Happy Reading
💕
***
Vania dan Rasya kini duduk di bangku depan ruangan Oma. Vania masih menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, yang perlahan mulai mengendalikan diri dan tersenyum pada Rasya.
"Makasih Sya." Ucap Vania.
"Aku tau kamu ngga tahan lama-lama di dalem kan." Rasya menarik Vania ke dalam pelukannya.
"Aku ngga mau kehilangan Oma, cuma Oma yang aku punya, cuma Oma yang perduli sama aku di saat keluarga aku gak menginginkan aku, cuma Oma yang ..." Rasya mengernyitkan alisnya.
'Keluarga, ... ngga menginginkan aku?'
"Ssstttt udah ya sayang, jangan ngomong aneh-aneh, kita berdoa aja ya buat kesembuhan Oma." Vania mengangguk.
"Ya udah sekarang kita pulang dulu, biarin Oma di istirahat di sini, nanti sore kita kesini lagi oke."
Mereka pun beranjak pulang dengan sebelumnya meminta semua BD untuk benar-benar menjaga Oma dan memastikan Oma baik-baik saja.
.
Esoknya Vania kembali ke sekolah setelah mengetahui keadaan Oma semakin membaik kemarin sore.
Tadinya Vania menaksa ingin tetap di rumah sakit menjaga Oma, tapi Oma melarang keras hal itu.
Sesampainya di sekolah semua mata memandang ke arah Vania dengan aneh, Vania hanya berjalan dengan memainkan kakinya di lantai.
'Pasti karna kejadian kemarin di hutan.'
Vania menggaruk tengkuknya beberapa kali sembari terus berjalan menunduk.
"Devaaaaaa!!!"
Suara cempreng nan melengking langsung menusuk di telinga Vania dan spontan membuat Vania menoleh, siapa lagi kalau bukan Kirana.
"Apa sih Ki, ini di sekolah bukan hutan, sakit kuping gue." Decak Vania.
"Kemarin lo kemana? Gue kaget pas ada orang baju item-item beresin barang- barang lo tau ga?"
'Ou berarti Kirana ngga tau kejadian kemaren di lapangan.'
"Sorry Oma gue sakit jadi pulang duluan deh." Ucap Vania.
"Gue dengar dari kakak senior Kak Devan juga kemarin pulang duluan katanya Omanya sakit." Vania langsung membulatkan matanya.
"Loh ... Kok bisa sama gitu ya?" Ucap Vania sambil cengengesan.
'hadohhh gimana ini.'
"Oh iya Ki, ini orang-orang kenapa liatin gue kaya liat setan sih?" Vania mencoba mengalihkan pembicaraan mereka.
"Hmmm ngga tau, mungkin karena lo cantik." Ucap Kirana.
"Itu mah udah dari sononya." Mereka berdua pun tertawa dan berjalan menuju kelas.
BRAK
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect BoyFriend
RomanceCinta itu suatu hal yang tabu, tak nampak, tak bisa di sentuh, tak tau juga seperti apa, tak dapat di jelaskan dengan kata-kata bukan? tapi dapat di rasakan oleh hati. Begitupun cintaku, aku tau cintaku tak dapat terlihat oleh mu, karena memang tak...