"Selamat pagi, dek. Saya Dokter Muda Song Hyungjun ingin memeriksa keadaan kamu. Ada yang kamu keluhkan semalam atau baru-baru ini?" Hyungjun memasang senyum sumringah ke arah seorang pasien berusia sekitar 18 tahun dengan rambut merah muda yang merupakan pasien terakhir yang harus ia follow up pagi ini sebelum mendampingi dokter Daniel visit.
Pasien berambut merah muda itu mengangguk. "Ada, dok. Luka operasi Ziyue terasa nyeri dan lebih perih dari biasanya. Perut Ziyue juga mual dan sakit di bagian kanannya. Terus jantung Ziyue detakannya kayak lebih cepat dari biasanya dan dada kanan saya agak sakit kalo dipake napas."
Hyungjun dengan telaten mencatat semua yang dikeluhkan oleh pasien berambut merah muda itu. Usut punya usut, namanya adalah Wei Ziyue. Usianya baru 18 tahun dan baru saja menjalani pembedahan untuk masalah penyakit pada katup jantungnya yang ditangani oleh dokter Daniel beberapa hari lalu dan masih dirawat inap hingga hari ini sampai kondisinya benar-benar pulih.
"Dek, saya periksa lanjutan dulu ya?"
Pasien itu mengangguk sambil tersenyum. "Iya, dok."
Hyungjun termasuk koass yang senang jika mendapat pasien penurut seperti ini. Tidak kebanyakan tanya dan tidak mempersulitnya saat akan melakukan pemeriksaan fisik untuk keperluan data follow upnya saat ia mendampingi dokter untuk visit setiap paginya.
Setelah nyaris sejam, akhirnya Hyungjun selesai melakukan pemeriksaan ulang dan menulis semua data-datanya dengan sangat teliti. Ia sangat kapok berbuat teledor saat melakukan follow up, yang membuatnya berakhir terkena wejangan konsulen selama beberapa jam dan kesalahannya terus disinggung selama bimbingan. Maka dari itu ia berusaha untuk seteliti mungkin saat menuliskan hasil follow upnya sehingga tidak mengecewakan konsulennya. Apalagi konsulennya kali ini adalah Daniel.
Dokter Kang Daniel. Itu, dokter yang paling tampan serumah sakit walaupun sudah berumur, sudah memiliki istri, dan seorang anak. Jadi Hyungjun tidak ingin mengecewakan konsulennya yang ini, apalagi konsulen yang ini ternyata adalah adik dari dokter Dongho.
Sekitar setengah jam kemudian, dokter Daniel akhirnya visit ke bangsal rawat inap, dengan Hyungjun yang tersenyum lebar menyambutnya.
"Selamat pagi, dok," sapanya ramah.
Daniel tersenyum tipis, terlihat sedang badmood pagi ini. "Ngapain kamu senyam-senyum gitu? Pasien-pasien saya nggak plus kan dipegang kamu yang cengengesan?"
Hyungjun menggeleng. "Enggak kok, dok. Semuanya aman. Semua pasien sudah saya follow up sepenuh hati dan tidak ada data yang tertukar."
Daniel menaikkan sebelah alisnya. "Kamu yakin nggak ada yang tertukar?"
Hyungjun mengangguk dan tersenyum semakin lebar. "Nggak ada, dok. Mari saya antar visit pagi ini, dok."
Pasien pertama yang mereka kunjungi adalah pasien berambut merah mudah bernama Wei Ziyue yang tampak asyik membaca komik Wiro Sableng sambil tertawa cekikikan melihat apa yang tertulis di dalam komiknya.
"Selamat pagi, dek," sapa Daniel dengan senyuman lebar yang menghiasi wajah tampannya, berbanding terbalik seperti saat ia tersenyum kepada koass di sampingnya.
Pasien itu tersenyum dan menutup komiknya. "Pagi, dokter."
"Kamu tadi pagi diperiksa sama kakak koass yang ini, dek?" Daniel menunjuk ke arah Hyungjun yang sedang tersenyum di sampingnya.
Pasien itu mengangguk. "Iya, dok. Tadi kakaknya ke sini sekitar jam 5 pagi."
Hyungjun rasanya mau sungkem aja sama pasiennya karena pasiennya adalah anak lugu baik hati tidak sombong yang memudahkan jalannya hari ini, sehingga ia akan dijauhkan dari semburan konsulen, apalagi konsulennya adalah adik dari dokter Dongho.
Daniel mengangguk dan meraih laporan hasil follow up pasien atas nama Ziyue yang disodorkan oleh Hyungjun.
"Dek, bener kamu merasakan nyeri dan perih di luka operasi kamu lebih daripada biasanya?"
Ziyue mengangguk sambil tersenyum. Hyungjun ikut tersenyum.
"Bener kamu merasakan perut mual dan nyeri di bagian kanannya?"
Ziyue mengangguk lagi. Senyuman Hyungjun makin mengembang. Mau sungkem sama pasien rasanya kalau sudah begini.
"Bener jantung kamu detakannya jadi lebih keras daripada sebelumnya?"
Ziyue mengangguk untuk kesekian kalian. Fix, setelah ini Hyungjun akan sungkem kepada pasien Wei Ziyue yang memudahkan jalannya mendampingi konsulen visit pagi ini.
Daniel mengagguk. "Bener kamu merasa dada kanan kamu agak sakit kalau dipakai bernapas?" tanyanya lagi.
Kali ini Ziyue menggeleng, dibarengi dengan senyuman Hyungjun yang perlahan memudar.
Daniel menoleh ke arah Hyungjun. "Kamu gimana sih, dek? Ini pasiennya nggak merasa sakit di dada bagian kanannya saat napas, kenapa kamu tulis kalo dia mengalami ini?"
Hyungjun menggeleng. "Enggak, dok. Tadi dia mengeluh begitu, jadi saya tulis begitu."
Daniel menoleh lagi pada pasiennya. "Bener tadi keluhan kamu kayak gini, dek?" tanyanya lebih halus.
Ziyue menggeleng. "Ziyue bilangnya nyeri di dada kiri saat bernapas, dok. Bukan dada sebelah kanan. Tadi pagi Ziyue ngomong gitu kok sama kakaknya."
Daniel menoleh lagi pada Hyungjun. "Kamu gimana sih, dek? Yang teliti dong kalo dengerin keluhan pasien, jangan sembarangan. Saya tau kamu capek, tapi hati-hati dong. Ini urusan kamu sama nyawa nih. Jangan main-main. Yang teliti dong."
"Sumpah, dok, tadi pasiennya bilang nyeri dada sebelah kanan kalo dipake napas. Dia nggak bilang sebelah kiri, dok. Serius. Sumpah, dok, tadi dia bilangnya bagian kanan, dok."
Daniel berdecak kesal. "Tapi nyatanya dia bilang kiri kan? Kamu bisa denger kan dia ngomong apa barusan? Kamu gimana sih, dek? Lain kali yang serius dong. Lain kali hati-hati dong."
Dan pagi itu setelah visit bersama dokter Daniel, Hyungjun harus menerima wejangan selama ia berjaga di Poli Bedah bersama dokter Daniel.
Kenapa semua dokter yang namanya Kang harus begini sih?
Beginilah visualisasinya gaise
.
.
.Btw...
Dek Junho pengen cosplay jadi Christian Yuvin Grey😏
.
.
.Ada yang mau si kembar dikasih pasangan? Coba deh kasih masukan siapa enaknya hehehe 😁
⬇⬇⬇
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]
Fanfiction"Dokter Midam, tiap ketemu dokter, bawaannya saya ingin jadi pendamping hidup dokter." "Dek, kamu lagi stase apa? Konsulenmu siapa?" "DokYuv ngapain di ruang koass?" "Menjagamu sebagai calon masa depanku, Dek Yohan." "Dek Minhee nanti jaga malam?" "...