I Promise You

15.5K 2.7K 250
                                    

Wonjin memijat pangkal hidungnya perlahan. Kepalanya mendadak pusing dan penglihatannya mendadak mengabur. Padahal, sebelumnya dia hanya merasa pusing, tapi penglihatannya baik-baik saja. Namun setelah beberapa saat berselang, seiring dengan semakin pusing kepalanya, pandangannya juga ikut mengabur.

Mungkin karena belum tidur dari kemarin, pikirnya.

Wonjin menggelengkan kepalanya pelan, berusaha menyingkirkan pening yang makin menjadi dan berusaha menjernihkan pandangannya yang memburam.

"Dek Wonjin, tolong pasien bed 7 infusnya diisi ulang ya, dek. Saya mau ngurus bed 9 sama bed 10," kata seorang perawat pada Wonjin.

Wonjin berhenti memijat pangkal hidungnya dan mengangguk mengiyakan perintah dari kakak perawat. Begitu melihat Wonjin mengangguk, perawat itu langsung tersenyum dan berlalu meninggalkan koass itu di tempat jaga.

Dengan tangan gemetar, Wonjin mengambil sediaan infus dan beberapa perangkat lainnya, namun sebelum sempat dia memegang dengan benar infus di tangannya, tabung infus itu malah meluncur turun dari tangannya, membuatnya nyaris jatuh ke lantai kalau Junho tidak dengan sigap menangkapnya.

"Jin, hati-hati dong," kata Junho sambil meletakkan tabung cairan infus ke meja

Wonjin mengangguk asal-asalan dan berjalan untuk mengambil tabung infus itu, namun langkahnya berubah tidak seimbang, yang membuatnya hampir tersungkur ke lantai kalau Junho tidak menahan tubuhnya. Dan Wonjin tidak bisa berdiri tegak saat ia merasakan nyaris seluruh badan, khususnya kedua kakinya, terasa lemas.

"Lo sakit? Muka lo pucet kayak hantu tuh. Badan lo juga oleng. Gak enak badan?" tanya Junho sambil membantu Wonjin kembali duduk di kursi.

Wonjin menggeleng linglung. Demi apapun, kepalanya seperti dihantam beton bangunan. "Gak kok. Gue cuma lagi capek. Mungkin efek belum tidur dari semaleman."

"Ke ruang koass aja ya? Entar gue panggilin Minkyu."

Wonjin menggeleng dan menahan tangan Junho. "Gak usah. Gue gak papa. Cuma agak pusing dikit kok, Jun. Habis makan siang aja nanti gue istirahat di ruang koass. Gue mau ganti infus pasien dulu, ya."

Wonjin memaksa berdiri. Kedua kakinya gemetar, bahkan koass itu harus berpegangan pada meja uantuk menjaga tubuhnya tetap seimbang dan tidak tersungkur di lantai. Sedangkan Junho masih mengamati Wonjin yang berjalan serampangan sambil memegangi, bahkan saat Eunsang bergabung dengan mereka, Junho masih memerhatikan langkah Wonjin yang tidak seimbang.

"Wonjin, biar Eunsang aja yang ganti infus pasiennya. Wonjin di sini aja sama Junho," kata Eunsang begitu menyadari ke mana tatapan Junho dan melihat bagaimana keadaan Wonjin yang kini berdiri dengan bertumpu pada meja di sampingnya.

Wonjin menggeleng. "Gak usah, Sang. Gue bisa sendiri kok."

Junho langsung maju dan menarik tangan Wonjin, dan memaksa cowok manis berkacamata bulat itu duduk kembali di tempatnya dan lantas merebut tabung infus di tangan Wonjin. "Lo duduk di sini sama Eunsang. Biar gue yang ganti infus pasiennya. Jangan ke mana-mana."

Wonjin menggeleng dan berusaha berdiri untuk meraih tangan Junho, namun kemudian hanya ia hanya menggigit bibir bawahnya karena kepalanya terasa semakin pening dan Junho yang berdiri di depannya berubah menjadi 2 orang yang sama tidak jelasnya.

Eunsang merangkul pundak Wonjin saat tubuh rekannya itu kehilangan keseimbangannya, sebelum akhirnya kehilangan kesadarannya, membuat Junho langsung mendekat untuk membantu Eunsang menopang tubuh Wonjin.

.......

Wonjin mengerjap beberapa kali. Pandangannya sudah tidak seburam tadi, tapi kepalanya semakin terasa pening, terutaman di bagian dahinya. Rasa sakit itu seperti menuruni matanya dan membuat belakang matanya juga ikut terasa sakit, belum lagi lemas di sekujur tubuh yang membuatnya seperti tidak ingin melakukan apapun. Otot-otot di tubuhnya seperti tidak mau bekerja sama, terutama di otot kaki.

COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang