"I'm the one who makes you laugh, when you know you're about to cry... And i know your favorite songs... And you tell me about your dreams... I think i know where you belong... I think i know it's me... If you can see that i'm the one who understands you..."
Midam mengulurkan tangannya ke arah pemutar musik di mobil Midam dan mengubah lagu yang sedang terputar di sana, sementara Wooseok yang sedang menyentir di sampingnya tampak tidak bereaksi apapun saat tangan Midam memindahkan lagu.
"I loved you from the start, so it breaks my heart when you say i'm just a friend to you 'cause friends don't do the things we do..."
Midam berdecak kesal dan kembali mengulurkan tangannya untuk mengubah lagu yang terputar dari sana. Sedangkan Wooseok masih menyentir dengan santai. Rumah sakit hampir dekat, begitu pikirnya.
"I'd never ask you cause deep down, i'm certain i know what you'd say... You'd say i'm sorry believe me. I love you but not in that way..."
Midam berdecak kesal sekali lagi, tepat saat mobil Wooseok berbelok memasuki parkiran rumah sakit. Dengan bibir manyun dan mata yang memincing kesal, ia menoleh menatap Wooseok yang tengah mencari celah untuk memarkirkan mobilnya.
"Kamu tuh ngapain sih sukanya denger lagu-lagu friendzone kayak gini? Nggak enak banget didengerin. Ngenes banget tau nggak?" protes Midam sambil melepaskan sabuk pengamannya.
Wooseok menoleh sekilas. "Ya emang kenapa? Kan aku emang suka ngungkapin perasaan pake lagu. Kalo kamu paham, ya bagus sih."
"Bagus apanya? Kamu tuh biasanya nggak dengerin lagu kayak gini. Ini isinya daritadi cuma lagu-lagu friendzone. Lagi kena friendzone kamu?"
Wooseok mengangguk sambil mengerem mobilnya setelah menemukan stan parkir untuk Brionya. "Aku betah kok kena friendzone selama lebih dari 10 tahun. Aku ngomong serius soal perasaanku, malah dianggap bercanda. Aku udah nyoba ngegas, malah dianggap bercanda terus. Aku kurang kuat apa sih distatusin temen kayak gini selama lebih dari 10 tahun sama kamu, Dam?"
"Kamu maunya apa sih, Seok? Kalo kamu ada masalah sama aku, bilang yang jelas dong. Nggak usah muter-muter kayak gini."
Wooseok melepaskan sabuk pengamannya dan menoleh menatap Midam lagi. "Masalahku sama kamu adalah aku udah lama suka sama kamu. Lebih dari 10 tahun aku betah ya sama hubungan kita yang kayak gini. Kamu selalu nganggep aku temen, tapi aku pengen lebih dari temen sama kamu, Dam. Kamu nggak tau kan rasanya dianggep sekedar temen sama orang yang bertahun-tahun kamu suka?"
Well, sebenarnya jika kamu menyukai seseorang lebih dari 4 bulan lamanya, maka kamu mencintainya, bukan lagi menyukainya. Dan Wooseok sudah memiliki perasaan terhadap Midam selama lebih dari 10 tahun. Ia tidak hanya jatuh cinta pada Midam, tapi dia sudah jatuh hati.
Jatuh hati artinya perasaan sayang yang tulus dan Wooseok sudah sampai pada tahap di mana dia tidak hanya berharap memiliki, tapi lebih dekat dengan Midam. Dan sialnya untuk Wooseok adalah perasaannya hanya sepihak. Pada sahabatnya sendiri.
Midam menunduk. "Kamu juga nggak tau kan rasanya pura-pura nggak tau saat sahabat kamu suka sama kamu hanya demi nggak ngerusak persahabatan?"
Wooseok tidak menjawab.
Midam mengangkat pandangannya dan menatap Wooseok. "Buat aku, kita cukup temenan, Seok. Bukannya aku nggak sadar kalo kamu suka sama aku. Aku sadar jauh sebelum kamu ngomong terus terang, Seok. Tapi maaf, buatku, kita cukup temenan. Aku nggak mau meluk pacar yang ternyata adalah temen baikku. Aku nggak mau mencium pacar yang ternyata adalah temen baikku. Dan aku nggak mau persahabatan kita rusak, Seok. Jadi stop, berhenti ngaku-ngaku kalo kamu pacarku di depan siapapun. Kita nggak ada hubungan lebih dari sekedar sahabat. Kamu sahabatku dan selamanya gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]
Fanfic"Dokter Midam, tiap ketemu dokter, bawaannya saya ingin jadi pendamping hidup dokter." "Dek, kamu lagi stase apa? Konsulenmu siapa?" "DokYuv ngapain di ruang koass?" "Menjagamu sebagai calon masa depanku, Dek Yohan." "Dek Minhee nanti jaga malam?" "...