"Beberapa minggu lalu kayaknya ada koass sok pinter yang ngasih tau aku cara membuang obat yang baik dan benar deh, tapi kayaknya sekarang koass sok pinter itu gak bisa prakteknya."
Minkyu membuka matanya, melirik sebentar ke arah Wonjin yang sedang membuka kotak obat yang sengaja ia letakkan di nakas samping tempat tidurnya, sementara ia masih berbaring karena terlalu lelah setelah mengantar bocah itu mengurus ayahnya di rumah sakit.
"Katanya obat harus dibuang dengan cara yang bener biar gak merusak ekosistem dan gak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang gak bertanggungjawab. Mana?"
Minkyu duduk di pinggiran ranjangnya dengan mata super ngantuk, memerhatikan Wonjin yang masih mengomel sambil memilah-milah obat di kotak obat milik Minkyu.
"Katanya pisahkan obat dari kemasan. Mana? Ini udah pada mau dibuang, tapi gak dipisah dari bungkusnya tuh." Tangan Wonjin dengan cekatan mengeluarkan sebuah obat dari kemasannya, memisahkannya, dan terus melakukannya.
Minkyu menguap sambil memerhatikan Wonjin dari belakang.
"Sukanya ngatain aku tidur pas kuliah, kamu sendiri ke mana aja pas praktikum? Katanya, lepaskan etiket dan tutup dari wadah, botol, atau tube. Ini sampe pada kadaluwarsa juga segelnya gak dibuka. Gimana coba?"
Minkyu mengusap matanya yang berair dan memilih berbaring lagi di tempat tidur. Biarkan saja Wonjin mengoceh. Anggap saja itu radio.
"Ini juga apaan? Katanya, buang kemasan obat setelah bungkusnya digunting. Jangankan digunting, dikeluarin dari kemasan aja gak tuh."
Wonjin menoleh ke belakang dan menatap datar ke arah Minkyu yang sedang tiduran di tempat tidur sambil memeluk gulingnya, seakan semua perkataan Wonjin dari tadi hanyalah angin lalu.
Wonjin merengut. "Kyu, guntingmu di mana?"
"Di toko."
"Aku nanya serius. Guntingmu di mana?"
Minkyu merubah posisinya menjadi tengkurap. "Cari aja di meja belajar. Di belakangnya textbook. Kalo gak ada di belakang buku bedah saraf. Kalo gak ada, mungkin masih di toko."
Wonjin mencibir. "Aku nanyanya serius loh, kamu jawabnya sembarangan."
Minkyu membalik badannya dan duduk menatap Wonjin dengan mata ngantuknya. "Ya, kamu kira guntingnya pake GPS apa?"
"Kalo guntingnya pake GPS, udah aku suruh sherloc, daripada aku nanya kamu. Belibet banget jawabnya. Aku nanya satu, kamu jawabnya seribu. Tinggal jawab guntingnya di mana atau lupa atau apalah, malah ke mana-mana. Aku nyari gunting juga buat kepentingan obat-obatmu yang gak kepake. Kamu jawabnya malah ke mana-mana. Kamu yang punya gunting kok. Kalo aku yang bawa gunting, ngapain juga aku nanyain gunting kamu? Kadang kamu tuh suka gak sinkron sama otakmu yang katanya encer. Atau kamu habis... Minkyu apaan sih?"
Wonjin memekik kaget saat tiba-tiba Minkyu mendorong tubuhnya ke dinding terdekat dan mengurungnya dengan dua tangannya. "Aku lagi gak mood bicara dan aku ngantuk butuh tidur, tapi kamu ngoceh kayak radio yang siarannya 24 jam."
Wonjin meringis dan menatap sekitarnya. "Kyu, bisa minggir gak?"
Minkyu menggeleng dan makin merapatkan tubuh jangkungnya ke arah Wonjin yang diam tak berkutik di antara kedua lengannya. "Kalo aku minggir, kamu pasti ngoceh lagi. Kapan aku tidurnya?"
Wonjin meringis dan menghindari tatapan Minkyu. "Ya suruh siapa kamu suka ngomelin aku sama nuduh aku tidur pas kuliah, tapi kamu sendiri gak bisa prakteknya. Kamu kira aku gak sebel apa? Tiap mau nanya harus was-was kamu bakalan nuduh aku tidur apa eng-"
Wonjin melotot saat Minkyu tiba-tiba membuat gerakan tiba-tiba mengecup bibirnya. Sebentar memang, tapi siapa yang tidak kaget?
"Itu mulut gak capek apa ngoceh terus dari tadi. Heran aku."
Wonjin masih cengo. Ia mengerjap beberapa kali dengan wajah memerah. "Kamu... ngapain?"
Mata Wonjin yang sudah melotot makin melotot saat Mikyu mengulangi tindakannya. Kali ini bukan sekedar mengecup singkat bibirnya, tapi benar-benar menciumnya untuk waktu yang lebih lama daripada sekedar kecupan iseng.
Kaki Wonjin melemas. Pikirannya kosong. Wajahnya seketika memanas.
Minkyu menyentuh pipi Wonjin yang memerah dengan satu tangannya dan mengusapnya pelan. "Aku mau tidur. Jangan rame lagi. Atau sekalian daripada rame, ikutan tidur sini bareng aku."
Kegiatan membuang obat itu akhirnya diakhiri Minkyu dengan satu ciuman lama di pipi tembam Wonjin yang merona.
Belum siap banting setir. Mau ditaroh mana harga diri gue... tapi kok... masa gue kena karma >//<
.
.
.Apakah ini adalah karma karena dulu sering bertengkar dengan Wonjin? - Kim Minkyu, masih koass.
.
.
.Sebagai orang yang adegannya juga diretake, kenapa bocah ingusan ini lebih menang banyak daripada saya? - dr. Song Yuvin, residen bedah.
.
.
.Sebagai orang yang diam saja alias cuma figuran di adegan dokter Wooseok tadi, kenapa saya malah dihujat? - Cha Junho, masih koass.
.
.
.Hai :)
Aku lihat semua komennya kok. Aku suka banget ehehehe... meningkatkan mood. Dongpyo gabut sama siapa? Hyungjun nasibnya gimana? I'll tell you soon. Tapi sebelum itu, bentar ya, ada tikus mencoba masuk ke kamar mandiku lewat lubang air 😐😒
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]
Fanfic"Dokter Midam, tiap ketemu dokter, bawaannya saya ingin jadi pendamping hidup dokter." "Dek, kamu lagi stase apa? Konsulenmu siapa?" "DokYuv ngapain di ruang koass?" "Menjagamu sebagai calon masa depanku, Dek Yohan." "Dek Minhee nanti jaga malam?" "...