Combustio Derajat 2

16.8K 3K 300
                                    

Malam itu, Wonjin terpaksa harus menginap di rumah Minkyu bersama ketiga adiknya karena rumah nenek mereka digunakan untuk acara kumpul-kumpul khas nenek-nenek sosialita yang senang mejeng di Instragram. Untungnya, saat itu orang tua Minkyu sedang keluar kota untuk beberapa minggu dan kakak-kakak Minkyu memilih tinggal secara mandiri di apartemen dekat kantor mereka bekerja.

Wonjin memutuskan untuk sekamar saja dengan Minkyu karena tidak mau merepotkan cowok itu, sedangkan ketiga adiknya tidur di kamar tamu yang sudah dibersihkan oleh Minkyu.

Tapi, malamnya dia malah tidak bisa tidur. Minkyu rusuh sendiri di tempat tidur.

"Kyu, jangan gerak-gerak. Gue gak bisa tidur."

Minkyu membuka matanya. "Gue laper, Jin. Bikin ramyeon, yok?"

Wonjin menoleh. "Udah tengah malem. Gak baik makan ramyeon buat kesehatan."

Inilah akibatnya jika dua dokter muda disatukan.

"Ya udah gue mau minum susu anget aja. Mau ikut?" tawar Minkyu.

Wonjin berpikir sebentar. "Bolehlah minum susu jam segini."

"Lo yang buat ya?"

Wonjin mengangguk.

Dua dokter muda ini akhirnya berjalan beriringan ke dapur untuk membuat dua gelas susu hangat. Sementara Wonjin memanaskan air, Minkyu menunggu di meja makan sambil memakan sereal coklat berbentuk kepala hiu sambil mengamati Wonjin dari tempatnya duduk.

Wonjin diliat-liat manis juga ya.

Wonjin masuk asik memasukkan beberapa sendok susu bubuk ke dalam dua gelas, tanpa menyadari tatapan Minkyu sedari tadi. Bahkan dengan entengnya dia menunggu air mendidik sambil menyanyi, seakan tidak pernah sadar tatapan Minkyu, juga senyuman misteriusnya.

"Wah, airnya udah mendidih..."

Minkyu berhenti memerhatikan Wonjin saat cowok berpipi tembem dengan badan yang lebih pendek dari Minkyu itu menyadari kalau air di dalam panci sudah mendidih.

"Panas... panas..."

Minkyu langsung mengambil langkah mendekati Wonjin saat cowok itu berteriak kepanasan sambil mengibas-ngibaskan tangannya. Dan jangan lupakan air panas yang berceceran di sekitar kompor, juga panci yang tergeletak begitu saja.

Tangan Wonjin baru tersiram air mendidih.

"Jin, kok bisa sih?"

Minkyu langsung menarik pergelangan tangan Wonjin begitu menyadari ada luka bakar di telapak tangan cowok bermarga Ham itu menuju wastafel di dekatnya. Ia lantas menyalakan kran air untuk mengguyur bagian tangan Wonjin yang tersiram air mendidih, dengan posisi Wonjin berada di depannya dan ia berada di belakang badan Wonjin.

"Ini harus disiram air mengalir dulu selama 20 menit buat meredakan sakit sama mencegah luka bakarnya jadi makin parah," kata Minkyu, tepat di telinga Wonjin dan masih dengan posisi sebelumnya seakan ia sedang memeluk Wonjin dari belakang.

Wonjin gagal fokus. Bahkan tangannya yang seharusnya terasa perih, jadi tidak terasa apa-apa. Suara Minkyu di telinganya mengalihkan fokusnya, belum lagi posisinya Minkyu seperti memeluk dari belakang.

"Makanya lo tuh hati-hati dong kalo ngapa-ngapain. Bukan gue yang sakit, lo yang sakit. Emang lo tahan sakit apa?" Minkyu menunduk, menatap ke dalam mata bulat Wonjin.

Wonjin tidak menjawab.

Setelah 20 menit, Minkyu membawa Wonjin duduk di meja makan, sementara dia menggeledah kotak P3K di dekat kulkas. Kemudian kembali dengan kotak pertolongan pertama.

Dan ia lantas berjongkok di hadapan Wonjin.

"Ini combustio derajat 2 nih." Minkyu menggenggam punggung tangan Wonjin perlahan, menimbulkan ringisan tidak nyaman dari pemilik tangannya.

"Inget tatalaksana combustio derajat 2 gak?" Minkyu mendongak menatap Wonjin.

Wonjin menggeleng kecil. "Kalo ngobatin orang lain inget, tapi kalo ngobatin diri sendiri suka lupa."

Minkyu terkekeh. "Ya udah, sini gue obatin."

Wonjin mengangguk lucu sambil memerhatikan apa yang akan dilakukan si koass emas yang dulu pernah paling disayang dosen sewaktu kuliah.

"Combustio derajat 2 itu luka bakar yang terjadi di epidermis dan sebagian lapisan dermis kulit. Secara klinisnya, kulit akan keliatan merah, lecet, melepuh, bengkak dan jelas terasa sakit. Ini sakit gak, Jin?"

Wonjin mengangguk lagi tanpa menjawab apapun.  Tapi dalam otaknya dia sedang berpikir, ini ngobatin luka apa kuliah sih?

"Penatalaksanaan luka bakar yang paling awal adalah resusitasi kemudian diikuti dengan perlakuan khusus terhadap luka bakar dengan manajemen luka atau debridemen bedah." Minkyu menatap Wonjin serius.

Wonjin menatap Minkyu yang sedang membersihkan lukanya dengan seksama dan hati-hati. Bahkan cowok itu berhenti bicara soal tatalaksana luka bakar yang membuat Wonjin seperti sedang kuliah, padahal tidak.

"Ini harus dijaga tetep bersih setiap hari biar gak infeksi sama mempercepat penyembuhan. Ini gue kasih salep silver sulfadiazine dulu ya? Salep ini bisa membantu penyembuhan luka bakar dengan cara menghentikan sama mencegah infeksi menyebar ke kulit di sekitarnya."

Wonjin mengangguk pelan dan Minkyu mulai mengoleskan salep dengan kandungan silver sulfadiazine ke bagian tangan Wonjin yang tersiram air mendidih tadi dengan telaten, yang direspon dengan ringisan menahan perih oleh Wonjin.

"Sakit ya?"

Wonjin mengangguk. "Udah tau masih nanya."

Minkyu terkekeh. "Minum ibuprofen ya?"

Sekali lagi, Wonjin cuma mengangguk patuh saat Minkyu membukakan setablet ibuprofen untuk meredakan nyeri di tangannya.

"Liat lo nurut gini jadi aneh, Jin. Biasanya lo banyak cingcong. Jadi kalem gini, aneh banget."

"Tangan gue sakit, mana sempet mau banyak cingcong," gumam Wonjin.

Minkyu tertawa pelan sambil memerhatikan raut wajah Wonjin dari bawah. Pipinya tembem, kontras sama bentuk mukanya yang tidak begitu lonjong, apalagi ekspresinya sekarang benar-benar menggemaskan.

Coba kalo hari itu dokter Jinhyuk gak muncul sembarangan.

"Kyu, lagi mikirin apa?"

Minkyu tersadar dan berdiri dari posisi jongkoknya. "Gak. Bukan apa-apa. Besok kalo tangan lo makin sakit, kita periksa ke dokter ya."

Wonjin mencebik. "Tiap hari juga ke rumah sakit."

"Iya, iya. Udah jangan gitu ekspresinya. Pipi lo makin ngembang."

Dan dengan jahilnya, Minkyu mencubit kecil pipi kiri Wonjin.

Dan dengan jahilnya, Minkyu mencubit kecil pipi kiri Wonjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Jangan nanya Hyungjun. Hyungjunnya tadi dikira udah mati sama Jinhyuk 😆

COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang