"Jadi tujuan lo ke sini buat konsultasi sama Seungwoo gitu?"
Byungchan menatap Jinhyuk dari atas ke bawah dengan tatapan tidak yakin. Residen forensik itu mengetuk pintu apartemen - sebenarnya bisa disebut menggedor - di tengah malam saat Byungchan baru berniat tidur setelah mengurus Seungwoo yang belum pulih dari sakitnya. Dan dia bukan main jengkelnya karena waktu istirahat pacarnya terganggu karena makhluk setengah manusia setengah jin jelmaan setan ini muncul di apartemen pacarnya.
Jinhyuk menyatukan kedua telapak tangannya dan menaruhnya di atas dahi. "Dokter Byungchan, tolong biarkan dokter Seungwoo mengajari saya bagaimana menjadi lelaki sejati."
"Emang lo ngerasa kalo lo mirip Lusarang Loona?"
Jinhyuk menggeleng tegas. "Saya sedang ingin belajar bagaimana cara memberikan kepastian dan membuat orang jatuh cinta sebagaimana dokter Seungwoo berhasil membuat dokter Byungchan yang galak jatuh cinta."
Byungchan memukul kepala Jinhyuk tanpa ampun. "Kalo sekarang bukan tengah malam, gue tendang lo dari apartemen, Hyuk. Masuk sekarang, tapi jangan lama-lama."
Jinhyuk akhirnya mengikuti langkah Byungchan. Sementara Byungchan masih membangunkan Seungwoo, Jinhyuk menunggu di ruang tamu sambil memakan donat J.Co yang ada di sana, padahal tidak ada yang menyuruh.
"Hyuk, tumbenan mampir tengah malem. Gak ada autopsi?" Seungwoo muncul dengan muka bantalnya dan poni yang dikuncir apple hair hasil karya tangan pacarnya sore tadi.
Jinhyuk berhenti mengunyah dan menatap Seungwoo. "Saya ke sini untuk konsultasi bagaimana cara menjadi lelaki sejati kepada anda, dokter Seungwoo."
"Dia selama ini ngerasa kayak Lusarang Loona kali," celetuk Byungchan sambil menyingkirkan sisa donat J.Conya dari jangkauan Jinhyuk.
Seungwoo terkekeh. "Mau konsultasi apa sih? Pake acara ngomong formal segala lo. Udah kayak mau ngomong ama dokter subspesialis aja."
Jinhyuk meringis. "Jadi gini, Woo, Chan, Wooseok itu ternyata naksir Midam."
"SERIUS LO? DEMI APAAN?"
"HYUK, LO KALO CANDA JANGAN NGAWUR!"
Jinhyuk menutup kedua telinganya. "Ngapain juga gue bercanda udah tengah malem gini."
"Lo keseringan bercanda, jadi lo ngomong serius, tampang lo kurang meyakinkan."
Jinhyuk mencibir. "Gue juga baru tau kalo ternyata semua yang dibilang Wooseok soal Midam itu serius. Yuvin udah ngasih tau gue dari lama, tapi gue gak pernah percaya. Tapi kali ini gue liat sendiri, gue denger sendiri. Wooseok ada hati sama Midam. Udah lama. Dari mereka masih SMA. Sampe sekarang."
Seungwoo mengangguk. "Pantes Wooseok gak pernah mau buka hati buat lo, hatinya udah keisi penuh sama Midam. Gue baru tau kalo selama ini dia sesuka itu sama Midam."
"Gimana rasanya, Hyuk, tau orang yang sayang selama ini ternyata udah sayang sama orang lain dari lama?" Byungchan menaikturunkan alisnya, berniat menggoda Jinhyuk.
Seungwoo menoleh. "By, jangan ngompor."
"Tuh, Woo, iket pacar lo di pohon toge. Gue dateng ke sini buat konsultasi serius sama lo bagaimana caranya menjadi lelaki sejati, dia malah ganggu."
Byungchan melotot. "Muntahin lagi gak donat gue yang tadi lo makan."
"Idih, medit banget jadi orang."
Seungwoo memijat pangkal hidungnya. "Jadi, Hyuk, lo gak ada niat mundur setelah tau kalo Wooseok ternyata ada hati sama Midam?"
"Enggaklah. Kalo Wooseok naksir ama Midam udah dari jaman Pitchecantropus Erectus idup aja kuat bertahan dan masih berjuang, ngapain gue yang baru dari jaman internship udah nyerah? Gak ada kata nyerah dalam kamus gue. Gue sebagai residen forensik yang gak pernah nyerah apapun kondisi jenazahnya, sekarang gue gak akan nyerah apapun kondisi gebetannya."
Byungchan berpikir sebentar. "Kuat ya berarti selama ini Wooseok jadi obat nyamuk? Itu bocah selalu ikut ke mana Midam pergi. Jaman masih pacaran sama Seobin juga dulu Wooseok udah demen tuh ngintilin Midam. Dulu gue gak tau apaan motifnya, sekarang gue udah tau."
"Ya teros ini gue harus gimana? Midam naksir adek koass itu, adeknya Midam juga naksir adek koass itu, si Wooseok naksir Midam, gue naksir Wooseok. Gue harus ngapain? Masa iya gue harus jadi kaya Midam? Gak bangetlah."
Suasana mendadak sepi.
Suasana mendadak hening.
"Woo, jawab dong. Jangan diem macem patung pancoran," desak Jinhyuk.
"Gimana kalo lo nyoba sehari buat bersikap normal?"
Tawa Byungchan meledak. "Jinhyuk sikapnya berarti selama ini gak normal, makanya gak ada yang mau."
"Woo, lo niat ngatain gue apa gimana?"
"Orang normal mana sih yang bisa sesantai lo tidur di ruang jenazah? Orang normal mana sih yang dari kepala sampe kaki warnanya mentereng semua? Orang normal mana sih yang ngira orang idup udah mati? Cuma lo wkwkw..."
Jinhyuk menatap Byungchan datar. "Orang normal mana sih yang mau sama lambe nyinyir modelan kayak lo?"
Byungchan dengan pedenya menunjuk Seungwoo. "Tuh. Calon psikiater mau ama gue tuh."
Seungwoo menggeleng pasrah. "Hyuk, kalo lo mau deketin Wooseok, coba lo jadi lebih manusiawi. Kurangin dikit aja tingkah ajaib lo. Jangan suka nongol sembarangan di mana-mana, yang anteng sama kerjaan lo. Kurang-kurangin gombalin Wooseok. Lo gak kapok apa dilempar tensi meter sampe benjol?"
"Jadi selama ini gue beneran gak normal?"
Seungwoo menggeleng. "Bukan gak normal, tapi lo terlalu ajaib, Hyuk. Coba lo sesekali normal kayak Yuvin atau-"
"Yuvin normal dari mananya? Casing doang normal. Gue patah hati aja dikira kesurupan. Mana gue disuruh bayar gorengan yang gue makan."
"Kalo gue jadi Yuvin, juga gue suruh lo bayar gorengan yang lo makan," cibir Byungchan.
Seungwoo menatap Jinhyuk dan Byungchan bergantian. "Intinya kalo lo mau deketin Wooseok, lo harus normal dulu, Hyuk. Tau kan kalo Wooseok ogah deket-deket ama lo karena lo rada... ya gitulah. Normal dikit, Hyuk. Lo lagi ngejer orang yang harga dirinya kelewat tinggi. Buat naklukin dia, jangan sampe harga diri lo yang jatoh. Harga diri lo harus lebih tinggi dari dia biar dia mau buka hati sama lo dan nerima kenyataan kalo Midam emang nganggep dia cuma temen."
Jinhyuk berpikir sebentar. Rahangnya mengeras. Matanya berubah serius. Ia menarik napas panjang. "Oke, akan gue coba buat jadi lebih manusiawi. Gue akan buktiin sama Wooseok kalo gue serius sama dia. Tapi sebelum itu..."
Byungchan menunggu.
Seungwoo menunggu.
"Boleh gak gue minta donatnya lagi? Gue masih laper nih."
"MATI SANA LO, LEE SETAN JINHYUK!!"
.
.
.Misi menaklukkan hati Kim Wooseok dimulai 🔊
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]
Fanfiction"Dokter Midam, tiap ketemu dokter, bawaannya saya ingin jadi pendamping hidup dokter." "Dek, kamu lagi stase apa? Konsulenmu siapa?" "DokYuv ngapain di ruang koass?" "Menjagamu sebagai calon masa depanku, Dek Yohan." "Dek Minhee nanti jaga malam?" "...