Typo bertebaran
Happy Reading
💕
***
"Oy anak baru." Vania menolehVania sedang di perjalanan menuju kelasnya, selesai menjalankan tugas dari senior untuk mencari buku yang ada di perpustakaan untuk kemudian di teliti bersama teman satu kelompok.
"Lo inget kan, gue masih punya perhitungan sama lo." Ucap Laras.
"Maksudnya?"
"Mulai hari ini, lo jauhin Dev, atau hidup lo ngga akan pernah tenang, oke anak manis." Ancam Laras.
"Lagian siapa juga sih yang deketin Kak Dev?" Bela Vania.
'Ya gak deketin, emang udah deket kan.' Vania sedikit menerawang lalu mengangkat bahunya.
"Jangan kira gue ngga tau ya, camkan baik-baik apa yang gue bilang sama lo, selama ini, oke."
Laras merebut buku yang ada di pelukan Vania dan
Byurrr....
"Kakak apaan sih, jadi basah kan nih bukunya." Keluh Vania yang dengan secepat kilat mengambil buku di dalam air.Laras memasukan buku yang Vania bawa ke dalam Ember yang terisi penuh oleh air di sampingnya.
"Ini baru permulaannya." Ucap Laras seraya pergi meninggalkan Vania yang masing mematung dengan geram memegangi buku basahnya.
"Ish!, ... Tu orang bener-bener resek banget sih!." Umpat Vania sembari menghentak-hentakkan kakinya di lantai.
"Dev, lo kenapa?" Tanya Rika yang tiba-tiba muncul.
Dengan wajah cemberut Vania menjukkan bukunya yang basah kuyup.
"Kok bisa basah gini sih?" Tanya Rika.
"Ini semua ulah nenek sihir itu, ih!, ... kesel banget gue sama itu orang, awas aja kalau ketemu lagi, issshhhh!, ..." Geram Vania.
"Selow baby, ... Nenek sihir siapa?" Tanya Rika sembari berusaha menenangkan Vania.
"Ya siapa lagi kalau bukan Wakil Ketos yang resek itu!" Kesal Vania.
"Kak Laras?"
"Ya emang ada yang lain!" Nada bicara Vania mulai meninggi.
"Selow baby, tarik nafas, jangan marah-marah, nanti keriput, ..." Ucap Rika sembari memegangi pipinya.
"Ish lu mah, tau ah!, ..." Vania pun pergi beranjak meninggalkan Rika.
"Eh eh, ... Jangan marah dong, bener kan." Rika berusaha mengejar Vania.
***
"Lo kenapa Dev?" Tanya Kirana yang melihat Vania yang tiba-tiba datang langsung menjatuhkan dirinya di bangku dengan raut wajah yang marah.
BUK
Vania melemparkan Buku basahnya ke atas meja"Tau ah, ..." Ketus Vania
Kirana dan Lidia hanya saling berpandangan.
"Dev, kok gue di tinggal sih." Rengek Rika.
"Ini ada apaan sih, lo bikin Deva marah, ni buku sampe mandi gini." Ucap Lidia sembari memegang buku dengan air yang masih menetes beberapa kali.
"Ih kok gue, Kak Laras noh, kok jadi gue." Bela Rika.
"Apa hubungannya sama Kak Laras?"
"Dia itu marah, gara-gara katanya gue deket-deket Kak Dev, terus dia cemplungin deh tuh buku ke ember, parah gak tu orang." Jelas Vania yang langsung menenggelamkan wajahnya di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect BoyFriend
RomanceCinta itu suatu hal yang tabu, tak nampak, tak bisa di sentuh, tak tau juga seperti apa, tak dapat di jelaskan dengan kata-kata bukan? tapi dapat di rasakan oleh hati. Begitupun cintaku, aku tau cintaku tak dapat terlihat oleh mu, karena memang tak...