MPB'9

5.6K 260 6
                                    

Hi welcome back...




Happy Reading
💕
***

"Akhirnya ke kelas juga, terbebas dari siksa matahari." Ucap Vania senang.

Saat ini jam istirahat ke 2, semua siswa baru bebas melakukan apa pun yang mereka mau sampe 1 jam ke depan termasuk makan, melaksanakan ibadah dan lainnya.

"Hai anak baru." Panggil seseorang dari luar kelas.

Vania yang saat itu tengah bersama Kirana langsung menoleh.

"Boleh kenalan ngga? Devania kan?" Tanyanya seraya masuk ke dalam kelas mendekati Vania.

"Iya kak." Ucap Vania malas.

'SKSD deh ni senior, pake cengar cengir segala.' batin vania.

"Aku Haikal." Ucapnya. Vania hanya tersenyum tipis.

"Kalau gue Amar." Ucap salah seorang lainnya yang langsung menjulurkan tangan ke arah Kirana.

"O ohh, .... he hee iya ka." Jawab Kirana bingung.
  
  
Dug

Dug

Dug
  
  
Suara langkah kaki terdengar memburu dari lorong luar kelas, beberapa orang berlarian di sana.

"Vano lo mau kemana woy, tungguin gue." Teriak seorang pria dari luar kelas sembari berlari.

Spontan Vania mendongakkan kepalanya ke luar jendela, terlihat seorang pria di depan yang berjalan terburu-buru di ikuti seorang pria lainnya yang sedari tadi meneriakinya. Mereka berdua menggunakan name tag panitia.

'Vano? Dia....' Vania mulai berkutat dengan fikirannya sendiri.

"Devano kenapa tuh Kal." Tanya Amar, sontak vania langsung memandang Amar.

"Ngga tau." Haikal hanya mengangkat kedua bahunya.

'Devano' Vania membulatkan matanya.

Haikal dan Amar keluar kelas Vania dan langsung ikut berlari mengikuti 2 lelaki itu.

'Berarti pria itu?'

Dengan spontan Vania keluar dan ikut berlari di belakang mereka.

"Dev, Dev, mau kemana?" Terdengar teriakan Kirana, namun​ tak Vania hiraukan sama sekali.

"Loh loh Dev mau kemana?" Tanya Lidia saat hendak masuk ke kelas.

"Ki, Deva mau kemana?" Tanya Rika.

"Au, gue aja bingung." Ucap kirana sambil mengangkat bahunya.
 
   --
  
  
Vania berhenti di suatu ruangan yang pintunya terbuka lebar di lihatnya semua orang sedang sibuk menangani siswa baru yang pingsan karena terlalu lama di jemur di lapangan saat melihat demo ekskul tadi.

"Vano, lo tanganin yang di sana" teriak seseorang, spontan Vania mengikuti pandangannya, dan benar saja itu Vano, Devano Anata, kakak Vania yang sangat Vania rindukan.

'Kak Vano, Ana kangen.' batin Vania pedih.

'Pantas saja wajahnya terlihat tidak asing untukku.' Batin Vania miris.

Vania mulai menahan tangis namun air mata sudah sampai di pelupuk matanya. Seseorang menabraknya dari arah belakang saat Vania hendak berbalik untuk pergi.

"Sorry gue gak ..." Ucapan pria itu berhenti saat melihat air mata yang menggenang di mata Vania.

Vania spontan mengapus air matanya yang terlanjur jatuh di pipinya.

My Perfect BoyFriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang