MPB'43

3K 139 5
                                    

Happy Reading
💕
***





Ckieeeettt





Pintu ruangan terbuka, spontan Rasya sedikit menoleh ke belakang ke arah pintu, di lihatnya Oma dan Bunda yang baru memasuki ruangan.


"Gimana keadaannya?" Tanya Oma.

"Udah ngga papa Oma, udah ceria lagi." Jawab Rasya, Oma pun tersenyum.

"Kok posisi tidurnya kaya gitu sih." Tanya Bunda.

"Udah biasa kaya gitu, kalau mood Vania lagi jelek atau sakit pasti tidurnya kaya gitu sama Rasya." Jelas Oma.

"Kalau udah nyenyak baringin aja sayang, kasian kamunya pegel." Ucap Bunda pada Rasya.

"Ngga papa Bunda, nanti kalau bangun malah repot semua." Jelas Rasya.

"Emang kenapa?" Tanya Bunda.

"Karena tidurnya keganggu nanti Vania rewel seharian ke Rasya, katanya kalau dia lagi sakit atau mood jelek Rasya ngga boleh pergi, makannya tidurnya kaya gitu ke Rasya, soalnya kalau sampe pas bangun Rasya ngga ada nanti dia nangis seharian sampe Rasya balik lagi, jadi mending kaya gitu aja sampe dia bangun sendiri, dari pada semua orang dapet masalah." Jelas Oma yang kemudian di jawab sedikit tawa oleh Rasya.

"Manjanya anak ini sama Rasya."

"Iya begitulah, Rasya yang selama ini selalu ada buat Vania, jadi Vania nempel banget ke Rasya, sehari aja di tinggal Rasya tanpa kabar, Vania bisa nangis seharian dan ngga mau ngomong sama siapa pun sebelum Rasya dateng buat tenangin dia." Jelas Oma.

"Makasih Rasya." Ucap bunda, Rasya hanya tersenyum sambil terus mengelus rambut Vania.






Ckieettt






Vano masuk dengan membawa sekantung ice cream di tangannya

"Yah malah tidur." Ucap Vano.

"Masih lemes kayanya dia." Jawab Bunda






Mereka pun mengobrol dengan Rasya yang masih terus memeluk Vania sembari mengusap kepalanya, Vania tidak akan bangun seberisik apa pun keadannya jika tidur di pelukan Rasya.

"Mau sampe kapan lo begitu, ngga pegel apa?" Ejek Vano.

"Sampe dia bangun lah, ..." Jawab Rasya.

"Kalau bangunnya entar malem, gimana?" Tanya Vano.

"Dia pernah seharian posisi kaya gitu waktu Vania demam tinggi, sampe pas makan aja Oma yang suapin takut Vania bangun." Jawab Oma.

Bunda dan Vano hanya membulatkan matanya kaget. Bunda tak menyangka Rasya melakukannya sampai sejauh itu.

"Wah bro ngga salah Vania milih lo, be strong man." Ucap Vano sambil menepuk pundak Rasya.

"Duhh, ... dia ngerepotin sekali ya." Ucap Bunda.

"Ngga papa ko Bun, Rasya seneng kalau Vania bisa tenang kalau ada Rasya." Ucap Rasya.

"Aku juga seneng kalau ada kamu, apa lagi di pelukan kamu." Ucap Vania parau.

"Eh udah bangun." Rasya.

Vania melepas tautan tangannya pada Rasya dan menyandarkan dirinya ke ranjang yang sedikit di berdirikan oleh Rasya.

"Halo Oma, halo Bunda, hai Abang ganteng." Ucap Vania.

"Hai sayang." Jawab Oma, Bunda hanya tersenyum.

"Iceva aku mana Bang?" Tanya Vania.

"Yaelah Dek kirain udah lupa, udah di tinggal tidur juga." Ejek Vano.

My Perfect BoyFriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang