Pra Infinity War

16K 2.6K 694
                                    

"Dam, seharian kemaren ke mana aja? Kok gak keliatan sama sekali?"

Midam menoleh ke arah Wooseok yang berjalan di sisinya, kemudian ia mengangguk. "Aku gak masuk kemaren. Agak gak enak badan. Daripada terlanjur sakit, jadi aku gak masuk aja."

Wooseok menoleh menatap Midam kaget. "Sekarang udah enakan? Atau masih gak enak badan? Sebelah mananya yang sakit? Udah makan kan tadi? Udah minum obat? Kalo masih kerasa gak enak badan, bilang aku ya. Kamu pengen makan apa? Biar nanti aku beliin. Atau kamu butuh obat apa? Nanti sekalian juga aku beliin. Kamu pengen ngemil apa? Kamu pengen buah? Kamu pengen coklat? Bilang sama aku, Dam."

Midam menatap Wooseok dengan bibir mencebik. "Kamu nanya satu-satu dong. Aku bingung harus jawab yang mana dulu. Banyak banget nanyanya. Tapi aku udah sehat, Seok. Gak usah dibeliin apa-apa."

Mungkin Midam tidak peka, tapi sesungguhnya Wooseok masih belum move on. Wooseok adalah orang yang ingin move on, tapi entah mengapa, selalu gagal move on.

Sejatinya, orang yang ingin move on seharusnya menghindari target lamanya, tapi Wooseok tidak bisa. Tidak etis rasanya menghindari Midam. Wooseok tidak kuat. Belum sanggup.

"Ya kan aku khawatir sama kamu. Lagian kamu kalo gak enak badan atau sakit, gak pernah mau ngomong sama aku. Tiba-tiba ngilang gitu, siapa yang gak khawatir?" Wooseok balas mencebik kesal mendengar tanggapan Midam.

Midam menghetikan langkahnya, memutar tubuhnya menghadap Wooseok, kemudian menangkup kedua sisi wajah Wooseok dan berakhir dengan menguyel gemas pipi Wooseok dengan tangannya. "Manisnya temenku kalo lagi khawatir. Mode cerewetnya tumpah ke mana-mana. Gemesnya... jadi makin sayang."

Dan oknum Kim Wooseok semakin merasakan kalau dirinya gagal move on dari sosok berparas manis dengan mata bulat di depannya.

"Kak Midam!"

Wooseok yang tadinya asyik menikmati sentuhan tangan halus Midam di pipinya berubah memasang mode gahar dan Waspada Level 3 saat mendengar suara seseorang yang memanggil nama Midam, dan suara itu tidak asing di ingatannya.

Midam menghentikan kegiatannya dan menoleh ke belakang. Seketika matanya yang sudah bulat, berubah menjadi semakin bulat. "Seobin? Ngapain kamu di sini?"

Yoon Seobin, dengan jas putih yang membalut tubuhnya mendekati Midam dan Wooseok yang sedang berdiri berdampingan dengan ekspresi dan aura yang berbeda. Midam jelas-jelas menguarkan aura belum siap  bertemu kembali dengan mantan, walaupun mereka putus saat Midam masuk semester 7 dan Seobin masuk semester 5. Sedangkan Wooseok jelas-jelas menguarkan aura persaingan sengit saat melihat kehadiran sosok Yoon Seobin.

"Udah lama gak ketemu kak Midam. Apa kabar?" Seobin tersenyum saat ia bertanya.

Midam meneguk ludahnya susah payah. "Aku baik. Kamu, kenapa di sini?"

Seobin tersenyum makin lebar dan menunjukkan badge nama yang terpasang di bagian dada jas putihnya. "Masa residensi, kak."

Midam ingin pingsan. Keadaan benar-benar tidak berpihak padanya.

dr. Yoon Seobin - Residen Orthopedi

dr. Lee Midam - Residen Orthopedi

"Mau apa sih lo balik lagi? Kenapa gak sekalian ngilang aja?" tanya Wooseok dengan suara tajam. Bukan hanya suara yang berubah tajam, tatapannya juga berubah tajam.

Seobin mengalihkan pandangannya ke arah Wooseok. "Kak Wooseok? Residensi di sini juga ternyata. Gimana hubungannya sama kak Jinhyuk?"

"Apa sih? Siapa juga yang pacaran sama Jinhyuk?"

COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang