"Dek Yunseong, maaf semalem gak bisa maksimal diskusi sama kamu karena anak-anak saya rewelnya sampe tengah malem. Pas mamanya udah pulang, baru mereka mau tidur. Bisa kan kalo saya ajak kamu diskusi sekarang di Poli Bedah? Mumpung masih pagi dan poli belum buka. Di sana udah ada Yuvin, Byungchan, dokter Dongho, dokter Yena, sama dokter Minki. Kita bahas ini bareng-bareng karena saya takut kalo diagnosanya lama kita tegakkanya, jaringan yang tidak wajar itu bisa tumbuh pesat."
Yunseong mengangguk saat mendengar penuturan dokter Minhyun pagi itu. Sebenarnya sesuai dengan janji yang dibuat kemarin malam sebelum Yunseong meninggalkan kediaman keluarga Hwang, ia datang pagi-pagi buta ke rumah sakit untuk melakukan diskusi dengan dokter-dokter spesialis lainnya terkait dengan hasil CT Scan milik Ham Wonjin.
"Kamu bawa salinan hasil pemeriksaan neurologis saa foto hasil pemindaian CT Scannya kan, dek?" tanya Minhyun lagi.
Yunseong mengangguk. "Saya bawa kok, dok. Saya dan dokter Yena sebenernya punya kecurigaan yang sama, tapi kita sama-sama belum bisa memastikan apakah itu tumornya bersifat kanker atau tidak."
Minhyun berjalan lebih dulu menuju Poli Bedah, sementara Yunseong berjalan di sampingnya. "Kalo melihat dari hasil CT Scannya, dek, saya juga mengira kalau itu adalah tumor. Cuma belum bisa saya pastikan, apakah itu bersifat ganas atau tidak. Saya juga harus minta pandangan dan pendapat dari spesialis-spesialis lain, terutama saraf dan radiologi, dek. Tapi keadaan Wonjin sekarang gimana?"
"Keadaannya kurang begitu bagus, dok. Dari hasil pemeriksaan fisik dan follow upnya perhari, saya berpikir kalo ada jaringan-jaringan sehat di otaknya yang mulai terinvasi jaringan yang tumbuh tidak wajar itu. Jaringan itu sedang tumbuh dan berkembang di serebellum, akan jadi masalah yang besar kalau jaringan itu mulai menginvasi jaringan-jaringan di serebrum, dok. Hanya saja seperti yang dikatakan dokter, saya juga belum berani memastikan tanpa menerima pendapat dari spesialis-spesialis lain."
Minhyun mengangguk dan berhenti sebentar di depan pintu Poli Bedah. Dahinya berkerut menatap Yunseong. "Kalo kita belum temukan titik pasti lewat CT Scan, boleh kalo saya minta dia melakukan MRI? Kalo dengan MRI kita beum bisa pastikan, kita periksa lewat PET. Saya cuma ada firasat, ini bukan tumor yang ringan, dek."
Yunseong mengangguk. "Nanti akan saya konsultasikan dengan dokter Yena, dok."
Minhyun mengangguk sekali lagi dan membuka pintu Poli Bedah. Di sana sudah ada Byungchan yang duduk mendampingi dokter Dongho dari bagian penyakit dalam, Yuvin yang duduk di samping Byungchan untuk nantinya akan mendampingi Minhyun dari bagian bedah, ada dokter Yena yang nantinya didampingi Yunseong, dan dokter Minki spesialis radiologi.
Minhyun menatap satu persatu dokter di depannya. "Oke, kita mulai dari Minki aja dulu ya sebagai spesialis radiologi?"
Minki mengangguk. "Hasil CT Scan ini kan menunjukkan irisan atau penampang dari tubuh dan hasilnya menunjukkan gambar dari otak pasien dan jaringan lunaknya daripada sinar-X standard. Karena CT Scan ini bisa menunjukkan bentuk, ukuran, dan lokasi tumor, maka kelihatan dengan jelas bahwa ada jaringan lain yang sedang tumbuh dan berkembang di bagian serebellumnya, yang ini berpengaruh dengan kerja dari serebellumnya, yang mana hasilnya sinkron dengan hasil pemeriksaan neurologisnya. Tapi ini baru bisa saya lihat di hasil CT Scan pertama. Nanti siang, saya akan lakukan CT Scan lagi untuk melihat perkembangan jaringan tidak wajar di serebellum itu dari waktu ke waktu."
"Memang masih dibutuhkan beberapa kali CT Scan lagi untuk membandingkan dengan hasil CT Scan sebelumnya, biar kita bisa melihat bagaimana tumornya merespon dan bagaimana pertumbuhannya. Kalo tumor itu bertumbuh cepat dan cenderung agresif, bisa kita pastikan kalo tumor itu bersifat kanker," sahut Dongho sambil memerhatikan salinan hasil CT Scan di tangannya dan sesekali memperlihatkannya kepada Byungchan yang duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]
Fanfiction"Dokter Midam, tiap ketemu dokter, bawaannya saya ingin jadi pendamping hidup dokter." "Dek, kamu lagi stase apa? Konsulenmu siapa?" "DokYuv ngapain di ruang koass?" "Menjagamu sebagai calon masa depanku, Dek Yohan." "Dek Minhee nanti jaga malam?" "...