MPB'79

1.7K 108 12
                                    

Happy Reading
💕
***




   

"Gue keluar dulu, mungkin vania ngga nyaman."

Vano pun keluar ruangan, dengan sebelumnya menatap lamat-lamat wajah Vania yang tertunduk seakan menghindarinya.

"Coba cerita hmm, ... pelan-pelan aja." Bujuk Rasya, sembari mengusap lembut puncak kepala Vania.

"Aku ngga mau liat dia." Vania mulai terisak.

"Kenapa? Apa salah Vano?" Tanya Rasya mencium lembut kepala Vania, Vania menggeleng pasti.

"Kak Vano ngga salah, tapi ... Hikz hikz. " Vania mendekap erat tangan Rasya.

"Sstt, ... udah ngga papa ngga usah di lanjutin ya. " Rasya mendekap Vania.

Vania kembali terlelap di pangkuan Rasya.

Sorenya Oma, Bunda dan Vano menjenguk Vania, Vania masih terlelap, obat bius masih sangat bekerja padanya.

"Kenapa bisa gini sayang." Oma mengusap lembut kepala Vania sembari duduk di tepi ranjang.

"Dia belum bisa cerita Oma." Ucap Rasya.

"Ya udah ngga papa, jangan di paksa." Ucap Oma.

"Ya udah Oma sama Bunda mau cari makanan dulu sebentar, kamu pasti belum makan kan duduk di sini dari pagi." Ucap Oma.

"Nitip iceva Oma, takutnya nanti Vania minta." Ucap Rasya.

Oma pun mengangguk, Bunda dan Oma menghilang di balik pintu.

"Van..." Panggil Rasya.

"Hmmm." Jawab Vano yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Ngga tau kenapa gue ngerasa orang yang lakuin hal ini sama Vania ada hubungannya sama lo." Ucapan Rasya membuat vano langsung menghentikan kegiatannya.

"Maksud lo?"

"Vania nangis pas lo dateng tadi, secara gak langsung dia kaget, dan kata lo waktu Vania sadar sebentar dan dia liat lo dia langsung shock kan, itu felling gue doang sih."

"Tapi gue ngga ngapa-ngapain Dev, sumpah." Ucap Vano.

"Iya gue percaya sama lo, lagian mana ada kakak yang mau celakain adeknya kan." Ucap Rasya.

"Kalau bapak mau celakain putrinya ada." Ucapan Vano seketika membuat Rasya dan Vano sama-sama bungkam dan membulatkan matanya.

"Dimana bokap lo pas lo meeting?" Tanya Rasya.

"Bokap gue ada di ruang meeting, tapi ngga ikut meeting, cuma ngawasin doang, terus waktu itu ada telfon, katanya ..." Ucapan Vano terhenti.

"Apa yang bokap lo bilang." Tanya Rasya.

"Kerja bagus." Itu yang gue denger.

"Jam berapa ?" Tanya Rasya.

"Sekitar jam 11 siang, pas gue selesai presentasi."

"Tolong cek hp gue di meja, kapan Vania terakhir telfon gue."

Vano langsung mengecek ponsel Rasya yang saat itu ada di atas meja di hadapannya.

"10.58." Ucap Vano lirih lalu perlahan menatap Rasya.

"Gue harus selidiki ini." Ucap Rasya.

"Apa mungkin bokap gue?" Tanya Vano.


Ceklek


Oma dan Bunda masuk, mereka berdua sontak langsung menoleh lalu terdiam dan mengakhiri pembicaraan mereka

My Perfect BoyFriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang