"Yuveeen, kapan lo tebus vespa gue yang ada di bengkel? Gue gak sanggup beli bensin buat mobil, habis banyak. Tekor gue. Kapan mau lo tebus vespa gue?"
Semua residen yang ada di warung markas mereka biasa berkumpul langsung menoleh ke arah Jinhyuk yang kembali berdandan berantakan dengan rambutnya yang acak-acakan. Matanya menatap lurus ke arah Yuvin yang sedang mengunyah gorengan dengan santainya dan ekpresinya menunjukkan kemurkaan terhadap Song Yuvin.
Yuvin memberikan isyarat 5 jari dengan satu tangannya, pertanda tunggu. "Tunggu gajian, Hyuk. Gue gak ada duit buat bayar tebusan vespa lo."
Jinhyuk langsung mendekat ke arah Yuvin dan menjitaknya tanpa perasaan. "Terus lo nunggu vespa gue jadi besi tua di bengkel? Lagian kalo lo gak bisa nyetir motor, gak usah begayaan minjem vespa kesayangan gue. Tau sendiri gue belinya pake darah, keringat, dan air mata. Modifikasinya habis banyak biar bisa boncengin Wooseok, malah lo yang bikin rusak. Ah, sontoloyo!"
Yuvin mengusap kepalanya yang baru dijitak Jinhyuk. "Ya mana gue tau bakal jadi gitu kejadiaannya? Emang lo kira gue tau kalo itu tikus bakalan lewat di depan gue kayak model Paris Fashion Week? Kalo gue tau tikus itu bakalan lewat di sana, mana kira gue lewat sana, Bahlul."
"Kalian bisa gak sih akur sehari aja? Dari sebelum Jinhyuk ke Paris udah bertengkar gara-gara vespa, sekarang Jinhyuk udah pulang dari Paris juga masih bertengkar gara-gara vespa," kata Midam yang akhirnya bosan menonton perkelahian dua rekan residennya dengan tema yang sama.
Jinhyuk menunjuk Yuvin. "Dia tuh, vespa gue gak ditebus, Dam. Kan gue jadi minjem mobil punya papa gue. Dikata beli bensin buat mobil semurah beli mendoan anget apa? Mending juga gue naik vespa ke mana-mana."
"Kan lebih enak naik mobil, gak kehujanan daripada lo naik vespa butut."
Jinhyuk langsung menatap Yuvin dengan tatapan berapi-api. "Kalo lo tau enakan naik mobil daripada vespa butut gue, ngapain minjem vespa gue hah? Kan lo bisa pacaran ama Yohan naik mobil, pake acara minjem vespa gue lagi. Sekarang masuk bengkel malah gak mau ditebus. Tanggungjawab ama vespa gue aja ribet, apalagi tanggungjawab ama Yohan."
"Kok lo bawa-bawa Yohan sih?"
"Lah lo ngapain ngatain vespa gue butut?"
"Gak usah bawa-bawa pacar gue dong!"
"Gak usah minjem-minjem vespa gue dong!"
"Entar kalo gue gajian, vespa lo gue tebus. Berisik banget jadi orang."
"Selama vespa gue belum ditebus, emang lo mau Yohan gue sewa dulu?"
"Lo ngajak ribut ya, Hyuk?"
"Lo ngelawak ya, Veen?"
"Cuma gara-gara vespa doang berantem kayak anak belum lulus Paud! Yang ngerusakin vespanya kan si Yuvin, ngapain jadi bawa-bawa anak gue sih? Anak gue jangan dibawa-bawa dong! Itu kan salahnya Yuvin, bukan Yohan!" Byungchan akhirnya menjerit geram melihat perkelahian dua rekannya dan seketika memukul kepala Jinhyuk dan Yuvin menggunakan botol kecap Bango.
Jinhyuk akhirnya mengalah dan duduk di samping Yunseong hanya daritadi hanya menonton perkelahian dengan wajah cengo andalannya, dan di sampingnya duduk Midam dan Wooseok yang sedang menatap Jinhyuk dan Yuvin bergantian.
"Wooseok mana sih? Kok daritadi gak keliatan? Biasanya mode maungnya keluar kalo ada keributan," tanya Jinhyuk sambil meraih tahu isi di atas piring yang ada di depan Seungwoo.
Seungwoo menunjuk ke seberangnya. "Wooseok segede itu, yakin lo gak liat?"
Jinhyuk langsung menoleh ke samping. Di sampin Yunseong ada Midam yang dengan antengnya mengaduk es tehnya sambil sesekali memainkan sendoknya dan di samping Midam, ada sosok pujaan hatinya yang sedang duduk anteng sambil memakan pisang goreng hangat.
Jinhyuk membeku. Langsung memperbaiki penampilannya.
Yunseong melirik Jinhyuk. "Gimana rasanya lupa pencitraan?"
Jinhyuk balas melirik Yunseong. "Yunseong, temen gue yang paling lempeng, kok lo gak bilang sih kalo Wooseok di sini?"
"Lo gak nanya. Lagian Wooseok segede itu, masa gak keliatan sih?"
Jinhyuk memasang tampang konyolnya, semakin menyadari kalau sedari tadi Wooseok sudah menyaksikan keributan yang diperbuatnya bersama Yuvin. Padahal rasanya baru kemarin dia mendapat lampu hijau untuk mendekati Wooseok, kenapa penderitaan ini selalu terjadi dalam hidupnya?
"Gitu tuh orang kalo lagi emosi, suka lupa kalo harusnya dia pencitraan. Makanya, lain kali kalo lagi kesel atau emosi, yang wajar-wajar aja. Siapa tau gebetang lagi ada di samping atau mendadak nongol? Dan lagi, jangan bawa anak-anak manis nan lugu gue dong."
.
.
.
La tikusto lepasto🐀
.
.
.
.
Sebagai kameramen, saya mengucapkan selamat siang🐀
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]
Fanfic"Dokter Midam, tiap ketemu dokter, bawaannya saya ingin jadi pendamping hidup dokter." "Dek, kamu lagi stase apa? Konsulenmu siapa?" "DokYuv ngapain di ruang koass?" "Menjagamu sebagai calon masa depanku, Dek Yohan." "Dek Minhee nanti jaga malam?" "...