MPB'82

1.9K 96 6
                                        

Happy Reading
💕
***





Keadaan Kirana mulai membaik setelah sadar, walau ia belum di izinkan pulang dan masih harus di rawat beberapa hari lagi.

"Kiki Im back." Ucap Vania saat memasuki ruangan Kirana.

"Siang Bunda." Vania langsung memeluk Bunda.

"Berisik Dev ish." Ucap Kirana.

"Hehe, maaf kebiasaan kalau ketemu lo." Vania hanya nyengir kuda lalu duduk di pinggir ranjang Kirana.

"Gue kangen sama lo." Vania langsung memeluk Kirana dengan erat.

"Iya, gue juga de." Jawab Kirana sembari mengusap-usap lengan Vania.

"Dapet salam dari Rika sama Lidia, katanya mereka bakal kesini nanti nanti sore, ada les dulu." Kirana hanya mengangguk.



Ceklek



"Hi ki." Panggil Vano saat baru memasuki ruangan Kirana, Vania hanya menyenggol-nyenggo Kirana.

"Loh Dek, di sini juga?" Tanya Vano pada Vania.

"Sini Nak masuk." Ucap Bunda.

"Iya Bunda." Jawab Vano.

"Ya di sini lah mau dimana?" Tanya Vania.

"Ya kakak kira keluar sama Devan." Vania langsung melirik tajam ke arah Vano, Vano hanya mengalihkan pandangannya ke segala arah.

"Faham deh faham Vania, Kak Vano mau Vania pergi kan, biar bisa berduaan sama Kiki."

"Apaan sih De ih." Kirana langsung menyenggol lengan Vania dengan kencang, Vania hanya tertawa.

"Bunda kita di usir." Vania melirik Bunda, Bunda hanya tertawa kecil.

"Ciee mukanya merah cie." Ledek Vania.

"Diem ga De!" Decak Kirana.

"Iya dehh calon kakak ipar." Ucapan Vania langsung membuat Vano dan Kirana terdiam.

"Bunda, keluar yu temenin Vania cari makan." Ucap Vania sambil mengedip kan matanya pada Bunda.

Bunda yang faham langsung bangkit menghampiri Vania, Vania pun menggandeng tangan Bunda dan membawa Bunda keluar meninggalkan Vano dan Kirana.

Vano pun duduk di bangku samping ranjang Kirana.

"Gimana keadaan kamu sekarang?" Tanya Vano. Kirana mengernyitkan alisnya, karena tidak biasanya Vano memanggil dengan sebutan kamu, Vano lebih sering menyebut nama atau lo gue seperti panggilannya pada yang lain.

"Udah mendingan ko kak." Ucap Kirana.

"Oh iya kata Deva, kakak sering kesini ya nungguin aku, makasih Kak, jadi ngerepotin." Vano langsung terdiam.



'adek nyebelin, pake di bilangin ke orangnya, kan jadi malu guenya.' batin Vano.



"Ah ngga juga ko Ki, Vania lebih sering di sini temenin Bunda mu."

Suasana pun menjadi canggung, tidak ada lagi pembicaraan antara mereka, mereka hanya saling diam, sesekali Kirana memainkan jarinya sembari mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan, begitu pun Vano yang hanya memainkan sebuah pulpen di jarinya.

"Hmm Ki, aku mau ngomong."

"Ngomong aja Kak, ngga ada yang larang kok." Jawab Kirana.

"Aku suka sama kamu." Ucap Vano tiba-tiba sontak membuat Kirana membulatkan matanya, mukanya memanas mendengar pengakuan Vano.

Kirana dan Vano belum resmi pacaran di malam perpisahan saat itu, Vano masih sangat takut mengungkapkan perasaannya terlebih dengan ia yang masih harus fokus terhadap Vania.

My Perfect BoyFriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang