"Well, adik-adik koass, saya mau minta maaf dulu karena menyambut kalian dengan muka bantal begini. Saya udah sekitar 2 harianlah nggak tidur. Dan Yunseong..." Dokter Yena menatap Yunseong yang duduk di sampingnya sambil membuka-buka lembaran laporan praktek dan belajar para koass. "... kamu udah nggak tidur berapa hari, dek Yunseong?"
Yunseong mengangkat kepalanya dan menoleh menatap Yena. "Sekitar 3 hari, dok," jawabnya.
Para koass yang sedang duduk di ruang bimbingan langsung menganga. Terutama oknum koass Kang Minhee. Tidak tidur selama 3 hari untuk seorang dokter residen adalah hal yang fantastis. Bayangkan, sebanyak apa pekerjaan mereka?
Yena mengangguk dan menepuk-nepuk punggung Yunseong perlahan. "Bayangin, dek, dia udah 3 hari nggak tidur. Kenapa kamu nggak tidur, dek?"
Yunseong berpikir sebentar, mengingat-ingat alasan mengapa ia tidak tidur. "Banyak pasien, dok. Saya jaga bangsal malamnya. Di bangsal sendiri ada sekitar 22 pasien. Sekitar 10 pasien harus di TTV per 3 jam sekali. Sekitar 7 pasien harus TTV per 6 jam sekali. Dan sekitar 5 pasien harus TTV perjam. Belum lagi sebagian butuh EKG perjam. Ya udah saya muter-muter bangsal kayak tikus kelaparan, dok. Nggak bisa pulang. Saya baru mau duduk, mau ngobrol bentar sama residen yang lain, ada yang tiba-tiba kejang."
Eunsang, Dongpyo, dan Hyungjun memandang Yunseong ngeri karena ceritanya. Minhee menatap prihatin pacarnya yang tampak seperti mayat hidup. Yohan, Minkyu, dan Junho menatap Yunseong dengan tatapan memuji seakan Yunseong adalah manusia super dalam film Avengers.
Yena tersenyum dan mengangguk beberapa kali. "Kalo kalian mau kaya, bisa pelesiran ke luar negeri dengan tenang, banyak uang, jangan jadi dokter, dek. Jadi pengusaha aja."
Junho mengangkat tangannya. "Tapi dokter Jinhyuk sering ke luar negeri, dok. Habis ke Amerika, ke Prancis, palingan besok dia pelesiran ke Wakanda," katanya.
Yena tertawa. "Dia posisi sama kayak dokter Yunseong. Sama-sama dokter residen. Bedanya, dokter Yunseong residen saraf, kalo dokter Jinhyuk residen forensik. Nggak setiap hari dan setiap saat ada tindakan kekerasan yang membutuhkan visum dan pembunuhan yang membutuhkan tindakan autopsi, dek. Tenaga dokter forensik di sini juga banyak, jadi nggak terlalu membebankan ke residennya."
Junho mengangguk. "Kalo gitu, saya mau ambil PPDS Forensik aja, dok. Biar bisa kayak dokter Jinhyuk."
"Muncul di mana pun secara ajaib gitu?" Dongpyo menoleh dan menatap Junho dengan tatapan heran, setengah mengejek.
Junho menggeleng. "Biar bisa agak tenang. Kan nggak setiap hari ada kasus kekerasan yang butuh visum dan nggak setiap hari ada jenazah korban pembunuhan yang harus diautopsi. Jadi gua bisa pelesiran ke luar negeri tenang tenang dan damai."
Yena tertawa mendengar perkataan lugu Junho. Sedangkan Yunseong yang duduk di samping Yena hanya memasang ekspresi cengo karena tidak tahu harus menanggapi koassnya yang satu itu dengan perkataan seperti apa.
"Dek, kamu nggak ada niat pelesiran ke luar negeri?" Yena menoleh pada Yunseong dan menyikut pelan lengan Yunseong. "Pacarmu di sini kan? Bisa dong diajak pelesiran ke luar negeri."
Minhee langsung menunduk, tidak berani menatap ke arah dokter Yena. Meskipun dokter itu tidak menatapnya, aura Yena seakan sedang fokus padanya.
Yunseong meringis. "Saya pelesiran ke luar negeri, dok? Iya, pas pulangnya saya langsung jadi gembel. Duit saya habis buat tiket pesawat pulang pergi. Habis gitu saya nggak sanggup bayar biaya PPDS. Double modarnya, dok."
Hyungjun mengangkat tangan kanannya untuk mendapat atensi setelah Yunseong menjawab pertanyaan dokter Yena tadi. "Dok, kalo lagi jaga bangsal, ngapain aja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]
Fanfiction"Dokter Midam, tiap ketemu dokter, bawaannya saya ingin jadi pendamping hidup dokter." "Dek, kamu lagi stase apa? Konsulenmu siapa?" "DokYuv ngapain di ruang koass?" "Menjagamu sebagai calon masa depanku, Dek Yohan." "Dek Minhee nanti jaga malam?" "...