Happy Reading
💕
***S
emakin hari banyak junior Vania yang silih berganti datang menemuinya hanya untuk memberikan sesuatu untuknya, dan kebanyakan dari barang itu adalah hal-hal yang Vania sukai.
Kebanyakan dari mereka sama sekali tak Vania kenal, beberapa Vania hanya tau wajahnya, tapi tidak dengan nama, atau alasan mereka melakukan ini.
Setiap kali di tanya alasan mereka memberi semua itu, mereka hanya menjawab 'iseng aja kak.' atau 'soalnya kakak baik sama kita.' dan Vania tidak pernah puas dengan semua jawaban itu.
Sebelum Vania benar-benar puas dengan jawabannya mereka selalu langsung berlalu pergi.
Seperti hari ini, sudah ada 3 orang yang datang menemui Vania dengan membawa hadiah dalam kotak dengan warna berbeda, berisikan liontin kecil, beberapa bunga kering, dan hiasan rambut.
Entah kenapa semua pemberian mereka selalu hal-hal seperti ini.
"Udah menuhin berapa lemari? " Tanya Kirana.
Vania hanya melirik ke arah Kirana sesaat, lalu menutup ketiga kotak yang kini ada di hadapannya.
"Gue makin gak paham deh, ini sebenernya ada apa?" Ucap Vania.
"Itu artinya banyak orang yang sayang sama lo. " Ucap Rika.
"Ya, ... Ya oke, tapi kan kenapa harus gue? Kakak senior mereka di sini kan banyak, bukan cuma gue, kalian juga kan ada." Jelas Vania.
Mereka semua kompak mengangkat kedua bahunya.
"Udah dari pada pusing kantin aja yu, udah siang, laper gue." Ucap Lidia.
Mereka semua pun mengangguk setuju.
***
"Kak Deva." Panggil salah seorang siswi dari arah belakang mereka yang spontan membuat mereka terhenti dan langsung menoleh.
Fiuuuhhhhh
Terlihat seorang siswi itu menghela nafas sembari memegangi lututnya kelelahan."Kamu ngga papa?" Tanya Vania sembari menghampiri anak itu dan mengusap lembut pundaknya.
"Ngga papa Kak, aku dari tadi nyariin kakak." Vania terdiam lalu mengangkat 1 alisnya bingung.
"Nyariin aku? Kenapa?" Tanya Vania.
"Nih, ada titipan buat kakak." Ucapnya sembari menyodorkan sebuah surat berwarna hijau muda.
"Dari siapa?" Tanya Vania, gadis itu tampak dia dan berfikir sejenak.
"Ahmmmm, .... " Gadis itu mulai menerawang.
"Cowok, tinggi, ahmmm, ... putih." Ucap gadis itu sembari mengangkat tangannya dan menutup satu persatu jarinya saat menunjukan ciri-ciri orang itu, Vania mulai di buat bingung dengan ocehannya yang semakin membuat bingung.
"Oke tarik nafas dulu, pelan-pelan ngomongnya." Ucap Vania.
Fiuhhhhhh
Ia tampak menarik nafas panjang dan dalam lalu menghembuskannnya, Vania dkk hanya tertawa kecil melihat tingkahnya."Pokoknya katanya ini penting." Lanjutnya, Vania hanya mengangguk perlahan.
"Ya udah Kak, aku ada kelas habis ini, duluan ya Kak." Ucapnya sembari berlari meninggalkan Vania dan melambaikan tangan dari jauh.
Vania dkk hanya tertawa setelah kepergiannya.
"Lucu banget itu anak." Ucap Rika.
"Apa isinya?" Tanya Kirana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect BoyFriend
RomanceCinta itu suatu hal yang tabu, tak nampak, tak bisa di sentuh, tak tau juga seperti apa, tak dapat di jelaskan dengan kata-kata bukan? tapi dapat di rasakan oleh hati. Begitupun cintaku, aku tau cintaku tak dapat terlihat oleh mu, karena memang tak...