"Jadi tadi dokternya bilang apa?"
Cha Junho, koass yang berangkat pagi pulang pagi namun tidak digaji, sedang berada di stase bedah, baru saja keluar dari toilet, merasa bahwa hidupnya memang tidak adil. Mau adil bagaimana, baru saja keluar dari toilet, pacarnya langsung menatapnya galak di dapur dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Oke, ini pertama kalinya Eunsang menunjukkan ekspresi galaknya.
Bagaimana Eunsang bisa masuk ke apartemen Junho? Lee Eunsang, memiliki duplikat kunci pintu apartemen Junho, yang dokter muda itu berikan secara sadar sebagai bentuk bahwa ia memercayai pacarnya. Tapi inilah akibatnya sekarang.
"Kalo nggak maag, pasti begini. Juno tuh kebiasaan banget kalo sakit selalu ke bagian pencernaan. Kenapa sih? Coba sini bilang sama Eunsang, tadi dokternya bilang apa?"
Junho menghela napas berat. Pasrah jika setelah ini pacarnya yang menggemaskan akan berubah secerewet Yohan dan Minhee. Tidak apa, asal bukan Dongpyo dan Hyungjun. Junho yang tidak sanggup.
"Juno, jawab ih. Atau Eunsang pulang aja nih." Eunsang merengut menatap Junho yang tidak kunjung menjawab.
Junho menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. "Kata dokter di klinik bawah, aku kena gastroenteritis. Flu perut."
Eunsang mengangguk. "Kok bisa kena gastroenteritis? Juno habis makan apa?"
Junho meringis. "Kayaknya sih sisa gorengan nggak tau punya siapa di ruang koass, Sang."
Eunsang makin merengut sebal. "Juno kebiasaan. Kalo makannya telat, maagnya kambuh. Kalo makannya sembarangan, gastroenteritisnya yang kambuh. Yakin cuma makan sisa gorengan di ruang koass?"
Junho berpikir sebentar, mengingat semua yang ia makan belakangan ini.
"Juno makan di luar kantin rumah sakit ya? Atau bukan di warung depan IGD? Ngaku nggak?"
Junho mengangguk pelan. "Habisnya aku bosen makan di sana, Sang. Menunya itu-itu aja. Jadi aku makan di luar, bukan di tempat biasanya kita makan. Aku nyari restoran yang lain."
Eunsang melipat tangannya di depan dada, menatap Junho galak sambil bersandar di pantry dapur. "Gastroenteritis itu kan disebabkan infeksi virus atau bakteri atau parasit yang biasanya infeksi ini tuh menyebar lewat makanan atau minuman yang udah terkontaminasi."
Junho mengangguk-angguk. "Ya kan aku nggak tau kalo makanannya udah terinfeksi, Sang. Kalo aku tau, nggak akan kumakan."
Eunsang menegakkan tubuhnya dan berjalan mendekati Junho. Ia menyibakkan rambut depan Junho, dan menempelkan telapak tangannya di dahi Junho. "Masih ada demamnya. Frekuensi diare sama muntahnya gimana?"
"Diarenya kadang tiap 10 menit atau 8 menit atau kadang paling lama 20 menit, kalo muntahnya kadang-kadang. Kalo habis makan, kalo habis nyium sesuatu. Tapi kadang setengah jam setelah diare."
Eunsang merapikan rambut depan Junho yang berantakan. "Dikasih obat apa aja sama dokternya?" tanyanya lagi.
Junho meraih kantong plastik di dekat tumpukan piring. "Dikasih oralit, antibiotik sama obat diare. Disuruh minum yang banyak. Nggak boleh minum jus buah dulu. Disuruh banyak istirahat sama jaga kebersihan."
"Udah makan malam?"
Junho menggeleng. "Belum sempat. Tadinya mau ke restoran bawah, mau beli bubur. Tapi keburu kebelet diare lagi, jadi ke toilet dulu. Taunya kamu ke sini. Tadi ke sini dianter siapa?"
"Dianter dokter Yunseong sama Minhee." Eunsang mengeluarkan sekotak makanan dari dalam kantong plastik. "Ini Eunsang bawain bubur sama pisang. Cepetan dimakan, terus minum yang banyak, istirahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]
Fiksi Penggemar"Dokter Midam, tiap ketemu dokter, bawaannya saya ingin jadi pendamping hidup dokter." "Dek, kamu lagi stase apa? Konsulenmu siapa?" "DokYuv ngapain di ruang koass?" "Menjagamu sebagai calon masa depanku, Dek Yohan." "Dek Minhee nanti jaga malam?" "...