Happy Reading
💕
***Kirana, Lidia dan Rika mengitari sekolah untuk mencari Vania, bahkan menanyai beberapa anak Kencana tentang pria itu, yang nyatanya bahkan mereka sendiri tidak tau pria itu siapa.
Mereka sudah memeriksa semua tempat, bahkan tempat yang jarang di kunjungi siswa sekalipun. Namun nihil.
Bugh
Kirana menabrak seseorang saat berlari hendak menuju perpustakaan sekolah."Ki, ngga papa? Sorry-sorry gue ngga fokus tadi." Ucapnya. Sembari memegang kedua bahu Kirana dan membantu Kirana bangun.
"Kak Devan, ..." Panggil Kirana setelah mengetahui siapa yang telah ia tabrak.
"Ki, ... Lo ngga papa kan? Kenapa?" Tanya Rasya saat melihat Kirana dengan wajah dan mata yang merah. Kirana hanya diam.
"Ki, .. Lo sakit, UKS ya, istirahat di sana, lo keliatan kacau." Ucap Rasya.
"Kak, ... Hiks hiks" Kirana malah menangis di depan Rasya
"Kenapa? Gue ngga paham kalau lo nangis gini, ada apa?"
"Deva ngga ada, Kiki udah cari tapi ngga ketemu sampe sekarang." Ucap Kirana, Rasya langsung terdiam.
"Ngga ada gimana? Kan ada di kelas sama kalian."
"Tadi Deva ngeluh pusing, badannya juga panas, terus aku minta Lidia sama Rika buat beliin Teh manis hangat, tapi mereka lama, jadi aku susul, pas balik lagi Devanya udah ngga ada, kata anak-anak kelas di bawa cowok anak Kencana, di paksa gitu, aku khawatir Kak, maaf." Sesal Kirana
"..."
"Maaf Kak, padahal kakak udah percayain Deva ke aku, tapi sekarang, ..."
"Sekarang lo tenang dulu oke." Ucap Rasya, Kirana mengangguk.
"Ki, ketemu?" Tanya Rika yang tiba-tiba muncul dari arah belakang bersama Lidia, Kirana menggeleng.
"Kalian udah cari kemana aja?" Tanya Rasya.
"Semuanya kak, kecuali perpustakaan, dan gedung utara." Ucap Lidia.
Gedung utara berada di seberang gedung mereka, itu cukup jauh dari posisi mereka berada.
"Ya udah kalian balik ke kelas aja, kalian tunggu di kelas, biar gue yang cari." Mereka pun mengangguk. Dan berbalik meninggalkan Rasya.
"Lo salah cari tempat main." Ucap Rasya.
***"Lepasin, tangan gue sakit." Rengek Vania karena Aldo mencengkram erat tangannya.
Ya pria itu adalah Aldo, ia mengambil kesempatan saat Vania sedang sendirian dan membawanya pergi.
"Gue ngga akan lepasin lo lagi sayang." Ucap Aldo.
"Lo gila ya." Ucap Vania.
"Kamu yang udah bikin aku gila." Ucapnya.
"Lepasin gue biarin gue pergi."
Aldo mendudukan Vania di atas kursi dan mengikat kedua tangannya ke belakang seperti beberapa hari yang lalu.
"Ngga untuk kali ini." Aldo tersenyum.
Aldo berjalan ke arah pintu dan mengunci pintu dari dalam, entah dari mana ia mendapatkan kunci itu.
Bahkan ia mengganjal pintu itu dengan beberapa benda yang ada di dalam gudang perpustakaan ini.
Ia kembali menuju ke arah Vania, ia berjongkok di depan Vania, mengusap pipi Vania namun Vania langsung memalingkan wajahnya menghindari sentuhan Aldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect BoyFriend
RomanceCinta itu suatu hal yang tabu, tak nampak, tak bisa di sentuh, tak tau juga seperti apa, tak dapat di jelaskan dengan kata-kata bukan? tapi dapat di rasakan oleh hati. Begitupun cintaku, aku tau cintaku tak dapat terlihat oleh mu, karena memang tak...