"Ellise, s'il vous plaît ne dites pas des choses étranges sur mon Instagram. Ne faites pas de déclarations ambiguës faisant croire à mes collègues résidents des choses que je n'ai pas faites. Tais-toi Seulement toi et moi. C'est un secret."
Jinhyuk memperbaiki letak dasinya sambil melangkah menuju parkiran. Malam ini ia terpaksa harus memakai kemeja di balik jasnya dan dasi yang membebat lehernya karena ia harus menjabarkan autopsi sebuah kasus pembunuhan di depan banyak awak media, jadi hingga pekerjaannya selesai pukul 10 malam, ia harus terjebak dengan pakaian formal ini.
"James, je veux juste que l'homme voie que vous êtes sérieux avec lui. Si tu as vraiment l'intention de te détourner de lui, il doit voir que tu le penses."
Jinhyuk menarik napas panjang dan menggeleng, kemudian berujar, "Pouvons-nous arrêter de discuter de cela, El? J'ai mal à la tête. Je dois rentrer à la maison. À plus tard Salutations à maman et papa."
Jinhyuk menggelengkan kepala sekali lagi setelah memutuskan sambungan teleponnya dengan saudari tirinya. Ia lantas memasukkan ponselnya ke dalam saku jasnya dan berjalan ke luar rumah sakit sambil terus berpikir bagaimana membuat saudara tiri yang bahkan baru dikenalnya beberapa bulan lalu berhenti mencampuri urusan pribadi.
Keberadaan saudari tirinya adalah masalah baru, apalagi saat kemarin saudarinya terang-terangan berkomentar panjang di akun Instagram barunya, bertingkah seakan mereka dekat. Ya, mereka cukup dekat. Setidaknya begitu. Ia berusia 28 tahun dan Ellise masih 21 tahun. Usia mereka terpaut cukup jauh untuk bersikap seperti anak kecil. Meski ayah Ellise dan ibu Jinhyuk sendiri baru menikah beberapa bulan lalu, setidaknya Jinhyuk sudah cukup dekat dengan saudari tirinya.
Meski ia harus mengakui bahwa ia tidak terlalu suka nama Dubois ditambahkan di belakang namanya. Ia lebih suka nama lahirnya, Lee Jinhyuk. Dan nama baratnya, James.
Ponselnya di dalam jas bergetar lagi dan kali ini Jinhyuk memilih untuk mengabaikannya. Ia berjalan keluar pintu belakang rumah menuju parkiran mobil untuk tenaga medis dan karyawan rumah sakit.
Namun saat kaki jenjangnya menjejak keluar pintu, matanya seketika bertemu pandang dengan sosok Kim Wooseok yang sedang berdiri di sana, tidak jauh darinya. Hanya terpaut sekitar semeter dari tempatnya berdiri. Ia lantas berusaha mengabaikannya dan membuang pandangannya ke manapun, asal bukan ke arah Wooseok.
"Jinhyuk, bisa bicara bentar?"
Jinhyuk menghentikan langkahnya, menoleh menatap Wooseok datar. "Sorry, Seok, gue mau pulang. Udah malem, capek. Lain kali aja."
Wooseok meraih pergelangan tangan kanan Jinhyuk saat residen forensik itu hendak berlalu. "Gue cuma pengen bicara sebentar sama lo, Hyuk. Please..."
Jinhyuk melepaskan tangannya dari cengkraman tangan Wooseok. Matanya menatap tajam ke arah Wooseok. "Kalo ini tentang waktu itu, lupain, Seok. Gue nggak mau bahas lagi dan nggak ada yang perlu lo omongin sama gue. Gue mau pulang."
Jinhyuk lantas melangkah lebar meninggalkan Wooseok menuju Audi hitamnya yang terparkir di antara mobil milik Midam dan mobil milik dokter Minhyun. Ini kedua kalinya ia mengabaikan Wooseok dan menjaga dirinya tetap dingin menghadapi Wooseok bukan hal mudah.
Jika Wooseok tidak menginginkannya, untuk apa ia terus berusaha mendapatkan hati Wooseok? Tidak akan ada gunanya. Semua usahanya sia-sia karena pada dasarnya, Wooseok tidak menginginkannya. Jadi mungkin benar bahwa ia harus mulai mencoba melupakan perasaannya terhadap Wooseok, seberapa besar pun ia menginginkan Wooseok.
"Jinhyuk, gue minta maaf. Gue sama sekali nggak bermaksud bilang kehadiran lo ganggu buat gue..."
Tangan Jinhyuk yang baru saja terangkat untuk membuka pintu mobilnya terhenti di udara saat ia merasakan dua lengan memeluk pinggangnya erat. Napasnya tercekat, kontras dengan gerakan tangannya yang terhenti di udara. Ia menjatuhkan tangannya ke sisi tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]
Fanfic"Dokter Midam, tiap ketemu dokter, bawaannya saya ingin jadi pendamping hidup dokter." "Dek, kamu lagi stase apa? Konsulenmu siapa?" "DokYuv ngapain di ruang koass?" "Menjagamu sebagai calon masa depanku, Dek Yohan." "Dek Minhee nanti jaga malam?" "...