Mata sipit itu perlahan terbuka, mengerang saat merasakan kepalanya berputar hebat dan seperti dihantam benda keras. Sehun mengedip-ngedipkan matanya, setelah penglihatannya kembali normal, Sehun mengedarkan pandangannya– kamar mewah super besar yang tak tahu milik siapa ini.Sehun lalu berusaha mengingat-ngingat kejadian yang menimpanya sebelum Ia tak sadarkan diri. Seketika matanya membulat, jantungnya berpacu sangat cepat.
Ia segera bangkit dari ranjang dan seketika tubuhnya ambruk karena rasanya sangat lemas, bahkan untuk mengangkat kakinya. Namun Sehun terus berupaya bergerak mencari Mark. Pikirannya hanya ada Mark, Mark dan Mark.
Ia menyeret tubuhnya kedepan pintu besar itu dan membukanya secara perlahan. Kosong
Keadaan diluar sudah aman. Ia berusaha berdiri dan berjalan dengan tembok sebagai pegangannya. Matanya was was mengintai keadaan. Ia hanya takut jika penculiknya tadi menemukannya dan mengurungnya kembali.
Setelah melewati lorong yang cukup panjang, Sehun menemukan sebuah kamar diujung lorong itu. Sehun membukanya pelan, berharap Mark berada disana.
Cklek'
Beberapa pasang mata langsung melihat kearahnya. Tubuhnya tiba-tiba terasa kaku, ditambah semua yang berada disana adalah keluarga Chanyeol. Termasuk istri dan mertua Chanyeol.
"Sehunnie.."
Chanyeol menghampirinya dan memeluknya erat. Sehun membalas pelukan itu dengan tak kalah erat.
"Hyungiee Aku takut hiks... M-mereka menodongku dengan pistol hiks.. "
Dada Chanyeol terasa sesak saat Sehun menangis ketakutan. Tubuhnya bergetar hebat dipelukan Chanyeol.
"M-mark hiks.. Hyung dimana Mark?"
Chanyeol melepas pelukannya dan menunjukkan Mark yang masih diperiksa oleh dokter. Sehun lantas mendekat dan memeluk Mark. Tak memperdulikan jika Ia menghalangi Sang dokter untuk memeriksa Mark.
Sehun menggendong Mark dan pergi membawanya.
"OH SEHUN!!" bentak Ayah Chanyeol. Sehun tak memperdulikannya, Ia tetap berjalan menuju Chanyeol yang masih berada didepan pintu.
"OH SEHUN!! HENTIKAN!!"
Beberapa bodyguard langsung menghalangi jalan Sehun, Sehun menangis saat Ia terkepung oleh beberapa bodyguard.
"Hikss.. minggir!!"
Chanyeol mendekat ke kerumuman bodyguard yang menghalangi Sehun, namun sayang beberapa dari mereka justru menahan tubuhnya.
"Lepaskan brengsek!!"
Sehun berusaha mendorong beberapa bodyguard itu, namun sayang tenaganya tak begitu besar setelah sadar dari pengaruh biusnya.
"Oh Sehun! Jangan bermain-main dengan kami!"
Sehun jatuh terduduk dilantai dengan Mark yang masih berada digendongannya. Ia mengeratkan pelukannya saat Ayah Chanyeol berdiri didepannya.
"Tuan hiks.. biarkan Aku pergi" lirihnya.
Ayah Chanyeol berjongkok, lalu melihat Sehun dengan seksama.
"Kau membawa darah daging Park disini, dan kami tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja"
Tangis Sehun semakin menjadi, rasa takut akan kehilangan Mark muncul dibenaknya.
"APPA! KAU BILANG KAU MERESTUI KAMI!!" Teriak Chanyeol saat beberapa bodyguard masih menahan tubuhnya.
"Kau kira Aku rela membiarkan anakku mati sia-sia hanya karena cinta? Mark memang darah daging keluarga Park, Aku sangat senang mengetahui hal itu, namun Aku hanya membutuhkan Mark saja"