MPB'38

3K 134 8
                                        

Happy Reading
💕
****










"Huaaaa ulangan tadi susah banget." Rengek Lidia.

"Mana Bu Helena liatin gue mulu, mau minjem penghapus aja susah banget jadinya." Keluh Rika.

"Sama, berasa Bu Helena itu ada si samping gue mulu tau gak" sambung Kirana.

"Mana ngga belajar." Lanjut Vania.

"Tapi lo mah enak, orang dari sananya udah pinter Dev." Ucap Rika.

"Ya sama aja orang dadakan terus gak belajar, keder juga gue." Ucap Vania.

"Haaaahhhhh." Ucap mereka bersamaan sembari menenggelamkan wajah mereka di meja

Mereka ber 4 sedang duduk bangku ujung kantin seperti biasa, tempat favorit Vania dan teman-temannya.

Bu Helena mengadakan ulangan dadakan hari ini, dengan 40 soal pilihan ganda dan 10 soal essay yang 1 soalnya bisa 1 halaman kertas folio jawabannya. itu membuat satu kelas berhasil di buat pusing.

"Kita gabung ya." Ucap salah seorang pria yang mereka tau pasti itu adalah suara Vano.

"Hmmm." Deham mereka semua.

"Lah kalian pada kenapa?" Tanya Haikal.

"Pusing, habis ulangan dadakan." Jawab Rika seraya bangkit membenarkan posisi duduknya, di ikuti Kirana dan Lidia yang mulai bangkit, tapi Vania masih saja tak beranjak dari posisi nya.

"Makannya belajar walau ngga ada ulangan, jadi kalau ada ulangan dadakan ngga bingung gini kan." Ucap Rasya sembari mengusap lembut rambut Vania.

Sontak Vania bangkit terkejut begitupun teman-teman Rasya yang langsung memandang Rasya dengan aneh.

"Ish jangan gitu." Keluh Vania sembari menutupi kepalanya sedangkan tangan Rasya masih mengarah ke kepala Vania dan mematung.

"Lo pada kenapa pada melototin gue?" Tanya Rasya sembari memandang wajah semua temannya yang terlihat heran dan bingung.

"Itu kata-kata terpanjang lo yang pernah gue denger." Ucap Amar sembari menggeleng- gelengkan kepalanya.

"Mister ice kita kan udah mencair." Ledek Vano.

Seketika semuanya tertawa.




BRAK




"Sayang kok kamu di sini sih." Ucap Lisa.

"Selow kali nggak usah pake gebrak-gebrak meja." Ucap Kirana.

"Diem lo!" Bentak Laras

"Sayang ayo duduk sama aku di sana." Ajak Lisa pada Vano sembari menarik-narik lengan Vano.

"Ogah, ngga usah pake sayang-sayang, gue geli sama lo." Ucap Vano.

"Ihh emang aku ulet bulu apa?" Ucap Lisa.

"Bukan, lo itu ular berbisa." Jawab Vano.

"Heh cewe aneh." Ucap Lisa.

"Woy gue ngomong sama lo!" Ucap Lisa.

Vania celingukan. "Lo ngomong sama gue?" Tanya Vania sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Ya iyalah, masa gue ngomong sama setan." Jawab Lisa.

"Ya mana tau kan." Jawab Rika.

"Gini ya, kenapa sih lo ngintilin mulu cowo gue." Ucap Lisa.

"Gue bukan cowo lo." Jawab Vano.

"Nah, jadi lo nggak ada hak dong buat larang-larang gue, mending lo pergi dehh, gue lagi nggak mood debat." Jawab Vania.

"Cewek kaya dia mah harusnya di kasih pelajaran Lis, bukan omong doang." Ucap Laras yang tiba-tiba datang membawa kantung yang entah isinya apa.

My Perfect BoyFriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang