Ketika Instrumen Hilang, Persahabatan Sepengiriman Diuji!

12.3K 2.5K 554
                                    

"Tony, ngaku deh. Lo kan yang ngambil penlight gue."

Tony yang sedang meneguk air mineral seketika tersedak kaget dan terbatuk beberapa kali saat mendengar tuduhan yang diberikan Donghyun padanya. "Ngawur aja lo. Ngapain juga gue ngambil penlight lo kayak orang kurang kerjaan?"

Donghyun berdecak sebal, kemudian beralih menoleh pada Dohyon yang sibuk menyedot susu coklat di sudut ruang koass. "Eh, peranakan lumba-lumba, ngaku aja deh lo!" teriaknya sambil menunjuk tajam Dohyon.

Dohyon seketika berhenti menyedot susu coklatnya dan menatap Donghyun dengan sebelah alis terangkat. "Ngaku kalo selama ini gue merhatiin kak Eunsang karena gemesin?" tanyanya.

"Ngaku kalo lo yang ngambil penlight gue!" teriak Donghyun tidak sabaran.

Dohyon mencibir sambil kembali menyedot isi di dalam kotak susunya. "Enak aja kalo ngomong. Lo pikir gue sekere itu sampe penlight aja nyuri punya lo," ujarnya santai.

"Dulu pas kuliah lo sering ngilangin barang-barang gue. Jadi pasti lo lagi yang ngilangin penlight gue sekarang," Donghyun kembali menunjuk Dohyon tidak sabar.

Dohyon langsung berdiri dari duduknya, membuat kertas-kertas hasil follow up pasien di pangkuannya jatuh berantakan di lantai. "Enak aja ya lo kalo nuduh. Itu mulut udah kayak nggak ada rahangnya. Lo kira gue nggak sanggup beli penlight?"

"Nyatanya waktu kuliah kan lo yang ngilangin palu refleks gue pas skill lab pemeriksaan neurologis? Lo juga yang ngilangi stetoskop gue, akhirnya pas mau koass, gue beli lagi."

Dohyon mengangkat stetoskop yang terkalung di lehernya. Warnanya mengkilat. "Nih, stetoskop Littmann. Gue aja sanggup beli stetoskop Littmann, masa penlight aja nyuri punya lo? Gue nggak mau sombong ya, tapi ya maaf-maaf aja, papa gue spesialis THT-KL, penlight doang udah kayak pritilan di rumah gue!"

"Ya terus kalo papa lo udah spesialis, kenapa lo dulu palu refleks aja minjem punya gue dan lo ilangin? Emang di rumah lo nggak ada palu refleks sampe kayak pritilan hah?"

Dohyon menunjukkan wajah geram pada Donghyun. "Ya kan papa gue bukan spesialis saraf, ngapain juga punya pritilan palu refleks?"

"Balikin sekarang coba penlight gue. Palu refleks aja bisa lo ilangin, nggak menutup kemungkinan kalo juga yang ngambil terus ngilangin penlight gue." Donghyun mengulurkan tangannya.

Dohyon berdecak sebal. "Dibilang bukan gue yang ngambil penlight lo, ngenyel banget sih jadi orang."

Tony berdiri dari duduknya dan menggeleng menatap kedua rekan koass sepengirimannya yang terus memperdebatkan sebuah penlight milik Donghyun.

Cuma sebuah penlight aja mereka berdebat, untungnya mereka belum pernah berdebat karena gebetan. Tony heran, tapi ya sudahlah, kedua Dong ini memang jarang ada yang waras.

"Ngaku nggak lo? Tinggal ngaku aja apa susahnya sih? Kalo lo yang ngambil penlight gue, tinggal lo ganti pake pritilan penlight di rumah lo. Masalah selesai."

Dohyon menatap Donghyun sengit. "Masalahnya bukan gue yang ngambil, Dong! Bukan gue! Sumpah bukan gue yang ngambil!"

"Pernah denger nggak sih orang yang suka bersumpah palsu, nanti pas jaga malem IGD-nya bakalan kedatangan banyak pasien?" Donghyun menunjuk sengit pada Dohyon di depannya.

Tony menoleh, masih dengan mulut mengunyah makanan. "Nggak usah nyindir gue lo ya," katanya sengit.

"Ya sekarang di mana penlight gue? Yang ngambil nggak mau ngaku!" teriak Donghyun frustasi saking kesalnya.

COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang