"Semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya untuk kita menyelesaikan semuanya."
Happy Reading!!
Di pagi hari yang masih sepi ini Devan sudah berada dikantin sekolah. Ia sedang duduk termenung dibangku kantin dengan sepiring nasi goreng yang baru saja ia pesan tadi.
"Tujuan gua baik kok temuin abang dengan ayah dan bunda, eh taunya malah kek begini kejadiannya," gumam Devan.
Ia tak mau mempersalahkan hal itu lagi membuat kepalanya pusing saja, ia langsung memakan nasi gorengny, saat Devan sedang menikmati nasi gorengnya, tiba-tiba saja sahabatnya yang baru datang langsung menghampiri dirinya dan ikut bergabung bersamanya.
"Woi kunyuk dua harian ini kemana aja lo?" tanya Arga kepo.
"Kangen ya sama gua."
"Dih jijik banget dah ya kali gua kangen sama manusia purba kek lo," ucap Arga tersenyum sinis.
"Bilang aja kangen apa susahnya sih, Ga."
"Pede banget deh lo anjir, jadi orang."
"Iya Dev, tumben dua harian ini lo nggak masuk sekolah? Kemana aja lo?" tanya Juanda penasaran.
"Gua ada urusan penting, makanya nggak masuk. Biasalah orang penting gituloh."
"Buh sombong banget lo, sok jadi orang terpenting gitu busetdah nih bocah."
"Bukan begitu tolol," sergah Devan.
"Terus ngapain aja."
"Nggak ngapa-ngapain."
"Bohongnya diketarain banget dah," ujar Andre menjitak kepala Devan.
"Sakit ogeb."
"Kemarin lo kemana? Abang lo udah kek orang gila di apartemennya," ucap Julian memberitahukan Devan.
"Hah?"
"Iya gimana sih lo ini jadi adek goblok benarlah."
"Lah memangnya abang gua kenapa?"
"Kemarin Revan kacau banget, kamarnya aja kek kapal pecah."
"Demi apa lo?" tanya Devan kaget bukan main.
"Ya Allah Devan, buat apa gua bohong tanya aja sama Zahra dkk kalo lo nggak percaya."
"Serius lagi, Lian."
"Gua serius njirr, rasanya pengen gua terjang deh kepala lo! Ngeselin banget."
"Terjang kaki dua ya kan," ujar Devan menyengir kuda.
"Palamu pitak terjang pakai kaki dua."
"Hahahaha mari ketawa."
"Sih goblok ini mah, jadi yang benar kemarin lo kemana ogeb?"
"Gue—."
"Buruan Devan, kalo ngomong jangan setengah-setengah pamali lo goblok," potong Arga saat Devan sedang berbicara.
"Ya ini gua mau ngomong tapi malah lo potong bangsat."
"Buh bahasanya baru sebulan di Jakarta udah berubah aja ya," cibir Juanda menyinyir Devan, yang di sindir malah menjelekkan wajahnya.
"Apa salah dan dosaku sayang—."
"Sssttt... sssttt malah nyanyi lagi dasar ogeb, buruan lanjutin lagi omongan lo tadi."
"Jadi gini hari pertama gua nggak masuk ke sekolah itu karena gua lagi jemput bunda dan ayah di bandara," ucap Devan meceritakan kenapa ia tidak masuk sekolah hari pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Novela Juvenil"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...