Happy Reading
💕
***"Tutup matanya." Ucap Rasya, sembari menunjukan sebuah kain berwarna hitam pada Vania, Vania hanya mengangkat alisnya sebelah.
Vania dan Rasya sampai di hotel pukul 10.45 malam. Saat ini mereka ada di basement hotel, Rasya berencana mengarahkan Vania ke ruang ganti, namun ruangan itu harus melewati ballroom tempat acara, maka dari itu Rasya akan menutup mata Vania.
"Mesti banget di tutup gitu matanya? Nanti kalau kesandung gimana? Salah-salah malah di culik lagi." Ucap Vania, Rasya hanya tertawa.
"Kan ada aku sayang, aku pegangin kamu kok, di jamin ngga akan terjadi apa-apa, aman, oke" Ucap Rasya.
"Ya udah." Vania mun menurut.
Rasya pun mengikatkan kain hitam di mata Vania, perlahan membantu Vania turun dari mobil, dan berjalan perlahan menuju ballroom.
"Jauh ngga?" Tanya Vania.
"Hmm, deket kok sayang." Ucap Rasya.
"Oke."
"Maaf ya, soal tadi."
"Udah jangan di bahas ya Sya."
"Makasih sayang."
Perlahan Rasya memegang tangan dan pinggang Vania, menuntunnya berjalan dengan sangat hati-hati.
"Di depan ada tangga."
Perlahan kaki Vania di tuntuk untuk menaiki satu per satu anak tangga.
"Sya, ..."
"Hmm, ..."
"Memang ini ada acara apa? pake aku di tutup mata segala, terus di kirim gaun lagi, aku kan ngga ulang tahun." Rasya mengernyitkan alisnya, sedikit terkekeh.
'Sudah ku duga dia lupa.' batin Rasya.
"Cuma makan malam aja." Ucap Rasya.
"Makan malam? Di rumah aja si itu mah bisa." Ucap Vania.
"Sesekali di buat istimewa ngga papa kan." Vania mengangguk.
"Tapi biasanya makan malam ya makan malam aja, ngga pake tutup mata segala."
"Ini spesial sayang."
Ceklek
Semua orang terlonjak saat melihat Rasya dan Vania masuk. Rasya langsung meminta semua orang untuk diam.
"Udah sampai?" Tanya Vania.
"Belum, sebentar lagi." Ucap Rasya.
Rasya memberi kode pada Kirana untuk membawa Vania ke ruang ganti dan membantu Vania menyiapkan diri.
"Jangan di buka sampe aku dateng, oke." Vania mengangguk.
Perlahan Rasya melepas pegangannya dari tangan Vania.
"Loh Sya, mau kemana? Sya, ..." Vania meraba-raba Ke sekitar.
Hup
"Sekarang lo ikut gue, oke" Ucapnya, Vania merasa tidak asing dengan suara itu dan mulai mengingat-ingat.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect BoyFriend
RomanceCinta itu suatu hal yang tabu, tak nampak, tak bisa di sentuh, tak tau juga seperti apa, tak dapat di jelaskan dengan kata-kata bukan? tapi dapat di rasakan oleh hati. Begitupun cintaku, aku tau cintaku tak dapat terlihat oleh mu, karena memang tak...