Typo bertebaran
Happy Reading
💕
***
.***
Vano berlari menuju lemari tempat biasa Riana menyimpan semua obat setelah mendudukan Ana di kursi ruang tengah.
Vano tersenyum lebar saat kotak berwarna putih itu ada di dalam lemari. Seringkali Harrish menyembunyikan kotak obat itu supaya tak usah ada yang mengobati Ana jika ia terluka karena perbuatannya.
Vano kembali ke ruang tengah dengan menenteng kotak obat di tangannya dan mulai mengambil kapas dan obat merah untuk mengobati luka Ana.
"Aduh kak sakit, pelan-pelan dong."
Ana meringis saat Vano mulai menempelkan obat merah di lutut Ana.
"Sebentar lagi selesai, tahan dulu ya."
Vano dengan telaten merawat luka Ana, bukan sekali dua kali tapi sering kali ia melakukannya walau dengan diam-diam, terlebih setelah Harrish marah pada Ana, karena pada saat itu akan ada luka walau hanya lebam. Bukan hanya tapi lebam yang mampu membuat kulit putih ana berubah menghitam.
.
Ceklek
.
"Ana kenapa sayang."
Mata Riana membulat sesaat setelah memasuki rumah dan melihat Vano yang terduduk di depan Ana dengan kotak obat di sampingnya.
"Ana tadi jatuh dari ayunan Bun." Ucap Vano.
"Duh sayang, lain kali kalau main hati-hati ya sayang."
Riana mengecup kening kedua buah hatinya bergantian lalu menarik mereka berdua ke dalam pelukannya.
.
***
Sorenya.
"HARRISH!!!"
Teriak seseorang yang baru saja membuka pintu rumah keluarga Harrish kasar dengan menggandeng seorang gadis kecil yang sedang menangis sesenggukan.
"Luna? Ada apa? Kenapa Lisa menangis?"
Riana yang sedang ada di dapur terkejut setelah mendengar teriakan dan gebrakan keras dari arah pintu masuk dengan sedikit berlari langsung menghampiri mereka.
Luna adalah ibu dari Lisa, Riana selalu tak habis fikir padanya, setiap apa yang di lakukan anaknya selalu saja menyalahkan Ana, walau sudah jelas jika bukan Ana yang salah.
Berkali-kali Riana membela Ana karena kelakuan Lisa, tapi selalu saja Harrish membela Luna dan Lisa dan akhirnya Ana yang di salahkan.
Entah apa yang membuat Harrish lebih percaya Luna dan Lisa. Bahkan di luar dugaan Harrish lebih memperlihatkan rasa sayangnya pada Lisa di bandingkan pada Ana putri kandungnya sendiri.
Terakhir kali Riana mencoba membela Ana, Harrish memberikan hadiah di pipinya sampai tidak hilang selama 3 hari. Sampai mengharuskan Riana menggunakan selendang setiap kali keluar rumah. Karena Harrish mengancamnya supaya tidak ada yang tau hal itu, atau Riana dan Ana akan di usir.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect BoyFriend
RomanceCinta itu suatu hal yang tabu, tak nampak, tak bisa di sentuh, tak tau juga seperti apa, tak dapat di jelaskan dengan kata-kata bukan? tapi dapat di rasakan oleh hati. Begitupun cintaku, aku tau cintaku tak dapat terlihat oleh mu, karena memang tak...