MPB'40

3K 138 4
                                    

Typo bertebaran guys🤭





Happy Reading
💕
***





D

ug

Dug

Dug





BRAK




"VANIA!!"
"SAYANG!!"
"DEK!!"





Teriak 3 orang yang masuk bersamaan ke kamarnya, gadis itu masih terlelap, karena dia begadang semalaman karena mengerjakan tugas sekolah di tambah beberapa berkas kantor yang mesti ia baca dan ia setujui.

"Euughhhh apaan sih." Jawabnya parau dengan masih menutup mata dan menarik kembali selimutnya.

"Bangun sayang, .. hei, ..." Tepuk Rasya pada pipi Vania.

"Bangun gak lo." Vano langsung menarik selimut Vania, dan menarik kedua tangan Vania dan mendudukan Vania di atas tempat tidur.

"Apaan sih pagi-pagi berisik, ini kan minggu." Celoteh Vania.

"Jelasin sama gue apa yang lo lakuin ke Harrish dan Axsa Corporation?" Tanya Vano dengan raut muka yang tak bisa di baca.

"Emang mereka kenapa hmmm?" Tanya Vania masih mencoba mengumpulkan nyawanya yang masih bertebaran di alam mimpi.

Saham Harrish Corp dan Axsa Corp nilainya mulai menurun 1 bulan terakhir, padahal perusahaan mereka terbilang sedang di atas, tapi entah apa yang menyebabkan nilai saham mulai merosot, dan membuat investor mundur perlahan dan menarik saham mereka dari kedua perusahaan.

"Ngga usah pura-pura ngga tau deh, nilai saham kita turun, dan secara bersamaan nilai saham Axsa juga merosot, ini kelakuan lo kan?" Marah Vano.

"Hmmppp, ... bagus dong." Ucap Vania sembari meregangkan ototnya.

"VANIA !!!" Teriak vano.

"Ish bentar cuci muka dulu." Vania beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.






Tak lama.

"Oke jelasin ke gue, apa masalah kalian?" Kini Vania sudah duduk di sofa sudut ruangan kamarnya.

Sedangkan Vano, Rasya dan Leo mendudukan dirinya di ujung ranjang Vania.

"Nilai sahan Harrish Corp turun drastis, kamu liat?" Ucap Leo sambil memperlihatkan kurva penurunan nilai saham Harrish Corp.

"Axsa juga sayang, ..." Ucap Rasya sambil menunjukan hal yang sama.

"Terus hubungannya sama gue apaan?" Tanya Vania.

"Ini ulah lo kan?" Tanya Vano.

"Apa alasan kalian nuduh aku?" Ucap Vania.

"Soalnya cuma lo yang bakal lakuin hal ini ke perusahaan kita, pake barengan gini, jelas lah." Ucap Vano.

"Gini ya sayang, kamu boleh dehh benci sama keluarga kita, tapi jangan gini dong, nanti kalau perusahaan papa bangkrut, kamu makan apa kalau kita nikah nanti." Ucap Rasya.

"Ih lo mah." Vano menoyor kepala Rasya.

"Aduhh, ... emang bener kan." Ucap Rasya yang di sambut tatapan tajam dari Vano, sedangkan Rasya hanya menyeringai.

"Gini ya abang-abang Vania yang ganteng, dan juga tunangan Vania yang ganteng, itu ngga ada hubungannya sama aku, aku aja nggak ngapa-ngapain, suer deh." ucap Vania seraya memperlihatkan jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Ya emang lagi sial aja kali itu si Harrish sama Axsa nya." Ucap Vania sembati berjalan ke depan nakas dan mengambil segelas air di sana dan menengguknya.

My Perfect BoyFriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang