"Untuk saat ini aku persilakan kamu untuk memilih, antara pergi atau menetap dengan hati yang masih memiliki."
SMA Cakrawala sudah masuk kembali seluruh siswa/siswi dari kelas 10 hingga kelas 12 sudah berada disekolah hanya beberapa murid saja yang belum datang. Mereka pada sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
"Rooftop kuy," ajak Julian.
"Iya kuy lah, udah lama kita gak kumpul di rooftop jadi rindu gua," ujar Juanda.
"Yaudah kuylah."
Mereka berenam langsung saja jalan di koridor kelas sambil bercanda ria. Akhrinya mereka sudah berada di rooftop sekolah. Mereka berenam sedang duduk berkumpul ria dan memainkan gitarnya.
"Buat kopi dong Lian," ujar Andre menyuruh Julian.
"Enak aja lo! Kan lo yang mau ngopi jadi lo ajalah yang buat sendiri bangsat."
"Wih tinggal buatin aja repot banget," sahut Devan sambil memakan gerry wafer.
"Yaudah gua ajalah yang buatin kopinya," seru Arga kepada mereka.
"Gak! Kalo lo yang buatin kopinya mah auto keracunan kami semua Ga," ujar Juanda mencegah Arga langsung.
"Bacot!"
"Hahahaha."
"Yaudah sih Lian buatin apa susahnya kali geh sama sahabat gini."
"Revan aja tuh dia kan pintar buat kopi," sahut Julian menatap Revan sambil terkekeh.
"Lo nyuruh gua?" tanya Revan.
"Eng-enggak geh salah dengar kali telinga lo."
"Enggak tau Van enggak, sih Lian emang nyuruh lo kok tadi katanya suruh buatin kopi hahaha," seru Andre terkekeh.
"Bacot Andre."
"Van tuhkan lo dikatain bacot dengan Lian."
"Gilak fitnah sih fitnah!"
"Tuhkan Van masa lo dikatain tukang fitnah dengan Lian," sahut Arga ikut-ikutan.
"Payah punya sahabat! Paleng gua!"
"Ya makanya buatin kopi geh."
"Iya-iya gua buatin."
"Gitu dong jadi sahabat."
"Padahal diorang yang mau ngopi tapi gua mulu yang di suruh untuk buatin. Diorang pikir gua kang kopi apa woi," dumel Lian sembari jalan menuju dapur.
"Eh ibu-ibu gak boleh ngedumel nanti kesiram air panas loh!" pekik Devan terkekeh.
"ALAH BACOT!" teriak Julian dari dalam.
Tak lama kemudian Julian pun datang dengan membawa nampan berisikan kopi bikinan Julian.
"Woi kopinya udah jadi ambil sendiri nih," ucap Julian menaru kopinya di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Novela Juvenil"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...