Happy Reading
💕
***"VANIA!"
Rasya menelusuri ruangan minim penerangan itu dengan terus meraba-raba tembok di sana, beberapa kali ia memanggil nama Vania, berharap ada jawaban dari panggilannya itu.
Beberapa kali bahkan lampu ruangan itu redup dan terang kembali, membuat Rasya semakin waspada, takut-takut Aldo muncul dari tempat yang tidak dapat Rasya perkirakan.
TukTuk
Tuk
Rasya masih mengetuk-ketuk tembok di sana berharap ada sebuah pintu atau semacamnya di sana yang bisa ia tembus, namun hanya tembok bata yang ia temukan sejauh ini.
'RASYA!'
Spontan Rasya langsung menoleh ke arah belakang setelah mendengar teriakan.Ia sangat mengenal suara itu, lagi pula siapa yang memanggilnya dengan nama itu selain Vania, dan siapa orang dengan nama itu di sekolah ini selain dirinya dan Vania.
Rasya pun langsung berlari ke arah suara itu berasal, tepat di belakangnya terdapat pintu yang tersamarkan dengan warna yang sama dengan tembok di sekitarnya, di tambah pencahayaan yang minim membuatnya sangat tak terlihat dan ia yakin orang-orang pun tak akan mengira jika di sana ada sebuah pintu.
Rasya menempelkan telinganya di pintu itu, berusaha memastikan jika suara itu benar-benar berasal dari sana.
DugDug
Dug
Rasya berusaha membuka pintu itu, ia yakin Vania ada di dalam sana, ia tak mungkin salah mengenali suara Vania.
Brak
Rasya akhirnya berhasil mendobrak pintu itu, di lihatnya Vania duduk di atas sebuah kursi dan Aldo yang kini tengah mendekatkan wajahnya pada Vania.
Hup
Rasya langsung menarik kerah Aldo menjauhkannya dari Vania dan membuatnya tersungkur ke belakang sehingga tubuhnya menghantam meja hingga meja itu patah karenanya.
BughBugh
Bugh
Rasya menarik kembali kerah Aldo dan langsung menghadiahi Aldo dengan hantaman di wajah dan perutnya."Berani-beraninya lo sentuh cewe gue!" Bentak Rasya.
Bugh
Rasya kembali menghadiahi Aldo dengan hantaman keras di pipinya."Bangun lo!" Bentak Rasya.
Aldo bangkit, sembari menghapus darah yang mengalir di ujung bibirnya sembari menyeringai.
"Gue udah peringatin lo kan! Jangan lo sentuh cewe gue! Tapi ternyata telinga lo sama sekali gak berfungsi dengan baik ya."
Hup
Brak
Rasya mendorong Aldo ke arah tumpukan kursi dan membuat beberapa susun kursi berjatuhan, menimpa Aldo.Aldo hanya tersenyum licik sembari menyingkirkan kayu-kayu itu dari dirinya.
Terlihat dada Rasya yang naik dan turun, dengan wajah yang memerah menahan amarah.
Cih
"Dia udah jadi milik gue." Aldo bangkit dan kembali menyeringai sembari menatap Vania.Rasya melirik Vania, Vania menggeleng pasti, dengan air mata yang terus mengalir setelah Rasya menemukannya.
Hatinya sedikit lega melihat Rasya ada di sini, tapi ia tidak menyukai Rasya yang seperti ini.
Rasya kembali menarik kerah Aldo dan memukulnya beberapa kali, di wajah, perut dan kakinya.
Brak
Rasya mendorong Aldo sampai ia jatuh di atas meja dan kursi yang kini benar-benar hancur berantakan.
Hup
"Tahan diri lo." Ucap Vano yang kini menahan Rasya yang hendak kembali menghampiri Aldo
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect BoyFriend
RomanceCinta itu suatu hal yang tabu, tak nampak, tak bisa di sentuh, tak tau juga seperti apa, tak dapat di jelaskan dengan kata-kata bukan? tapi dapat di rasakan oleh hati. Begitupun cintaku, aku tau cintaku tak dapat terlihat oleh mu, karena memang tak...