"Eomma aku akan ke Seoul"
Sehun menegang ditempat ketika mendengar nama kota yang menyimpan kenangan buruk baginya.
Ia mengalihkan atensinya kepada sang putra yang Ia lahirkan dan Ia besarkan dengan tangannya sendiri.
"Eomma maaf, tapi kampus sudah memilihkan tempat magangku" kata sang putra sambil menunduk karena merasa bersalah kepada sang ibu.
"Tak apa sayang, Eomma mengerti.. kapan kau akan berangkat?"
.
."Jangan lupa kabari eomma jika kau sudah sampai ya? Jangan lupa makan yang teratur" nasehat Sehun sambil merapikan penampilan putranya.
Seobin mengangguk, lalu memeluk tubuh sang ibu yang hanya sebatas dagunya.
"Eomma jaga kesehatan, jika Seobin libur Seobin akan pulang ke Busan" ujarnya.
Sehun mengangguk sambil mengusap airmata yang jatuh mengenai pipinya.
"Hati-hati ne?"
.
.Oh Sehun hanyalah pemuda biasa yang dinikahi seorang konglomerat bernama Park Chanyeol.
Namun Sehun hanyalah dijadikan istri kedua, karena Chanyeol sesungguhnya sudah menikahi wanita bernama Bae Irene, bahkan mereka sudah mempunyai putri.
Sehun tidak tahu menahu perihal istri pertama Chanyeol, yang Ia tahu Chanyeol hanya seorang pegawai kantor biasa yang mencintainya dengan sepenuh hati.
Sehun yang memang sudah terjerat pun hanya mengangguk ketika ajakan menikah itu terlontar dari bibir Chanyeol.
Hingga istri pertama Chanyeol tahu mengenai hubungan keduanya, Ia mengusir Sehun dari kehidupan Chanyeol yang saat itu tengah mengandung bayi buah hatinya bersama Chanyeol.
Sehun hanya pasrah ketika mengetahui bahwa Chanyeol adalah pemilik perusahaan terkenal dan berasal dari keluarga terpandang, Sehun yang sadar diri pun hanya bisa menuruti semua perkataan istri pertama Chanyeol.
Ia juga malu karena merasa menjadi pelakor dalam rumah tangga Chanyeol. Walaupun Ia sendiri dibohongi oleh Chanyeol.
..
"Iya Eomma.. aku juga tidak menyangka bahwa aku langsung diberi posisi menjadi sekretaris Sajangnim.. aku benar-benar senang Eomma"
Sehun tersenyum lebar mendengar cerita dari anak semata wayangnya itu.
"Begitukah? Kapan kau akan mengunjungi Eomma hm?" Tanya Sehun lembut.
"Aku bahkan baru berangkat seminggu yang lalu Eomma.. dan kau sudah merindukan anakmu yang tampan ini heh!"
Sehun tertawa keras kali ini. Oh Seobin memang sangat percaya diri. Seperti ayahnya.
Ah. Mengingat pria brengsek itu membuat dadanya sesak.
"Eomma rindu sekali sayang.. jangan lupa untuk terus menghubungi Eomma ne?"
"Ne Eomma.. doakan agar hari pertama ku menjadi sekretaris Sajangnim lancar ya Eomma"
"Pasti sayang pasti"