"Nih, oatmeal titipan kamu."
Junho mengulurkan sekantong penuh merek oatmeal kesukaan Eunsang begitu ia memasuki kamar Eunsang beberapa menit yang lalu srtelah ia melepaskan jaket dan meletakkan tasnya di samping meja belajar Eunsang, di dekat kardus berisi tumpukan textbook milik Eunsang.
Eunsang tersenyum lebar dan menerina sekantong plastik penuh oatmeal dengan mata berbinar. "Kirain cuma dibeliin sebungkus. Ternyata dibeliin 5 bungkus. Hehehe... makasih ya, Juno."
Junho mengangguk dan duduk di kursi meja belajar Eunsang, setelah menyingkirkan Dorland yang entah mengapa bersemayam di sana. "Kamu tuh jago marah-marah pas aku sakit maag sama gastroenteritis. Sekarang kamu sendiri ternyata sakit maag. Ada-ada aja kamu tuh jadi orang, Sang."
Eunsang duduk bersila di tempat tidur sambil mencebik kesal. "Kalo Juno kan maagnya kambuh karena susah makan, kalo Eunsang kan karena banyak pasien, jadi nggak sempat makan."
"Ngeles aja kayak bajay. Namanya sakit, apapun alasannya ya tetep sakit," balas Junho tak kalah sengit.
Eunsang menatap Junho sengit dengan mata bulatnya yang menyipit kesal. "Kok Juno malah marahin Eunsang sih?" tanyanya gusar.
"Kamu juga marahin aku pas aku lagi sakit. Kamu juga bilang aku ngerepotin Minkyu. Kamu sendiri ngerepotin Yohan. Udah tau Yohan pasiennya banyak, stase saraf ramenya kayak gitu, tapi kamu malah nyusahin dia. Harusnya dia pulang, malah gantiin jadwal jaga kamu."
Eunsang terlihat kaget saat Junhonya mengomel panjang dengan nada menyebalkan. Bukan perkara nada bicara Junho yang menyebalkan, tapi tentang hal yang sedang Junho berusaha katakan padanya.
"Ya udah, Juno pacaran aja sana sama Yohan. Jangan sama Eunsang." Eunsang membaringkan tubuhnya di tempat tidur dan menjauhkan kantong plastik berisi oatmeal dari jangkauannya.
Junho mendengus. "Kamu tuh ngomong apa sih? Cuma dibilang gitu doang udah baper. Marah-marah lagi. Hipertensi ya kamu?"
"Juno selalu mikirin Yohan, nggak pernah mikirin Eunsang. Yohan diganggu kak Seungyoun aja dibelain, dikhawatirin, tapi Eunsang sakit malah dimarah-marahin. Dibilang nyusahin Yohan lagi. Kalo selama ini Juno sayangnya sama Yohan, ya udah pacaran aja sama Yohan."
Junho berdecak kesal. "Kamu tuh ngomong apa sih, Sang? Aku cuma ngomong gitu aja kamu bapernya sampai ke sini. Bawa-bawa Yohan lagi."
"Buat Juho, Yohan kan emang selalu nomor satu. Juno selalu nomor satuin Yohan, selalu peduli sama Yohan. Giliran yang kenapa-napa, malah dimarahin. Kalo Juno emang sayangnya sama Yohan, ya udah pacaran aja sama Yohan."
Junho berdiri dari duduknya, membuat kursi yang didudukinya terdorong ke belakang dengan kasar, membuat Eunsang tersentak kaget. Namun kemudian, Eunsang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, termasuk dengan kepalanya.
Junho meraih tas dan jaketnya. "Ya udah aku pulang. Terserah kamu deh mau kayak gimana," katanya dingin.
"Ya udah sana pulang. Nggak usah dateng lagi. Eunsang nggak papa kok. Kan buat Juno, Eunsang itu nggak ada apa-apanya sama Yohan."
Junho menarik resletinh jaketnya. "Ya udah aku pulang. Kalo nggak papa, ya udah sih. Nggak usah sewot. Baperan amat, heran aku."
"Pulang sana cepetan. Udah ditungguin Yohan."
Junho tersenyum iseng dan meletakkan kembali tasnya. Ia bahkan melepaskan jaketnya dan membiarkannya jatuh ke lantai, kemudian ia mendekati tempat tidur Eunsang dan berbaring di belakang Eunsang yang menutup tubuhnya layaknya seekor kepompong besar.
"Kamu ngambekan banget kenapa sih?" Junho memeluk tubuh Eunsang dari belakang, seperti memeluk sebuah guling super besar yang terbungkus selimut.
Eunsang menggeliat tidak nyaman dalam pelukan Junho. "Katanya mau pulang. Kok masih di sini? Jangan peluk-peluk."
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]
Fiksi Penggemar"Dokter Midam, tiap ketemu dokter, bawaannya saya ingin jadi pendamping hidup dokter." "Dek, kamu lagi stase apa? Konsulenmu siapa?" "DokYuv ngapain di ruang koass?" "Menjagamu sebagai calon masa depanku, Dek Yohan." "Dek Minhee nanti jaga malam?" "...