"– Park Minhyung. Putraku Park Minhyung"Sehun menoleh dengan cepat ke arah Chanyeol. Matanya melebar disertai mulut yang membulat shock.
Apa yang Chanyeol ucapkan tadi? Tidak! Tidak!
"A-apa maksud Hyung?" Lirih Sehun tak percaya.
"Aku yakin kau mendengarnya dengan baik Hun-ah"
Sehun kalap, Ia membereskan barang-barangnya dengan cepat. Lalu mengambil Mark yang berada dipangkuan Chanyeol.
Sontak anak itu merengek, tak mau berpisah dengan Daddynya.
"A-aku harus pulang Hyung! Suamiku menungguku dirumah!"
Sehun tak perlu mendengar jawaban Chanyeol, Ia berjalan cepat menjauh dari sana. Tangisan Mark pun Ia hiraukan, sepertinya anak itu benar-benar tak mau berpisah dengan Daddynya.
"Daaddyyyy hikcc... Daddy"
Mark juga meronta di gendongannya.
"Mark.. jangan membuat semuanya semakin rumit!" Bentaknya.
Mark tambah mengencangkan tangisannya, bahkan beberapa pasang mata mulai menghakiminya.
"Oke.. oke maafkan Mommy hm.."
Sehun mendekap tubuh gembul itu serta mengusap punggung kecilnya yang masih bergetar. Nafas anak itu tersendat.
"Maafkan Mommy ya... "
...
Setelah menangis karena berpisah dengan Daddynya tadi, Mark kembali demam. Tubuhnya panas, tapi tak sepanas kemarin.
Sehun sangat merasa bersalah, Mark tak salah disini. Ia hanya merindukan Daddynya.
Anak itu masih tertidur, tapi terlihat tak nyaman, Ia terus meringis dan hembusan nafasnya pun terasa panas, itu benar-benar membuat Sehun merasa gagal menjadi seorang Ibu.
Ini sudah jam 3 sore, dan sudah 4 jam Mark tertidur. Sehun mengusap dahi kecil itu dengan lembut hingga sang anak membuka matanya.
"Dadddyyy hikcc..."
Sehun menghela nafasnya lalu membawa Mark menuju ruang tengah.
"Lihat SpongeBob yuk.."
Mark tampak tidak minat, balita itu masih terisak kecil karena merasa tidak nyaman dengan suhu badannya. Sehun sudah menaruh plester demam, dan demamnya sudah turun walau hanya 1 derajat.
"Dadyy hikc"
"Disini tidak ada Daddy Markeuu.. hanya ada Mommy dan Mark.."
Sehun duduk dilantai yang terlapisi karpet beludru, Ia juga meluruskan kakinya, dan memposisikan Mark diperutnya agar anak itu merasa nyaman.
"Kau mau makan? Kau belum makan sedari tadi"
Sehun kembali memeriksa suhu badan Mark dengan termometer yang Ia taruh disakunya.
Mark menggeleng, dengan wajah yang terbenam di dadanya.
"Mau susu?"
Sehun mengangkat kausnya dan membiarkan Mark melakukan apa yang Ia mau.
"Huhuhu hikcc..."