"Oh, astaga..."
Seungwoo yang sedang merapikan lembaran report case langsung menoleh ke arah Byungchan yang sedang duduk bermain ponsel di tempat tidur sambil mengemil sebungkus besar keripik kentang. Ia menatap pacarnya dengan dahi berkerut saat menemukan ekspresi aneh di wajah pacarnya.
Byungchan menurunkan ponselnya dan menatap Seungwoo yang masih duduk di balik meja. "Woo, kamu pernah nemu pasien kamu yang ngelakuin selfharm nggak?"
Seungwoo berpikir sebentar. "Pernah. Sering. Kenapa emangnya?"
Byungchan menggeleng. "Tipe selfharm yang kayak gimana?" tanyanya lagi.
Seungwoo berbalik ke belakang untuk membuka kertas-kertas report casenya, dan memerhatikan kasus-kasus pasiennya, permasalahannya, bagaimana pihak psikiater mengatasinya, dan bagaimana perkembangan pasiennya. "Kebanyakan yang Superficical Self Mutilation. Ini masih bisa dibilang tindakan selfharm yang tergolong ringan dan biasanya sih pasien aku nggak begitu sadar kalo mereka melakukan selfharm tipe ini karena masih dalam tahapan ringan kayak diet berlebihan, memencet jerawat, mengorek luka, atau gigitin kuku pas lagi grogi."
Byungchan mengangguk. "Masa cuma itu? Masa iya? Kamu yakin?"
Seungwoo menggeleng dan melihat lembaran report casenya lagi. "Beberapa ada yang tipe Stereotype Self Mutilation. Ini termasuk tindakan selfharm yang masih terbilang ringan, tapi kalo dilakukan terus menerus bisa jadi berbahaya. Kebanyakan pasienku yang dateng ke Poli Psikiatri dengan tipe selfharm ini mengiris tangan mereka atau istilahnya cutting, nonjokin tembok, benturin kepala ke tembok atau narik-narik rambut sampe rontok karena stress."
Byungchan bangkit dari posisinya sambil membawa ponselnya. Ia membuka kunci ponselnya dan menampilkan sebuah foto di halaman akun Instagramnya yang dia cari lewat pencarian tagar.
"Aku nemu ini waktu aku nyoba nyari-nyari tadi. Ini masuk Stereotype atau aja jenis yang lain?"
Seungwoo memperhatikan sebuah foto di halaman Instagram pacarnya. Ada sebuah tangan yang entah siapa pemiliknya tampak mengeluarkan banyak darah, sayatannya tampak besar dan menyakitkan, dan di sampingnya ada beberapa cutter yang juga berlumuran darah.
"Oh, ini masih bisa dibilang Stereotype karena tindakan selfharmnya nggak sampai menimbulkan kerusakan yang nggak bisa diperbaiki. Kalo masuk Major Self Mutilation, udah masuk bahaya banget karena pelakunya bisa mencederai diri sampe ada yang membakar diri, merusak organ tubuh atau menabrakkan diri. Ini biasanya dilakukan sama seseorang yang ada gangguan psikosis."
Byungchan tampak berpikir sebentar. "Gini ini bukan kayak percobaan bunuh diri nggak sih? Atau suicidal thoughts?"
Seungwoo menggeleng. "Bukan. Itu bukan percobaan bunuh diri. Selfharm tuh bukan tindakan bunuh diri. Daripada bunuh diri, selfharm tuh cuma tindakan melukai diri sendiri buat mengungkapkan emosi."
"Bukan suicidal thoughts?"
Seungwoo menggeleng lagi. "Bukan, Chan. Selfharm tuh bukan termasuk suicidal thoughts. Daripada pemikiran buat bunuh diri, pelaku selfharm cuma berpikir bagaimana cara mengungkapkan emosi mereka, rasa sedih, marah, kecewa, khawatir, takut, kalut yang merasa rasa. Mereka nggak bisa mengungkapkan itu, jadi mereka berpikir untuk melukai diri. Satu goresan, satu perasaan. Kalo ini dilakukan secara terus menerus, hal ini jelas akan berbahaya buat mereka karena satu, kalo itu luka terbuka, bisa terjadi infeksi. Dua, kalo cutter atau alat lainnya tidak bersih, akan membuat luka itu jadi masalah secara medis. Tiga, itu akan menjadi kebiasaan yang saat mereka dirundung stress, mereka akan melakukan pelampiasan yang sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]
Fanfiction"Dokter Midam, tiap ketemu dokter, bawaannya saya ingin jadi pendamping hidup dokter." "Dek, kamu lagi stase apa? Konsulenmu siapa?" "DokYuv ngapain di ruang koass?" "Menjagamu sebagai calon masa depanku, Dek Yohan." "Dek Minhee nanti jaga malam?" "...