"Kembali dipermainkan karena alasan sebuah perasaan."
TIGA HARI KEMUDIAN...
Hari ini Revan sudah diperbolehkan pulang oleh dokter karena kondisinya yang sudah stabil dan luka dalamnya yang sudah sedikit mengering. Ia dan lainnya segera pergi meninggalkan rumah sakit menuju apartemen milik Revan.
Tak lama kemudian mobil Revan dan sahabatnya sudah sampai dihalaman apartemen. Mereka langsung pergi menaiki lift menuju lantai 17 saat sampai didepan pintu apartemen Revan. Andre menghentikan langkah Zahra.
"Ra, tolong kasih obat ini ke Revan ya!" sahut Andre lalu memberikan plastik berisikan obat Revan kepada Zahra.
"Siap, makasih Ndre."
"Sama-sama Ra."
Mereka segera masuk kedalam apartemen untuk bersantai ria dengan cemilan. Mereka menonton film diruang tamu, sedangkan Revan. Ia memilih masuk kedalam kamarnya untuk beristirahat sejenak memulihkan rasa lelahnya.
"Dev remot tv dimana ya?" tanya Nayla menatap ke arah Devan yang sedang duduk disebelah Juanda.
"Dilaci dekat tv kali, ya gua mana taulah udah kek guanya tinggal disini aja."
Tiba-tiba televisi dihadapannya menyala dengan sendirinya membuat Nayla terkejut, bisa-bisanya nih televisi hidup sendiri.
"Astagfirullah, tvnya kok nyala sendiri sih!" pekik Nayla histeris.
"Hahaha gitu aja takut, lihat nih remot tvnya ada ditangan gua hahaha!" sahut Arga sambil tertawa menatap Nayla.
"Oh jadi ternyata lo yang nyalain tuh tv, dasar jail banget sih lo jadi orang!" sahut Nayla tanpa rasa takut langsung melemparkan bantal sofa ke wajah Arga.
"Aww sakit anjir."
"Mampus hahaha."
"Ck, nyebelin banget lo jadi cewek."
"Dasar cowok kang nyakitin."
"Memangnya kapan gua nyakitin lo?" tanya Arga menatap lekat ke arah Nayla.
"Entah gua juga gak tau hahaha."
"Nyebelin banget lo jadi manusia."
Arga lalu bangkit dari tempat duduknya, ia lalu pergi menghampiri Nayla dihadapannya. Arga diam cukup lama, sampai akhirnya ia menjitak kepala Nayla.
"Sakit Arga!" lirih Nayla mengelus kepalanya.
"Eh maaf Nay, habisnya lo nyebelin banget sih jadi kelabasan kan!" ujar Arga merasa bersalah.
"Gak dimaafin."
"Ih Nayla maafin dong, gua kan gak sengaja."
"Tuhkan makanya udah udah lagilah, kalian tuh udah dewasa masa kayak anak kecil sih!" celetuk Farra berdecak kesal.
"Tau tuh Far marahin aja, udah gede maunya di marahin aja hahaha!" sahut Juanda lalu duduk disebelah Febby.
"Jodohin aja kuy!" celetuk Febby membuat mereka tertawa terbahak-bahak.
"Kuylah hahaha!" seru mereka ramaian.
"Dih ogah!" pekik Arga dan Nayla serempak.
"Tuhkan cocok banget hahaha."
"Ssstth sebentar gih, tuh Andre sama Sasya lagi ngapain ya didapur, jangan jangan mereka lagi pdkt didapur hahaha!" celetuk Julian membuat mereka semua baru sadar.
"Jangan-jangan mereka lagi—."
"Hayo lagi ngapain, ngomongin kita berdua ya!" pekik Andre membawa snack dan minuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Teen Fiction"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...