69. Putus

7.5K 173 57
                                    

"Jangan terlalu dipaksakan jika memang sudah tak bisa bersama, mending akhiri kisah itu secepatnya."

Revan masih terdiam di tempatnya berdiri hal itu sukses membuat Zahra ikut terdiam juga. Demi apapun Zahra sudah merasakan kepalanya pusing kembali, namun sekuat mungkin ia menahannnya agar tak pingsan dihadapan Revan, untuk hari ini dirinya tak mau terlihat lemah.


Zahra harus berubah, Zahra tidak boleh lemah dirinya harus kuat karena sejatinya kehidupan itu dijalankan bukan untuk dijadikan keluhan. Sedangkan cowok itu, masih sibuk menatapnya.

"Jawab omongan aku Rev kenapa sekarang kamu malah diam aja!" sahut Zahra sedikit membentak Revan.

"Biasanya juga kamu selalu maki-maki aku selalu ngehina aku, bahkan kamu pun gak pernah mikirin perasaan aku sebagai perempuan yang mencintai kamu, aku gak habis pikir sama kamu kenapa kamu selalu aja egois, jawab aku Rev jangan diam aja!"

"Iya aku akui kesalahan aku banyak sama kamu dan ya aku minta maaf banget sama kamu kalo kehadiran aku di hidup kamu hanya bisa menyusahkan aja, aku minta maaf banget Rev dan aku minta maaf sama kamu kalo selama ini aku selalu bikin kamu risih, tolong di maafkan Rev!" sahut Zahra yang sudah menangis sesenggukkan.

"Harusnya gua yang minta maaf sama lo Ra bukan lo yang minta maaf sama gua!" ucap Revan membuat Zahra menggelengkan kepalanya.

"Enggak Rev memang semua ini salah aku yang udah paksain hati kamu untuk tetap bersama aku, aku yang udah egois dan aku yang udah ngelarang kamu untuk gak pergi dari kehidupan aku, padahal udah jelas banget kalo kamu menginginkan aku pergi dari kehidupan kamu."

"Aku memang gak tau diri ya Rev jadi cewek dengan gak sadar dirinya aku minta kamu untuk tetap tinggal sama aku padahal hati kamu bukan untuk aku, aku sadar Rev aku sadar sekarang. Aku udah jadi perempuan yang egois yang gak bisa ngertiin perasaan orang yang aku sayang hiksss," ucap Zahra menangis sesenggukkan dihadapan Revan ia lalu memegang kerah baju Revan.

"Aku yang terlalu egois aku ingin memiliki kamu sedangkan kamu, ingin pergi dari kehidupan aku hahaha lucu banget ya hubungan kita."

"Benar kata kamu Rev, aku memang jahat udah bikin orang yang sangat kamu sayang pergi dari dunia ini tapi apakah orang jahat ini gak pantas untuk hidup bahagia, apakah aku gak pantas Rev please jawab omongan aku Rev jawab hiksss hiksss."

"Dulu kata kamu aku pembunuh iya emang aku pembunuh hahaha padahal kamu juga ada di tempat itu ketika Rere tertembak demi nyelamatin nyawa aku tapi aku nggak pernah minta untuk dia korbanin nyawanya untuk aku Rev! Terus sekarang aku bisa apa Rev, apa perlu aku mengulang kejadian dua minggu yang lalu hah, apa perlu hah!" ucap Zahra lalu mundur selangkah dari hadapan Revan yang masih saja diam.

"Ra jangan kayak begini!" ujar Revan yang ingin mendekati Zahra.

"Stop jangan deketi aku lagi Rev benar kata kamu cewek kayak aku, gak pantas bahagia cewek kayak aku bisanya caper melulu, aku salah Rev aku salah berharap dicintai sama cowok sesempurna kamu, maafin aku Rev. Maafin aku udah berani banget mencintai kamu," ucap Zahra demi apapun Revan tak memperdulikan ocehan cewek itu, ia terus saja mendekati Zahra.

"Ra dengarin gua dulu!"

"Aku pembunuh!"

"Lo bukan pembunuh Ra, gua minta maaf kalo udah nuduh lo terus."

REVANZA✔ (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang