Pagi hari pun tiba Zahra sedang menuruni anak tangga dengan ceria tak lupa ia juga sudah siap dan membawa kebutuhan untuk di puncak nanti.
"Rara semuanya udah siap kan?" tanya Lisa.
"Udah kok Mah."
"Gak ada yang ketinggalan kan?"
"Gak ada Mah semuanya udah lengkap kok."
"Pintar anak mamah, yaudah Rara sarapan dulu biar kuat," ujar Lisa lalu Zahra duduk disampingnya.
Mereka pun sarapan bersama, selesai sarapan bersama Reky, Aland dan Lisa mengantarkan Zahra ke sekolah karena isi surat pemberitahuan itu siswa/siswi wajib membawa orangtua sebelum berangkat ke puncak.
Setelah 20menit diperjalanan akhirnya mereka pun sampai langsung saja Reky memarkirkan mobilnya mereka berempat langsung turun ikut berkumpul.
"Gadis kecil papah jaga diri baik-baik ya disana," ucap Reky mengelus rambut Zahra lembut.
"Pokoknya kamu gak boleh pergi kemana-mana sendiri harus ditemanin Sasya lainnya ya," ucap Reky kembali.
"Iya pah."
"Nanti kalo ada apa-apa telfon papah aja ya sayang."
"Siap pah, doain kami ya semoga selamat sampai tujuan."
"Iya sayang pastinya selalu papah doakan."
"Zahra ingat ya kata papah kamu jaga diri baik-baik sayang kalo sudah sampai di puncak kabarin mamah," sahut Lisa mencubit pipi Zahra.
"Iya Mah tenang aja."
"Jaga diri baik-baik dek, kalo ada yang nyakitin kamu bilang langsung sama abang," ucap Aland tersenyum manis.
"Siap abang."
Saat Zahra sedang bersama keluarganya dan sahabatnya. Tiba-tiba ada yang memanggil namanya membuat ia mencari siapa orang itu.
"Zahra," panggil Devan membuat semua orang menoleh ke arahnya.
"Loh kok kamu sendiri, Revan mana?" tanya Zahra heran.
"Ada dibelakang dengan bunda dan ayah."
"Pasti sama Rere kan?" tanya Zahra pelan.
"Nghhh... Iya benar."
Tak lama kemudian datanglah Lena dan Vano menghampiri mereka membuat Lisa dan Reky menghadap ke arah mereka langsung.
"Reky," ucap Vano mengeryitkan keningnya.
"Iya ini gua Reky, lo Vano kan?" tanya Reky terkekeh.
"Iya gua Vano masyaAllah sekarang lo udah jadi bapak-bapak ya," ujar Vano terkekeh.
"Suka gak sadar lo heh."
"Hahaha masih sama aja lo kek dulu."
"Kok lo tega sih ngambil Lena dari gua padahal dulu gua suka banget sama dia."
"Heh kan memang Lena maunya sama gua, lo nya aja terlalu berharap sama dia."
"Heleh itupun karena lo disekolah dulu cowok terkenal."
"Lo geh sama, cuma nama belakang yang kita sanding aja berbeda gua Aldebran dan lo Addison," ujar Vano.
"Iya juga sih ya tapi gapapa kok seenggaknya dari situ gua dipertemukan dengan perempuan luar biasa."
"Siapa?"
"Lo tau Lisa? Sahabat dekatnya Lena dulu yang tomboy itu, dia istri gua Van."
"Serius lo hoho gak nyangka gua, nyesel gini gua dulu gak hadir di pernikahan kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Teen Fiction"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...