"Sebenernya kamu tuh sayang nggak sih sama aku?!"
Pagi itu rumah sakit mendadak gempar. Bukan gempar karena banyak pasien mendadak masuk ke rumah sakit atau ada kejadian darurat yang membahayakan nyawa pasien. Tapi karena drama.
Diketahui pagi ini, dokter Choi Byungchan dari poli penyakit dalam mendadak ngomel-ngomel ke pacarnya, dokter Han Seungwoo dari poli kejiwaan.
Tempat kejadian perkara di depan poli kejiwaan, markasnya Seungwoo.
"Kamu tuh masih pagi udah ngomel, semalem pasien banyak?" tanya Seungwoo.
Byungchan makin sewot. "Aku nanya belom kamu jawab, udah nyolot nanya aja."
"Ya, apa yang harus kujawab dari pertanyaan konyolmu?"
"Oh, gitu kamu sekarang?" Byungchan tersenyum miring.
Beberapa perawat yang kebetulan lewat di lorong itu akhirnya berhenti buat nonton, nggak terkecuali para residen yang tadinya mendekam anteng di markas masing-masing.
dr. Lee Midam didampingi Minkyu dan Wonjin yang sedang mengintip dari balik pintu poli orthopedi dan traumatologi.
dr. Lee Jinhyuk yang muncul di lorong rumah sakit dengan pakaian autopsi, lengkap sama masker dan sarung tangan yang belum dilepas.
dr. Kim Wooseok yang muncul dari poli kebidanan dan kandungan dengan muka kucel andalannya.
dr. Hwang Yunseong yang muncul dari poli saraf dengan muka kurang ngopinya.
dr. Song Yuvin yang mucul dari poli bedah dengan muka bantalnya.
Koass-koass lain, yang tidak salah dan tidak bukan adalah Junho, Yohan, dan Eunsang yang akan menuju IGD untuk berjaga.
Beberapa perawat yang melintas. Beberapa pasien yang tidak jauh dari TKP.
Semua mata mengarah pada Choi Byungchan dan pacarnya.
"Udah ah. Kita bisa omongin ini baik-baik. Jangan di sini. Kamu gak malu apa dilihat adek-adek koass itu," bisik Seungwoo, berusaha tenang.
"Oh, jadi kamu malu ngakuin kalo selama kita pacaran emang kamu nggak pernah sayang sama aku? Iya? Aku baru tau kamu ternyata orangnya gini, ya," cibir Byungchan sarkas.
Seungwoo natap sekitarnya canggung, masih berusaha sabar. "Kamu tuh sebenernya kenapa? Masih pagi udah ngomel-ngomel. Pasien kamu semalem banyak? Atau pasien kamu ada yang self-diagnosis?"
"Kamu tuh kapan sih jadi pacar yang peka? Aku tuh capek lama-lama sama kamu."
"Peka apanya? Kamu ngomong apa masalahmu sama aku aja gak pernah, aku harus peka dari mana? Kalo kamu udah ngomong sama aku, emang pernah aku diemin kamu?"
Byungchan makin kelihatan sewot, sedangkan mata di sekitarnya bertambah buat nonton drama dua dokter itu. "Tiap aku ngajak ketemu, alasan kamu selalu pasien, pasien, pasien, pasien, pasien. Kalo nggak pasien, palingan juga ada terapi, terapi, terapi, terapi. Kapan sih kamu ada waktu buat aku, Woo?"
Seungwoo menghela napas dan mendekati pacarnya. "Kamu udah berkomitmen buat jadi pasanganku, jadi kamu juga harus berkomitmen buat memahami pekerjaanku. Aku calon psikiater. Yang aku tangani bukan orang-orang yang sakit fisik, tapi sakit mental dan kejiwaannya. Kamu mau liat aku menyesal seumur hidup karena gak berhasil nolong mereka?"
Byungchan diem. Berhenti ngoceh. Bahkan Midam, Minkyu, sama Wonjin yang tadinya cuma ngintip dari balik pintu poli orthopedi akhirnya muncul ke lorong.
"Aku gak pernah nuntut kamu buat selalu ada 24 jam karena aku sadar kalo pasien-pasien kamu lebih butuh kamu daripada aku karena nyawa mereka lebih berharga daripada nyawaku, Chan. Buatku, cukup kamu laksanain dengan baik tugasmu sebagai dokter, aku udah bangga sama kamu. Aku gak pernah nuntut kamu ini itu. Aku selalu ngawasin kamu, aku selalu jagain kamu. Hanya karena aku diem, bukan berarti aku gak sayang sama kamu. Aku emang gak bisa gombal kayak Jinhyuk, tapi aku lebih bisa ngasih kamu kepastian, daripada Jinhyuk yang cuma bisa ngasih Wooseok gombalan."
Byungchan makin diem. Dia cuma bisa nunduk selama Seungwoo ngomong. Tapi selama itu, ada 2 oknum residen dari poli berbeda yang nggedumel.
"Kalo mau romantis, jangan bawa-bawa gue dong." - Lee Jinhyuk, residen forensik.
"Emang kapan gue minta kepastian dari Jinhyuk sih?" - Kim Wooseok, residen obstetri dan ginekologi.
Seungwoo akhirnya ngusap puncak kepala Byungchan. "Kamu mau ngerti sekarang, kan? Aku gak minta kamu selalu ada buat aku, cukup pahami aku dan pekerjaanku aja, aku udah seneng. Aku selalu luangin waktu buat kamu, tapi aku sadar, kita sama-sama dokter, tanggungjawab kita bukan main-main, selain hidup kita, hidup pasien kita juga prioritas, malah di atas hidup kita."
"Maaf, Woo," Byungchan mencicit pelan.
Seungwoo tersenyum dan mengangguk pengertian.
Beberapa perawat perempuan yang tadinya sibuk nonton drama realita pagi tiba-tiba langsung baper dan berharap punya calon suami kayak Seungwoo. Udah ganteng, pengertian, dewasa, romantis, sialnya profesinya dokter pula.
Lagian Byungchan aneh-aneh aja, udah punya pacar bener kayak Seungwoo, masih aja nyari gara-gara - Lee Midam yang kembali masuk ke polinya bareng dua koass di belakangnya.
Perlu banget apa bawa-bawa gue? - Lee Jinhyuk yang kembali ke kamar jenazah buat mojok nyari wangsit.
Kapan sih kapan gue pernah minta kepastian dari Jinhyuk? - Kim Wooseok yang akhirnya milih ninggalin poli.
Gue mau ngasih Yohan kepastian, tapi dia masih ngekoass - Song Yuvin yang sedang memandangi Kim Yohan.
Oh jadi banyak yang lebih suka dikasih kepastian daripada gombalan - Hwang Yunseong yang memilih masuk lagi ke polinya.
Dokter Yuvin ngapain sih ngeliatin dari tadi?- Kim Yohan yang akhirnya milih sembunyi di belakang Eunsang.
Mau ngasih dokter Midam kepastian, tapi Eunsang adeknya dokter Midam. Masa jadi adik iparku adalah gebetanku semasa kuliah yang masih kusayang hingga aku menikah dengan kakaknya? - Cha Junho yang dilema berat.
Mama, Eunsang digantungin T_T - Lee Eunsang yang mendadak jadi tamengnya Kim Yohan.
Semakin kukejar
Semakin kau jauh
Tak pernah letih
Tuk dapatkanmuHehehe😆
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]
Fanfiction"Dokter Midam, tiap ketemu dokter, bawaannya saya ingin jadi pendamping hidup dokter." "Dek, kamu lagi stase apa? Konsulenmu siapa?" "DokYuv ngapain di ruang koass?" "Menjagamu sebagai calon masa depanku, Dek Yohan." "Dek Minhee nanti jaga malam?" "...