Tengah malam hari itu saat Junho sedang berjaga malam dengan Eunsang dan Hyungjun di bangsal rawat inap Anyelir saat seorang pria berusia sekitar 69 tahun mengunjungi counternya dengan tangan gemetar dan matanya yang berkaca-kaca. Dan kalau Junho tidak salah ingat, lelaki itu adalah dosennya saat blok Muskoloskeletal di semester 3, namun saat Junho menginjak semester 4, dosen itu pensiun dari kampusnya dan sepenuhnya menjadi tenaga medis dokter subspesialis di sebuah rumah sakit.
Junho langsung berdiri begitu dosen itu menuju ke arahnya. "Ada yang bisa saya bantu?"
"Dokter, tolong istri saya..."
Hati Junho mencelos. Sebagai seorang dosen di Fakultas Kedokteran dan tidak asing lagi dengan berbagai strata di dalamnya, ia terenyuh saat mantan dosen di depannya - yang notabene sebenarnya adalah dokter bedah orthopedi senior - memanggilnya dengan sebutan dokter, yang Junho tahu kalau ia belum layak untuk disebut dokter.
"Dokter, bantu saya..."
Junho mengangguk dan keluar dari counter tanpa menoleh sebentar ke arah Eunsang ataupun Hyungjun. Ia tahu permasalahan orang di depannya ini bukan permasalahan yang gampang. Istrinya, yang berusia terpaut sekitar 5 tahun darinya mengidap kanker paru-paru. Seperti apa yang pernah dikatakan Eunsang sebelumnya, bahwa kanker paru-paru termasuk dalam jenis kanker ganas yang bisa berkembang cepat dengan pertumbuhan paling cepatnya bisa berlipat ganda sekitar 14 minggu.
Di kamar 3 bed 4 terbaring seorang wanita berusia sekitar 64 tahun tampak mengalami sesak dan di sampingnya ada 2 orang perempuan berusia sekitar 34 tahun yang sedang memeluknya erat, terlihat seperti anak-anaknya. Saat Junho mendekat, salah satu dari wanita itu menarik tangannya dengan wajah berurai air mata.
"Dokter, tolong bantu mama saya..."
Junho melirik ke pintu, di sana ada seorang perawat, juga Eunsang dan Hyungjun yang rupanya diam-diam mengikutinya dari belakang. Perawat itu tampak mengangguk untuk meyakinkan Junho, sedangkan Hyungjun memeluk erat lengan Eunsang.
Junho mulai melakukan pemeriksaan keadaan umum. Semuanya masih dalam batasan yang normal, kecuali laju pernapasannya yang meningkat. Dan berdasarkan penuturan suaminya, Junho bisa menyimpulkan kalau wanita ini melakukan kemoterapi terakhirnya sekitar hampir 2 bulan yang lalu, tapi sepertinya kemoterapi itu tidak cukup efektif untuk membunuh sel-sel ganas yang ada di paru-paru karena segera dikalahkan oleh kecepatan metastase sel-sel ganas, yang kemudian menyebar secara sistemik.
Setelah memeriksa keadaan umumnya, Junho keluar sebentar dari ruangan untuk berbicara sebentar dengan beberapa perawat, yang kemudian seorang perawat akhirnya masuk ke ruangan untuk menenangkan keluarga dan pasien. Dan menurut penuturan dari seorang perawat, dokter konsultan sudah memberitahu kondisi wanita itu, termasuk dengan prognosisnya.
Sekitar 10 menit kemudian, Junho kembali masuk ke ruangan. Kali ini ia tidak sendirian, namun bersama Eunsang di sisinya. Mereka berdua bekerja sama untuk memeriksa keadaan umumnya, namun hasilnya memprihatinkan. Hasilnya buruk dan terus memburuk. Junho menemukan tekanan darah wanita itu mulai menurun, sementara Eunsang menemukan laju pernapasan wanita itu semakin cepat dan nadinya mulai lemah.
Junho dan Eunsang mulai panik pada menit-menit itu, sebelum akhirnya Junho berlari menemui Byungchan dan mendapat intruksi untuk menaikkan gtt dobutamin dan dopamin, lalu memantau terus keadaan umumnya. Sialnya, dalam kondisi seperti ini, ICU penuh. Dan Junho kembali berlari ke ruangan pasien untuk menaikkan gtt dobutamin dan dopaminnya, kemudian memantau keadaan umumnya, tapi tidak ada perkembangan. Hasilnya terus memburuk.
Eunsang menatap Junho. "Gimana, Jun?"
Junho menggeleng. Tidak ada perkembangan yang bagus. Hasilnya justru memburuk, sementara kedua wanita muda di samping si pasien mulai menangis dan menciumi wajah ibu mereka, juga sang suami yang menggenggam erat tangan istrinya.
"Dobutamin sama dopaminnya udah di gtt maksimal, tapi tensinya udah gak bisa dinilai lagi, Sang."
Kondisi pasien sampai pada masa kritis.
Sekitar 10 menit kemudian, para residen dan beberapa dokter konsultan yang tidak asing di mata Junho dan Eunsang masuk ke dalam ruangan, yang seketika membuat Junho langsung menarik tangan Eunsang untuk keluar dari ruangan itu. Di antara para dokter itu, Junho bisa melihat Midam, Wooseok, Byungchan, Jinhyuk, Yuvin, Yunseong, dan Seungwoo berdiri di antara dokter Minhyun, dokter Sakura, dokter Yena, dokter Jihoon, dokter Daniel, dokter Seongwoo, dokter Eunbi, dan dokter Chaeyeon.
Junho berdiri di depan kamar rawat dengan pikiran tidak terkendali. Ia menatap Eunsang di sisinya yang tampak berkaca-kaca dan Hyungjun yang juga berdiri di sisinya.
"Pasien itu dosen mereka sewaktu masih kuliah, dek. Suaminya juga dosen mereka. Mereka bisa jadi dokter sampai sejauh ini karena campur tangan dua dosen itu."
Junho menoleh ke arah seorang perawat yang sedang mengamati keadaan di dalam ruangan dari luar pintu sambil sesekali tersenyum dan menyeka air matanya yang menetes.
Masa-masa kritis pasien seperti ini sebenarnya sudah makanan sehari-hari untuk seorang koass alias dokter muda, tapi pemandangan bahwa pasien yang tengah kritis adalah dosen yang memiliki campur tangan dalam perjalanan karir para residen dan konsultan adalah hal yang langka. Dan para anak didiknya masuk untuk memberikan penghormatan terakhir mereka.
Tepat pada pukul 02.00 dini hari waktu setempat, suara tangis mulai terdengar dari dalam ruangan. Junho menarik napas panjang. Semuanya selesai di sini. Semuanya berakhir.
Junho merangkul pundak Hyungjun dengan tangan kanannya dan merangkul pinggang Eunsang dengan tangan kirinya. Ia membiarkan Hyungjun menangis dalam rangkulannya dan membiarkan Eunsang ikut menangis di bahunya.
"With all our gratitude and love, we extend our final respect for you. Rest in peace and always love us wherever you are."
Dan suara berat namun penuh wibawa dokter Daniel menjadi penutup dari beratnya perjuangan seorang pasien melawan penyakitnya dini hari itu.
Keterangan :
1. Dobutamin : Obat yang digunakan oleh penderita gagal jantung untuk membantu jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
2. Dopamin : Senyawa alami tubuh yang memiliki peran penting pada proses pengiriman sinyal di dalam otak. Dopamin juga tersedia sebagai obat. Dopamin bekerja dengan meningkatkan kekuatan pompa jantung dan aliran darah ke ginjal.
.
.
.Adakah yang ingin tau kenapa Vespa kuningnya Jinhyuk bisa masuk bengkel waktu dipinjem Yuvin? 😐😆
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]
Fiksi Penggemar"Dokter Midam, tiap ketemu dokter, bawaannya saya ingin jadi pendamping hidup dokter." "Dek, kamu lagi stase apa? Konsulenmu siapa?" "DokYuv ngapain di ruang koass?" "Menjagamu sebagai calon masa depanku, Dek Yohan." "Dek Minhee nanti jaga malam?" "...