" Masyarakat Korea akhir-akhir ini dihebohkan dengan kasus penculikan anak– anggota kepolisian Seoul sedang menyelidiki kasus tersebut–"
Klik
" Daddy~~.. Kenapa dimatikan? Markeu ingin menonton! "
Chanyeol tersenyum lembut, lalu mengusap rambut sang anak dengan gemas.
" Sudah malam sayang.. Pergi ke Mommy dan segeralah tidur.. "
Bibir Mark mengerucut. Memandang sang Ayah dengan tatapan memohon, namun sang Ayah menggeleng, tanda tak setuju.
" Hmm.. Baiklah.. "
Mark lalu berjalan gontai menuju kamarnya yang terletak dilantai dua rumah megah itu.
Chanyeol terkekeh geli. Ia mengambil ponselnya untuk menghubungi anak buahnya.
" Segera tangkap penculik itu dan hukum mati dia! Biadap sekali"
" Baik Jendral "
..
" Sayang.. Bangun..! "
Chanyeol mengerang, kemudian membuka matanya dengan malas, dan terpampanglah wajah manis sang istri yang tersenyum lebar.
" Morning wifeu.. "
Pemuda manis itu tersenyum, Ia kemudian menarik selimut yang digunakan sang suami dan merapihkannya.
" Bangun suamiku.. Kau tidak ingin bekerja hm? "
Chanyeol menarik tangan sang istri dan membuat tubuh mungil istrinya terjerembab ke ranjang.
" Morning kiss? "
" Kau belum mandi Tuan Park"
" Ck. Beri aku vitamin dulu sayang..lalu aku akan bergegas untuk mandi "
Chanyeol menyeringai, kemudian melumat bibir sang istri dengan ganas. Sang istri sampai dibuat kepayahan dengan tingkah laku suaminya.
" MOM– where's my breakfast – ups! "
Mark menutup bibir mungilnya saat mendapati kedua orang tuanya tengan berciuman.
Chanyeol melepaskan tautan bibir mereka dan terseyum konyol
" Putera kita membutuhkanmu sayang.."
" Ish. Dasar! '
..
Chanyeol menggeram marah ketika kasus penculikan anak itu tak kunjung terungkap. Keluarga korban terus menuntut agar kepolisian bergerak cepat. Mereka khawatir dengan kondisi anak mereka.
" Korban rata-rata berusia 7 tahun Jendral, dan mereka semua laki-laki"
Sial. Apa sebenarnya motif sang pencuri itu?
" Shit. Apa tidak ada cctv yang memergoki aksinya? "
" Ada Tuan.. Namun cctv itu tak begitu membantu Jendral, sepertinya pencuri anak itu sudah mengetahui seluk beluk lokasi. "
Chanyeol memukul mejanya. Merasa kesal karena Tim yang Ia tugaskan belum juga menemukan titik terang. Ia benar-benar cemas, apalagi Ia juga mempunyai anak berusia 7 tahun. Sial. Chanyeol harus menambah pengawasan sang anak.