama-sama menyakitkan"Revan sudah berada di depan toilet, toilet yang tadinya ramai pun seketika langsung bubar memberikan jalan untuk Revan. Revan bisa melihat gadis yang sangat ia cintai terkapar di pangkuan salah satu siswi. Mereka lagi sibuk membangunkan Rere dengan minyak angin.
"Awas!" titah Revan, langsung saja siswi itu mengalihkan tubuh Rere ke Revan.
Revan menggendong Rere ala bridal style wajah itu pucat pasi. Revan sangat khawatir sekali akhirnya Revan membawa Rere ke pondokan dekat dengan air terjun, disana sudah ada para sahabatnya yang sedang berkumpul.
"Awas!" titah Revan lalu merebahkan tubuh Rere.
"Rere Kenapa Van? Kok bisa begini?" tanya Andre kepada Revan.
"Gak penting."
"Sini biar aku obati," ujar Zahra kepada Revan.
"Enggak!" sergah Revan langsung.
"Kenapa niat aku baik kok."
"Nanti lo racunin Rere lagi."
"Aku gak sejahat yang kamu pikirkan Van."
"Udahlah Rev biar Zahra dan sahabatnya aja yang obati Rere," ujar Juanda.
Revan pun mengizinkan Rere diobati dengan mereka. Tak lama kemudian Rere pun sudah terbangun dari pingsannya langsung saja Revan menghampiri Rere.
"Kamu kenapa? Kenapa bisa pingsan begini sih? Kalo kamu sakit bilang aja sama aku," ucap Revan duduk dihadapan Rere.
"Maaf," ujar Rere dengan suara parau.
"Jangan gini lagi ya, jangan bikin aku khawatir begini kamu pingsan aja udah bikin aku linglung setengah mati Rey."
"Mel maaf hikss... maaf udah bikin kamu khawatir."
"Iya udah aku maafin kok sayang tapi janji dengan aku lain kali jangan begini lagi ya. Janji," seru Revan lalu menyodorkan jari kelingkingnya.
"Janji."
Revan pun langsung memeluk tubuh Rere dengan erat dihadapan Zahra. Zahra yang duduk disamping Rere hanya bisa menatap kedua orang itu dengan senyuman saja.
"Seharusnya aku tau diri, seharusnya aku gak egois begini. Nyatanya bahagianya Revan hanya bersama Rere," batin Zahra.
"Aku cinta kamu Rey makanya aku sekhawatir ini sama kamu."
Lagi dan lagi Zahra tersenyum pilu, sakit bukan mendengar kalimat yang terucap dari Revan orang yang paling ia cintai.
"Aku juga cinta dengan kamu."
"Kamu istirahat ya sayang."
"Iya Mel."
"Geseran lo!" titah Revan kepada Zahra.
"I-iya Van."
Revan duduk disebelah Rere ia membawa Rere untuk tertidur didada bidangnya.
"Tidur Rey nanti kalo udah mau balik ke tenda aku bangunin," ujar Revan, Rere pun mulai tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Fiksi Remaja"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...